Surah al-Ikhlash 112 ~ Tafsir Ibni ‘Abbas

Dari Buku:
Tafsir Ibnu ‘Abbas
(Kumpulan Tafsir bil-ma’tsur dari Riwayat Ibnu ‘Abbas)
Judul Asli: Al-Musamma Shahifah ‘Ali ibn Abi Thalhah ‘an Ibni ‘Abbas fi Tafsir al-Qur’an al-Karim
Oleh: ‘Ali bin Abu Thalhah

Penerjemah: Muhyiddin Mas Rida, Muhammad Rana Manggal, Khalid al-Sharih
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Tafsir Surah al-Ikhlāsh

 

[1456]. Firman Allah ta‘ālā: (اللهُ الصَّمَدُ) “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (30921).

Dia berkata: “Pemilik Yang Maha Sempurna dalam kedudukan-Nya, Yang Maha Mulia Yang Maha Sempurna dalam kemuliaannya, Yang Maha Agung Yang Maha Sempurna dalam keagungannya, Yang Maha Pemurah Yang Maha Sempurna dalam kemurahan-Nya, Yang Maha Kaya Yang Maha Sempurna dalam kekayaan-Nya, Yang Maha Kuasa Yang Maha Sempurna dalam kekuasaan-Nya, Yang Maha Mengetahui Yang Maha Sempurna dalam pengetahuan-Nya, Yang Maha BijaksanaYang Maha Sempurna dalam kebijaksanaan-Nya. Dialah Yang Maha Sempurna dalam berbagai macam kemuliaan dan kedudukan. Dialah Allah s.w.t. Inilah sifat-Nya, tidak satu pun (sifat-Nya) yang lebih pantas (disandarkan) kecuali kepada-Nya.” (30932).

[1457]. Firman Allah ta‘ālā: (وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ) “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (30943).

Dia berkata: “Maksudnya adalah, tiada sesuatu pun yang menyerupai Dia, Maha Suci Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (30954).

 

Catatan:


  1. 3092). Al-Ikhlāsh (112): 2. 
  2. 3093). Diriwayatkan oleh ath-Thabarī dalam Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta‘wīli Āy-il-Qur’ān (jld. 30, h. 223) dengan sanad-nya, dia berkata: ‘Alī menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū Shāliḥ menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu‘āwiyah menceritakan kepadaku dari ‘Alī bin Abī Thalḥah, dari Ibnu ‘Abbās. Al-Baihaqī meriwayatkannya dalam al-Asmā’u wash-Shifāt (h. 78) secara maushūl dengan atsar setelahnya dengan sanad-nya, dia berkata: Abū Zakariyā bin Abū Isḥaq-il-Muzakkī mengabarkan kepada kami, Abul-Ḥasan Aḥmad bin Muḥammad bin ‘Abdus ????? ath-Tharā’ifi mengabarkan kami, ‘Utsmān bin Sa‘īd-id-Dārimī menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Shāliḥ menceritakan kepada kami dari Mu‘āwiyah bin Shāliḥ, dari ‘Alī bin Abī Thalḥah, dari Ibnu ‘Abbās. Ibnu Katsīr menyatakannya dalam Tafsīr-ul-Qur’ān-il-‘Azhīm (jld. 8, h. 547) secara maushūl dengan atsar setelahnya. As-Suyuthī menyatakannya dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (jld. 6, h. 547) secara maushūl dengan atsar setelahnya. Ia menisbatkannya kepada Ibn-ul-Mundzir, Ibnu Abī Ḥātim, Abū Syaibah dalam al-‘Azhamah, dan al-Baihaqī dalam al-Asmā’u wash-Shifāt melalui ‘Alī, dari Ibnu ‘Abbās. As-Suyuthī menyatakannya dalam al-Itqān (jld. 2, h. 57) dengan lafazh (الصَّمَدُ) (Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu). Dia berkata: “(Yaitu) pemilik Yang Maha Sempurna dalam kedudukan-Nya.” 
  3. 3094). Al-Ikhlāsh (112): 4. 
  4. 3095). Diriwayatkan oleh ath-Thabarī dalam Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta‘wīli Āy-il-Qur’ān (jld. 30, h. 224) dengan sanad yang sama pada atsar sebelumnya. Al-Baihaqī meriwayatkannya dalam al-Asmā’u wash-Shifāt (h. 78) secara maushūl dengan atsar setelahnya. Ibnu Katsīr menyatakannya dalam Tafsīr-ul-Qur’ān-il-‘Azhīm (jld. 8, h. 547) secara maushūl dengan atsar sebelumnya. As-Suyuthī menyatakannya dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (jld. 6, h. 547) secara maushūl dengan atsar sebelumnya. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *