(Sesuatu yang terbelah dari yang lain)
Diturunkan di Makkah, terdiri dari 5 ayat.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَ مِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَ مِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.
Keharusan kita berlindung diri kepada Allah dari pembawa hasung fitnah:
113: 1. Katakanlah olehmu: Aku berlindung kepada Tuhan yang menjadikan segala yang dibelah dari yang lain, (3401[efn_note]3401). Seperti Shubuḥ, biji dan anak biji kurma. Ada yang mengartikan falaq dengan makhlūq, ada yang mengartikannya dengan Shubuḥ.[/efn_note]).
113: 2. Terhadap kejahatan makhlūq yang diciptakan, (3402[efn_note]3402). Ya‘ni: baik dari jinn maupun dari manusia dan lainnya.[/efn_note])
113: 3. Dan terhadap kejahatan malam (3403[efn_note]3403). Ghāsiq dapat diartikan dengan tsyraiya, nama sebuah bintang.[/efn_note]) di ketika dia telah gelap,
113: 4. Dan terhadap kejahatan hembusan-hembusah tukang hembus pada ikatan (simpul-simpul benang), (3404[efn_note]3404). Ya‘ni: Tukang-tukang sihir yang merajah pada benang-benang yang disimpul, atau wanita-wanita tukang sihir atau wanita-wanita pembawa fitrah yang dapat merusakkan jalan fikiran para pahlawan dengan kelicikannya dan cambu-rayunya.
Baca: ayat 14 S. 64: at-Taghābun.
Baca: ayat 28 S. 12: Yūsuf.
Riwayat yang menerangkan Nabi disihir dan sihir itu mempengaruhi akal Nabi, adalah riwayat bohong.[/efn_note]).
113: 5. Dan dari kejahatan pendengki diketika dia melahirkan dengkiannya.
Surat ini adalah salah satu dari surat yang dinamai: al-Mu‘awwidzah = yang melindungi.
Surat ini menggerakkan kita untuk beriman kepada Allah dan supaya kita berlindung dengan Allah dari segala kejahatan makhlūq.
Kata Abū Muslim: Surat ini memberi isyārat, bahwa sinar kebenaran telah berkembang dan bahwa kemenangan telah diperoleh Nabi dalam tiga periode.
Pertama: di ketika masyarakat manusia berada di dalam kegelapan yang menakutkan, maka Muḥammad-lah yang mula-mula melihat sinar benderang yang menyuluhi alam ini.
Kedua: Berkembang sinar petunjuk dalam masyarakat mu’min walaupun orang-orang musyrik terus-menerus berdaya-upaya hendak memadamkannya.
Ketiga: pada akhirnya kebenaranlah yang menang.
Maka timbullah segolongan manusia yang mendengki para mu’min terhadap ni‘mat iman. Akan tetapi inayat Allah memelihara para mu’min dari segala bencana yang hendak ditimbulkan oleh kaum pendengki itu.
Adapun persesuaian antara surat yang telah lalu dengan surat ini, ialah:
Surat al-Falaq ini menyuruh kita berlindung kepada Allah yang menjadikan Shubuḥ dan segala rupa kejahatan, istimewa kejahatan para pendengki yang berusaha untuk menghilangkan ni‘mat dari pada orang yang didengkinya itu.