Surah al-Buruj 85 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Buruj 85 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 10-11: Ancaman kepada orang-orang yang menindas kaum mu’min, bahwa jika mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat ‘adzab yang membakar, dan balasan untuk kaum mu’min.

إِنَّ الَّذِيْنَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوْبُوْا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَ لَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيْقِ. إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيْرُ.

  1. (30321) Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (30332) kepada orang-orang yang mu’min laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat ‘adzab Jahannam dan mereka akan mendapat ‘adzab (neraka) yang membakar.
  2. (30343) Sungguh, orang-orang yang beriman (30354) dan mengerjakan kebajikan (30365), mereka akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah kemenangan yang agung. (30376)

 

Ayat 12-16: Kekuasaan Allah subḥānahu wa ta‘ālā untuk membalas musuh-musuhNya yang menindas wali-waliNya.

 

إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيْدٌ. إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَ يُعِيْدُ. وَ هُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُ. ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدُ. فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ.

  1. Sungguh, ‘adzab Tuhanmu (30387) sangat keras.
  2. Sungguh, Dialah yang memulai penciptaan (makhlūq) dan yang menghidupkannya (kembali).
  3. Dialah Yang Maha Pengampun (30398) lagi Maha Pengasih, (30409)
  4. Yang memiliki ‘Arsy (304110), lagi Maha Mulia,
  5. Maha Kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki. (304211)

 

Ayat 17-22: Bukti kekuasaan Allah subḥānahu wa ta‘ālā pada pembinasaan Fir‘aun dan kaum Tsamūd, dan menguatkan keagungan al-Qur’ān dan sifatnya.

 

هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثُ الْجُنُوْدِ. فِرْعَوْنَ وَ ثَمُوْدَ. بَلِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ تَكْذِيْبٍ. وَ اللهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُّحِيْطٌ. بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيْدٌ. فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ

  1. (304312) Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara (penentang),
  2. (Yaitu kaum) Fir‘aun dan Tsamūd? (304413)
  3. Memang orang-orang kafir (selalu) mendustakan, (304514)
  4. Padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat lolos). (304615)
  5. Bahkan (yang didustakan itu) ialah al-Qur’ān yang mulia, (304716)
  6. yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (304817) (Lauḥ Maḥfūzh).

 

Selesai tafsir surah al-Burūj dengan pertolongan Allah, taufīq-Nya dan kemudahan-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 3032). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengancam mereka dan menawarkan mereka untuk bertobat. Al-Ḥasan raḥimahullāh berkata: “Lihatlah kepada kemuliaan dan kemurahan ini; mereka membunuh para wali-Nya dan orang-orang yang menaati-Nya, tetapi Dia (Allah) mengajak mereka bertobat.”
  2. 3033). Yang dimaksud dengan mendatangkan cobaan adalah seperti menyiksa, mendatangkan bencana, membunuh dan sebagainya.
  3. 3034). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan hukuman untuk orang-orang yang zhālim, maka Dia menyebutkan pahala orang-orang mu’min.
  4. 3035). Dengan hati mereka.
  5. 3036). Dengan anggota badan mereka.
  6. 3037). Karena mereka memperoleh keridhāan Allah dan surga-Nya.
  7. 3038). Kepada para pelaku kejahatan dan dosa-dosa besar.
  8. 3039). Dia mengampuni semua dosa bagi orang yang bertobat kepada-Nya serta memaafkan kesalahan bagi orang yang meminta ampunan kepada-Nya dan kembali.
  9. 3040). Ibnu ‘Abbās berkata: “Dia al-Ḥabīb (yang dicintai).” Ada yang berpendapat, bahwa al-Wadūd adalah, Yang cinta kepada orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya. Syaikh as-Sa‘dī berkata: “Dia dicintai oleh para pecintanya dengan kecintaan yang tidak diserupai oleh sesuatu pun. Sebagaimana tidak ada sesuatu yang menyerupai-Nya dalam sifat-sifat keagungan dan keindahan, makna dan perbuatan, maka kecintaan-Nya di hati makhlūq pilihan-Nya mengikuti hal itu, tidak diserupai oleh sesuatu pun di antara macam-macam kecintaan. Oleh karena itu, kecintaan kepada-Nya merupakan pokok ibadah, ia adalah kecintaan yang mendahului semua kecintaan dan mengalahkannya, jika yang lain tidak mengikutinya (kecintaan-Nya), maka yang demikian menjadi ‘adzab bagi pemiliknya. Dia adalah al-Wadūd; yang cinta kepada para kekasih-Nya sebagaimana firman-Nya ta‘ālā: “Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.” (Terj. al-Mā’idah: 54) Dan maḥabbah adalah kecintaan yang murni. Dalam ayat ini terdapat rahasia yang halus karena disertakan al-Wadūd dengan al-Ghafūr untuk menunjukkan bahwa orang-orang yang berdosa ketika mereka bertobat kepada Allah dan kembali, maka Dia akan mengampuni dosa mereka dan akan mencintai mereka. Tidaklah dikatakan, bahkan hanya diampuni dosa mereka dan tidak dikembalikan kecintaan (Allah kepada mereka) seperti yang dikatakan sebagian orang yang keliru. Bahkan Allah lebih berbahagia dengan tobat hamba-Nya ketika bertobat daripada seorang yang berkendaraan unta dengan makanan, minuman dan segala yang dibutuhkan di atasnya, lalu hewan itu hilang di tengah padang sahara yang dapat membuatnya binasa, ia pun berputus asa darinya dan tidur dalam naungan sebuah pohon sambil menunggu kematiannya, tetapi ketika ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba hewannya berada di dekat kepalanya, ia pun segera memegang talinya. Maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā lebih gembira dengan tobat seorang hamba daripada orang itu ketika menemukan kembali hewan kendaraannya, padahal itu adalah kegembiraan yang paling besar yang bisa dilakukannya. Maka segala pujian, sanjungan dan kecintaan yang tulus bagi Allah, alangkah besar dan banyak kebaikan-Nya dan alangkah banyak ihsan serta alangkah luas pemberian-Nya!”
  10. 3041) Ya‘ni Pemilik ‘Arsy yang besar yang di antara kebesarannya adalah bahwa ‘Arsy itu meliputi langit, bumi dan kursi. Kursi dibanding ‘Arsy tidak lain seperti gelang besi yang diletakkan di padang pasir yang luas di bumi sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Ibnu Abī Syaibah dalam kitab al-‘Arsy. Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan ‘Arsy secara khusus karena besarnya dan karena ia merupakan makhlūq paling khusus yang dekat dengan-Nya. Hal ini jika kata majīd huruf terakhirnya dibaca kasrah sehingga menjadi sifat bagi ‘Arsy itu, tetapi jika dibaca dhammah, maka majīd adalah sifat bagi Allah subḥānahu wa ta‘ālā. Arti majīd adalah luasnya sifat dan agungnya.
  11. 3042). Ya‘ni apabila Dia menghendaki sesuatu, maka Dia berkuasa melakukannya. Jika Dia menginginkan sesuatu, maka Dia hanya berfirman: “Terjadilah.” Maka terjadilah hal itu. Adapun makhlūq, jika mereka menghendaki sesuatu, maka terhadap kehendaknya itu butuh pembantunya dan ada penghalangnya, sedangkan Allah subḥānahu wa ta‘ālā tidak ada yang membantu untuk melaksanakan kehendak-Nya dan tidak ada yang menghalangi kehendak-Nya.
  12. 3043). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan di antara tindakan-Nya yang menunjukkan benarnya apa yang dibawa para rasūl-Nya.
  13. 3044). Ayat ini merupakan peringatan bagi orang yang kafir kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan kepada al-Qur’ān agar mereka mengambil pelajaran dari binasanya Fir‘aun dan Tsamūd.
  14. 3045). Semua ayat tidak berguna bagi mereka dan semua nasihat tidak bermanfaat bagi mereka.
  15. 3046). Maksudnya, mereka tidak dapat lolos dari kekuasaan Allah, karena ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi mereka. Dalam ayat ini terdapat ancaman keras kepada orang-orang kafir dengan siksaan dari Allah Yang menguasai mereka.
  16. 3047). Ya‘ni luas maknanya, banyak kebaikannya dan pengetahuannya.
  17. 3048). Ya‘ni terjaga dari penambahan dan pengurangan serta perubahan. Demikian pula terjaga dari para syaithan. Ayat ini menunjukkan keagungan al-Qur’ān dan tingginya kedudukannya di hadapan Allah subḥānahu wa ta‘ālā, wallāhu a‘lam.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *