Surah al-Haqqah 69 ~ Tafsir Muyassar

TAFSIR MUYASSAR

Oleh: Para Penyusun:
Dr. Hikmat Basyir
Dr. Hazim Haidar
Dr. Mushthafa Muslim
Dr. Abdul Aziz Isma‘il

Dikaji Ulang Oleh Sejumlah Ulama, di Bawah Arahan:
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh

Penerjemah:
Muhammad Ashim, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Penerbit: DARUL HAQ

Surat ke-069

AL-ḤĀQQAH (Hari Kiamat)

Makkiyyah – 52 Ayat

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

KEPASTIAN ADANYA HARI KIAMAT

Orang-orang yang Mendustakan Kebenaran Pasti Binasa.

الْحَاقَّةُ.

69: 1. Hari Kiamat, (4091).

Hari Kiamat adalah hari yang pasti terjadi, padanya janji dan ancaman akan terbukti.

مَا الْحَاقَّةُ.

69: 2. apakah Hari Kiamat itu?

Apakah Hari Kiamat yang pasti terjadi itu? Bagaimana sifat dan keadaannya?

وَ مَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ.

69: 3. Dan tahukah kamu apakah Hari Kiamat itu?

Apakah ada yang memberitahumu, wahai Rasūl, dan mengenalkanmu tentang hakikat Hari Kiamat, dan menjelaskan untukmu ketakutan dan kedahsyatannya?

كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ وَ عَادٌ بِالْقَارِعَةِ.

69: 4. Kaum Tsamūd dan ‘Ād telah mendustakan Hari Kiamat. (4102)

Kaum Tsamūd, yaitu kaum Nabi Shāliḥ a.s., dan kaum ‘Ād, yaitu kaum Nabi Hūd a.s., telah mendustakan Hari Kiamat yang kengeriannya menggetarkan hati manusia.

فَأَمَّا ثَمُوْدُ فَأُهْلِكُوْا بِالطَّاغِيَةِ.

69: 5. Maka adapun kaum Tsamūd, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras,

Kaum Tsamūd dibinasakan dengan suara teriakan menggelegar yang kerasnya melewati batas.

وَ أَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ.

69: 6. sedangkan kaum ‘Ād, mereka telah dibinasakan dengan angin yang kencang yang sangat dingin,

Kaum ‘Ād dibinasakan dengan angin dingin yang kencang.

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ.

69: 7. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ād pada waktu itu mati bergelimpangan batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).

Allah mengirimkannya kepada mereka selama 7 malam dan 8 hari terus-menerus, tidak berhenti tidak terputus. Kamu melihat mereka di hari-hari dan malam-malam tersebut mati seolah-olah mereka adalah pangkal pohon kurma yang teronggok yang rapuh bagian dalamnya.

فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِّنْ بَاقِيَةٍ.

69: 8. Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (4113).

Apakah kamu melihat ada yang tersisa yang selamat dari mereka?

وَ جَاءَ فِرْعَوْنُ وَ مَنْ قَبْلَهُ وَ الْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ.

69: 9. Dan (kemudian) datanglah Fir‘aun dan orang-orang yang sebelumnya (dari kaum-kaum yang kafir), dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang besar. (4124)

Lalu datanglah Thāghūt Fir‘aun, umat-umat sebelumnya yang kafir kepada para rasul mereka, dan penduduk negeri-negeri kaum Lūth yang negeri mereka dijungkirbalikkan disebabkan oleh perbuatan mungkar mereka, yaitu kekafiran, kesyirikan dan homoseksual.

فَعَصَوْا رَسُوْلَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَّابِيَةً.

69: 10. Maka mereka mendurhakai utusan Tuhan mereka, maka Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.

Setiap umat tersebut mendurhakai rasul mereka yang diutus kepada mereka, maka Allah meng‘adzab mereka dengan ‘adzab yang sangat berat.

إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ.

69: 11. Sesungguhnya ketika air naik (sampai ke gunung), Kami angkut (nenek moyang) kalian (4135) di dalam kapal,

Manakala air sudah melewati ambang batasnya, di mana ia naik dan lebih tinggi dari segala sesuatu, Kami angkut nenek moyang kalian bersama Nūḥ dalam kapal yang berjalan di atas air.

لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَ تَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ.

69: 12. agar Kami jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kalian dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.

Kami hendak menjadikan peristiwa yang padanya orang-orang beriman selamat dan orang-orang kafir tenggelam, sebagai nasihat dan pelajaran, di mana setiap pemilik telinga yang biasanya mengingat dan memahami apa yang ia dengar dari Allah akan mengingatnya.

Peristiwa-peristiwa di Waktu Terjadinya Hari Kiamat.

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّوْرِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ. وَ حُمِلَتِ الْأَرْضُ وَ الْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً. فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ. وَ انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ. وَ الْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَ يَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ. يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُوْنَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ.

69: 13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, (4146)
69: 14. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan.
69: 15. Maka pada hari itu terjadilah Hari Kiamat,
69: 16. dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh.
69: 17. Dan para malaikat berada di berbagai penjurunya (langit). Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arasy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
69: 18. Pada hari itu kalian dihadapkan (kepada Tuhan kalian), tidak ada sesuatu pun dari kalian yang tersembunyi (bagi Allah).

Manakala malaikat meniup sangkakala sekali tiupan, yaitu tiupan pertama yang disusul dengan kehancuran alam semesta, bumi dan gunung-gunung diangkat dari tempatnya lalu keduanya hancur berkeping-keping dan dihantamkan dengan sekali hantaman. Saat itulah Hari Kiamat tiba. Langit terbelah, saat itu langit lemah dan rapuh, tidak kokoh dan tidak kuat, sedangkan para malaikat ada di sisi-sisi dan penjuru-penjurunya. ‘Arasy Tuhanmu berada di atas mereka sambil dijunjung oleh 8 malaikat agung pada Hari Kiamat. Pada hari itu, kalian wahai manusia, dihadapkan kepada Allah untuk menghadapi perhitungan ‘amal dan pembalasan, tidak ada sedikit pun rahasia kalian yang samar bagi Allah.

Perhitungan ‘Amal dan Peristiwa-peristiwa Berikutnya.

فَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ فَيَقُوْلُ هَاؤُمُ اقْرَؤُوْا كِتَابِيَهْ. إِنِّيْ ظَنَنْتُ أَنِّيْ مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ. فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍ. فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍ. قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ. كُلُوْا وَ اشْرَبُوْا هَنِيْئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ.

69: 19. Adapun orang yang kitab (catatan ‘amal) nya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitab (catatan ‘amal)ku (ini)”.
69: 20. Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menemui perhitungan terhadap diriku.
69: 21. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,
69: 22. dalam surga yang tinggi,
69: 23. buah-buahannya dekat,
69: 24. (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan ni‘mat karena ‘amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”.

Barang siapa diberi kitab catatan ‘amalnya dengan tangan kanannya, maka dia berkata dengan penuh kegembiraan dan suka cita. “Ambillah dan silakan membaca kitabku. Sesungguhnya di dunia aku yakin bila aku akan mendapatkan balasanku pada Hari Kiamat, maka aku menyiapkan bekal berupa iman dan ‘amal shalih.” Dia hidup dalam keni‘matan dan diridhai di surga yang tinggi tempat dan derajatnya. Buahnya dekat, dapat dipetik oleh orang yang duduk, orang yang berdiri, serta orang yang berbaring. Dikatakan kepada mereka: “Makanlah makanan dan minumlah minuman yang bersih dari gangguan, serta selamat dari segala yang dibenci, disebabkan apa yang kalian kerjakan berupa ‘amal shalih di kehidupan dunia dahulu.”

 

وَ أَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَا لَيْتَنِيْ لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ. وَ لَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ. يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ. مَا أَغْنَى عَنِّيْ مَالِيَهْ. هَلَكَ عَنِّيْ سُلْطَانِيَهْ.

69: 25. Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata: “Alangkah baiknya kitab (catatan ‘amal)ku (ini) tidak diberikan kepadaku,
69: 26. sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitungan (‘amal)ku.
69: 27. Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu.
69: 28. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku.
69: 29. Alasanku (4157) telah hilang dariku”.

Adapun orang yang diberi kitab catatan ‘amalnya dengan tangan kirinya, dia berkata dengan penuh kesedihan dan penyesalan: “Celaka diriku, seandainya aku tidak diberi kitabku, seandainya aku tidak tahu balasanku. Seandainya kematian yang aku alami di dunia adalah akhir segala urusanku dan aku tidak dibangkitkan sesudahnya. Harta yang aku kumpulkan di dunia tidak berguna bagiku, alasanku lenyap menghilang dan aku tidak punya alasan apa pun.”

خُذُوْهُ فَغُلُّوْهُ. ثُمَّ الْجَحِيْمَ صَلُّوْهُ. ثُمَّ فِيْ سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوْهُ. إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ. وَ لَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ.

69: 30. (Allah berfirman): “Tangkaplah dia lalu belenggulah (tangannya ke leher)nya.”
69: 31. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
69: 32. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
69: 33. Sesungguhnya dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha Agung.
69: 34. Dan dia juga tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang-orang miskin.

Dikatakan kepada para malaikat penjaga Jahannam: “Ambillah penjahat penuh dosa ini, tariklah kedua tangannya ke lehernya dengan belenggu, kemudian masukkanlah dia ke dalam Neraka Jahim agar dia merasakan panasnya, kemudian ikatlah dalam rantai besi yang panjangnya 70 hasta, masukkanlah dia ke dalamnya, sesungguhnya dia tidak membenarkan bahwa Allah adalah Tuhan yang ḥaqq semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak mengamalkan petunjuk-Nya, tidak mendorong orang-orang untuk memberi makan orang-orang yang membutuhkan dari kalangan orang-orang miskin dan lainnya.”

فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيْمٌ.

69: 35. Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini.

Orang kafir ini pada Hari Kiamat tidak punya kerabat yang menolak ‘adzab darinya.

وَ لَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِيْنٍ. لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِؤُوْنَ.

69: 36. Dan tiada makanan (baginya), kecuali dari darah dan nanah.
69: 37. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.

Dia tidak punya makanan kecuali nanah penghuni neraka, yang tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang pendosa yang bersikukuh di atas kekafiran kepada Allah.

AL-QUR’ĀN BENAR-BENAR WAHYU ALLAH s.w.t.

فَلَا أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُوْنَ. وَ مَا لَا تُبْصِرُوْنَ. إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُوْلٍ كَرِيْمٍ. وَ مَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيْلًا مَا تُؤْمِنُوْنَ. وَ لَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيْلًا مَا تَذَكَّرُوْنَ. تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعَالَمِيْنَ.

69: 38. Maka Aku bersumpah demi apa yang kalian lihat,
69: 39. dan demi apa yang tidak kalian lihat,
69: 40. sesungguhnya ia (al-Qur’ān) itu benar-benar wahyu (yang diturunkan kepada) Rasūl yang mulia.
69: 41. Dan ia (al-Qur’ān) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya.
69: 42. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya.
69: 43. Ia (al-Qur’ān) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam.

Aku bersumpah dengan apa yang kalian lihat, yaitu hal-hal yang terlihat, dan juga apa yang tidak kalian lihat yang ghaib dari kalian, sesungguhnya al-Qur’ān itu adalah Firman Allah, yang dibaca oleh seorang utusan yang punya kedudukan dan keutamaan agung, ia bukan perkataan penyair seperti yang kalian tuduhkan, tetapi sedikit dari kalian yang punya pemikiran dan perenungan untuk membedakan di antara keduanya, akan tetapi ia adalah Firman Tuhan alam semesta yang Dia turunkan kepada Rasūl-Nya, Muḥammad s.a.w.

وَ لَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيْلِ. لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِيْنِ. ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِيْنَ. فَمَا مِنْكُمْ مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِيْنَ. وَ إِنَّهُ لَتَذْكِرَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ.

69: 44. Dan sekiranya dia (Muḥammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (Nama) Kami,
69: 45. pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. (4168)
69: 46. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya.
69: 47. Maka tidak seorang pun dari kalian yang dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya).
69: 48. Dan sesungguhnya ia (al-Qur‘ān) itu benar-benar pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.

Seandainya Muḥammad mengklaim sesuatu atas Nama Kami padahal Kami tidak mengucapkannya, niscaya Kami menghukumnya dan mengambilnya dengan kekuatan dan dengan keras, kemudian Kami memutuskan urat jantungnya, maka tidak seorang pun yang sanggup menghalangi Kami untuk menghukumnya. Sesungguhnya al-Qur’ān ini adalah nasihat bagi orang-orang yang bertaqwa yang melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.

وَ إِنَّا لَنَعْلَمُ أَنَّ مِنْكُمْ مُّكَذِّبِيْنَ. وَ إِنَّهُ لَحَسْرَةٌ عَلَى الْكَافِرِيْنَ. وَ إِنَّهُ لَحَقُّ الْيَقِيْنِ. فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ.

69: 49. Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan.
69: 50. Dan sesungguhnya ia (al-Qur’ān) itu benar-benar (mendatangkan) penyesalan (karena mendustakannya) bagi orang-orang kafir (di akhirat).
69: 51. Dan sesungguhnya (al-Qur’ān) itu adalah kebenaran yang meyakinkan.
69: 52. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) Nama Tuhan-mu Yang Maha Agung.

Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa di antara kalian ada yang mendustakan al-Qur’ān ini sekalipun ayat-ayatnya jelas, dan sesungguhnya mendustakan al-Qur’ān adalah penyesalan besar atas orang-orang kafir saat mereka melihat ‘adzab yang menimpa mereka dan melihat keni‘matan yang didapatkan oleh orang-orang beriman. Sesungguhnya ia adalah kebenaran yang kokoh, yang tidak ada keraguan padanya. Maka sucikanlah Allah dari apa yang tidak layak bagi-Nya, dan sebutlah Dia dengan Nama-Nya Yang Agung.

Catatan:

  1. 409). Kata (الْحَاقَّةُ) menurut bahasa berarti “yang pasti terjadi”, yang dimaksud adalah Hari Kiamat. Hari Kiamat dinamai (الْحَاقَّةُ) karena ia pasti terjadi.
  2. 410). Kata (الْقَارِعَةِ) menurut bahasa berarti “yang menggetarkan hati”, yang dimaksud adalah Hari Kiamat. Hari Kiamat dinamai (الْقَارِعَةِ) karena menggetarkan hati.
  3. 411). Mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya keturunan.
  4. 412). Ya‘ni, umat-umat dahulu yang mengingkari nabi-nabi, seperti kaum Nabi Shāliḥ a.s., kaum Nabi Syu‘aib a.s., dan lain-lain, dan negeri-negeri yang dijungkirbalikkan ialah negeri-negeri kaum Nabi Lūth a.s. Sedangkan kesalahan yang dilakukan mereka ialah mendustakan para rasūl.
  5. 413). Ya‘ni, yang dibawa dalam kapal Nabi Nūḥ a.s. untuk diselamatkan, yaitu keluarga Nabi Nūḥ a.s. dan orang-orang yang beriman; tidak termasuk anaknya yang durhaka.
  6. 414). Yaitu, tiupan pertama yang pada waktu itu seluruh alam menjadi hancur.
  7. 415). Pendapat lain menyebutkan bahwa ma‘nanya adalah, “kekuasaanku”.
  8. 416). Ya‘ni, Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.