Surah al-Balad 90 ~ Tafsir Rahmat

Tafsir Rahmat
 
Oleh: H. Oemar Bakry

90. AL-BALAD (NEGERI)

 

Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Jumlah ayatnya 20. Diturunkan sesudah surat Qāf.

Dinamakan al-Balad karena disebutkan pada ayat pertama dari surat ini.

Di antara isinya:

  1. Menempuh jalan lurus (menegakkan kebenaran) sulit, banyak rintangan dan halangannya, ibarat mendaki bukit yang curam. Manusia harus bekerja keras untuk menjadi hamba yang diridhai-Nya.
  2. Manusia jangan menjadi congkak karena kekayaan yang dimilikinya.
  3. Ni‘mat Allah seperti mata, lidah, bibir dan lain-lain hendaklah disyukuri.
  4. Menempuh jalan yang baik seperti: memerdekakan hamba sahaya, memberi makan fakir miskin, nasihat-menasihati untuk bersabar dan berkasih-sayang, berat dan sulit melakukannya.
  5. Orang kafir adalah golongan kiri yang sengsara dan orang-orang mu’min golongan kanan yang bahagia.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

لَا أُقْسِمُ بِهذَا الْبَلَدِ. وَ أَنْتَ حِلٌّ بِهذَا الْبَلَدِ. وَ وَالِدٍ وَ مَا وَلَدَ. لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍ. أَيَحْسَبُ أَنْ لَّنْ يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ. يَقُوْلُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًا. أَيَحْسَبُ أَنْ لَّمْ يَرَهُ أَحَدٌ. أَلَمْ نَجْعَلْ لَّهُ عَيْنَيْنِ. وَ لِسَانًا وَ شَفَتَيْنِ. وَ هَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ. فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ. وَ مَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ. فَكُّ رَقَبَةٍ. أَوْ إِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍ. يَتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍ. أَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍ. ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ تَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَ تَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ. أُولئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ. وَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ. عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ

AL-BALAD (NEGERI)

Surat ke-090. Jumlah ayatnya 20

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  1. Sesungguhnya Aku bersumpah dengan negeri (Makkah) ini.
  2. Dan engkau (Muḥammad) tinggal di negeri ini.
  3. Dan demi bapak dan anaknya.
  4. Sesungguhnya Kami ciptakan manusia dalam keadaan perjuangan yang berat. (Hidup manusia selalu menghadapi kesulitan demi kesulitan).
  5. Apakah manusia mengira bahwa tidak seorang pun yang berkuasa atasnya?
  6. Dia berkata: “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”
  7. Apakah ia mengira bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?
  8. Bukankah Kami telah memberikan (menciptakan) dua matanya,
  9. lidah dan dua bibirnya?
  10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan).
  11. Tetapi ia tidak menempuh jalan mendaki lagi sukar (jalan kebaikan).
  12. Apakah kamu tahu apa jalan mendaki lagi sukar itu?
  13. atau melepaskan (memerdekakan) hamba sahaya,
  14. atau memberikan makanan pada hari (musim) kelaparan,
  15. kepada anak yatim yang berhubungan kerabat,
  16. atau orang miskin yang tidak berdaya (karena tua, cacat dan sebagainya).
  17. Kemudian (selain dari menempuh jalan yang mendaki lagi sukar itu ia) termasuk golongan orang-orang beriman dan nasihat-menasihati (supaya) sabar dan nasihat-menasihati (supaya) berkasih-sayang.
  18. Merekalah golongan kanan.
  19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka adalah golongan kiri.
  20. Mereka (menderita) dalam neraka yang ditutup rapat (tidak dapat keluar daripadanya).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *