Ayat 11-17: Membicarakan tentang orang-orang munāfiq yang bersekutu dengan orang-orang Yahūdī untuk menentang kaum muslimīn, membuka kedok kaum munāfiq dan bagaimana keadaan mereka seperti syaithān yang membujuk manusia untuk kufur dan berbuat kesesesatan setelah itu ditinggalkannya.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِيْنَ نَافَقُوْا يَقُوْلُوْنَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَ لَا نُطِيْعُ فِيْكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَ إِنْ قُوْتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَ اللهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُوْنَ.
- (1857) Apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang munāfiq yang berkata kepada saudarasaudaranya yang kafir di antara Ahli Kitāb (1858): “Sungguh, jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu.” Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta (1859).
لَئِنْ أُخْرِجُوْا لَا يَخْرُجُوْنَ مَعَهُمْ وَ لَئِنْ قُوْتِلُوْا لَا يَنْصُرُوْنَهُمْ وَ لَئِنْ نَّصَرُوْهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُوْنَ.
- Sungguh, jika mereka diusir, orang-orang munāfiq itu tidak akan keluar bersama mereka (1860), dan jika mereka diperangi, mereka (juga) tidak akan menolongnya (1861); dan kalau pun mereka menolongnya (1862) pastilah mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka (1863) tidak akan mendapat pertolongan.
لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنَ اللهِ ذلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ.
- (1864) Sesungguhnya dalam hati mereka (orang-orang munāfiq), kamu (muslimīn) lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti (1865).
لَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا إِلَّا فِيْ قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ. تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَ قُلُوْبُهُمْ شَتَّى ذلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَ.
- Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok (1866). Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka berpecah belah (1867). Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti (1868).
كَمَثَلِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَرِيْبًا ذَاقُوْا وَ بَالَ أَمْرِهِمْ وَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ.
- (Perumpamaan mereka) (1869) seperti orang-orang yang sebelum mereka (1870) yang belum lama berselang, mereka telah merasakan akibat buruk (terusir) (1871) disebabkan perbuatan mereka sendiri. Dan mereka akan mendapat ‘adzāb yang pedih.
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّيْ بَرِيْءٌ مِّنْكَ إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
- (Bujukan orang-orang munāfiq itu) seperti (bujukan) syaithān ketika ia berkata kepada manusia (1872): “Kafirlah kamu!” Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir, ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam (1873).”
فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيْهَا وَ ذلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِيْنَ.
- Maka kesudahan bagi keduanya (1874), bahwa keduanya masuk ke dalam neraka (1875), kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zhālim (1876).
Ayat 18-20: Mengingatkan kaum mu’min dengan hari Kiamat, dan menjelaskan perbedaan antara penghuni surga dan penghuni neraka.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ لْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَ اتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.
- (1877) Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwālah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
وَ لَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُوْلئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ.
- Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri (1878). Mereka itulah orang-orang yang fāsiq (1879).
لَا يَسْتَوِيْ أَصْحَابُ النَّارِ وَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُوْنَ.
- Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan (1880).
Ayat 21-24: Menerangkan tentang keagungan al-Qur’ān, menyucikan Allah subḥānahu wa ta‘ālā dari sifat-sifat kekurangan dan menyebutkan beberapa al-Asmā’-ul-Ḥusnā dan sifat-sifatNya Yang Tinggi.
لَوْ أَنْزَلْنَا هذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ تِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ.
- (1881) Sekiranya Kami turunkan al-Qur’ān ini kepada sebuah gunung (1882), pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir.
هُوَ اللهُ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ.
- (1883) Dialah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. (1884) Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
هُوَ اللهُ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ.
- Dialah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. Maha Raja, Yang Mahasuci (1885), Yang Mahasejahtera (1886), Yang Memberikan keamanan (1887), Yang Maha Mengawasi, Yang Mahaperkasa (1888), Yang Mahakuasa (1889), Yang memiliki segala keagungan (1890). Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan (1891).
هُوَ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ.
- Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa (1892). Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (1894).
Selesai tafsir surah al-Ḥasyr dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi Rabb-il-‘ālamīn.