Surah al-Balad 90 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Surah al-Balad (Negeri Makkah)
Surah ke-90. 20 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Ayat 1-4: Hidup manusia penuh dengan perjuangan.

 

لَا أُقْسِمُ بِهذَا الْبَلَدِ. وَ أَنْتَ حِلٌّ بِهذَا الْبَلَدِ. وَ وَالِدٍ وَ مَا وَلَدَ. لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍ.

  1. Aku bersumpah dengan negeri ini, (31441)
  2. dan engkau (Muḥammad), bertempat (31452) di negeri (Makkah) ini,
  3. dan demi (pertalian) bapak dan anaknya. (31463)
  4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (31474)

 

Ayat 5-10: Menceritakan kaum kafir Makkah yang menentang kebenaran dan mendustakan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.

 

أَيَحْسَبُ أَنْ لَّنْ يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ. يَقُوْلُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًا. أَيَحْسَبُ أَنْ لَّمْ يَرَهُ أَحَدٌ. أَلَمْ نَجْعَلْ لَّهُ عَيْنَيْنِ. وَ لِسَانًا وَ شَفَتَيْنِ. وَ هَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ.

  1. Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya?
  2. Dan mengatakan: “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.” (31485)
  3. (31496) Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya? (31507)
  4. (31518) Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata, (31529)
  5. dan lidah dan sepasang bibir? (315310)
  6. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (315411)

 

Ayat 11-20: Peristiwa besar pada hari Kiamat, di mana seseorang tidak dapat melintasinya kecuali dengan ‘amal shāliḥ.

 

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ. وَ مَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ. فَكُّ رَقَبَةٍ. أَوْ إِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍ. يَتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍ. أَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍ. ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ تَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَ تَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ. أُولئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ. وَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ. عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ

  1. Tetapi Dia tiada menempuh jalan yang mendaki dan sukar (315512)?
  2. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar?
  3. (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya), (315614)
  4. atau orang miskin yang sangat fakir.
  5. Kemudian menjadi termasuk orang-orang yang beriman (315815) dan saling berpesan untuk bersabar (315916) dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (316017)
  6. Mereka (yang telah disebutkan sifat-sifatnya itu) adalah golongan kanan. (316118)
  7. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami (316219), mereka itu adalah golongan kiri.
  8. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. (316320)

Selesai tafsir surah al-Balad dengan pertolongan Allah, taufīq-Nya dan kemudahan-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 3144). Yaitu negeri Makkah yang merupakan negeri yang paling utama secara mutlak, khususnya ketika Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berada di sana.
  2. 3145). Kata “ḥill” di ayat ini bisa berarti “halal.” Yang menunjukkan bahwa Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam akan menaklukkannya, dan ternyata demikian.
  3. 3146). Ya‘ni Ādam dan keturunannya. Isi sumpahnya adalah apa yang disebutkan pada ayat selanjutnya.
  4. 3147). Ya‘ni penuh dengan penderitaan dan merasakan berbagai musibah di dunia, di alam barzakh dan pada hari Kiamat. Oleh karena itu, sepatunya ia berusaha melakukan perbuatan yang dapat menghilangkan penderitaan itu dan mendatangkan kegembiraan serta kesenangan selama-lamanya. Jika ia tidak melakukannya, maka ia akan senantiasa dalam penderitaan. Bisa juga maksudnya, bahwa Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; dia ditaqdīrkan untuk dapat bertindak dan melakukan pekerjaan yang berat, namun sayang dia tidak bersyukur kepada Allah subḥānahu wa ta‘ālā terhadap nikmat yang besar itu, bahkan bersikap angkuh dan sombong dengan keadaannya kepada Penciptanya. Cukuplah sebagai bukti kebodohan dan kezhālimannya ketika ia menyangka bahwa keadaan itu akan tetap langgeng padanya dan bahwa kemampuannya akan terus dimilikinya. Oleh karena itu, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya?
  5. 3148). Ia bersikap melampaui batas dan berbangga diri dengan harta yang dikeluarkannya dalam jumlah besar untuk memuaskan hawa nafsunya. Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebut di ayat ini mengeluarkan harta untuk memuaskan hawa nafsu dan bermaksiat dengan “ihlāk” (membinasakan atau menghabiskan), karena pengeluaran tersebut tidak bermanfaat bagi orang yang mengeluarkannya, bahkan hanya membuatnya menyesal, rugi, kelelahan dan membuat hartanya berkurang. Berbeda dengan orang yang mengeluarkan hartanya untuk mencari keridhāan Allah di jalan-jalan kebaikan, maka ia akan mendapatkan keuntungan dari infaqnya itu dan Allah subḥānahu wa ta‘ālā akan menggantinya dengan berlipat ganda.
  6. 3149). Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman mengancam orang yang berbangga ini dengan mengeluarkan harta untuk memuaskan hawa nafsunya itu.
  7. 3150). Ya‘ni apakah ia mengira ketika berbuat demikian, bahwa Allah subḥānahu wa ta‘ālā tidak akan melihatnya dan menghisab ‘amalnya baik yang kecil maupun yang besar? Bahkan Allah subḥānahu wa ta‘ālā melihatnya, menjaga ‘amalnya dan menyerahkannya kepada para malaikat yang mencatatnya (Al-Kirām-ul-Kātibūn) untuk kemudian diberikan balasan.
  8. 3151). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan nikmat-nikmatNya agar dia mengakuinya.
  9. 3152). Untuk keindahan dan untuk melihat.
  10. 3153). Untuk berbicara dan keperluan lainnya. Ini contoh nikmat dunia. Pada ayat selanjutnya, Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan nikmat agama.
  11. 3154). Ya‘ni kebaikan dan kejahatan serta mana petunjuk dan mana kesesatan. Hal ini merupakan nikmat yang sangat besar yang seharusnya seorang hamba mau memenuhi hak-hak Allah subḥānahu wa ta‘ālā, bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmatNya dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat kepada-Nya. Namun sayang, sebagaimana diterangkan pada ayat selanjutnya, ia tidak mau melakukannya.
  12. 3155). Karena ia lebih mengutamakan hawa nafsunya.
  13. 3156). Baik dengan memerdekakannya atau membantu agar ia (budak) dapat melunasi pemerdekaan dirinya kepada tuannya. Yang lebih patut lagi adalah memerdekakan tawanan yang muslim yang ditangkap oleh orang kafir.)
  14. atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan.
  15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, (3157133157). Ya‘ni di samping sebagai anak yatim, ia juga fakir dan memiliki hubungan kekerabatan.
  16. 3158). Dengan hati mereka kepada semua yang wajib diimani, dan mengerjakan ‘amal shāliḥ dengan anggota badan mereka baik yang berupa ucapan maupun perbuatan; yang wajib maupun yang sunat.
  17. 3159). Untuk tetap taat kepada Allah, menjauhi maksiat dan menerima tanpa keluh kesah taqdīr Allah yang perih serta melakukan semua itu dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.
  18. 3160). Kepada makhlūq, seperti memberi orang yang membutuhkan, mengajarkan orang yang tidak tahu, membantu mereka untuk maslahat agama dan dunia mereka, mencintai kebaikan untuk mereka seperti mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri, membenci sesuatu yang tidak disukai menimpa mereka sebagaimana ia membenci hal itu menimpa dirinya.
  19. 3161). Karena mereka mengerjakan perintah-perintah Allah, baik yang terkait dengan hak-hakNya maupun yang terkait dengan hak hamba-hambaNya, serta mereka tinggalkan larangan Allah subḥānahu wa ta‘ālā. Inilah tanda kebahagiaan dan keberuntungan.
  20. 3162). Menolak perkara-perkara yang telah disebutkan; tidak beriman kepada Allah dan tidak ber‘amal shāliḥ serta tidak sayang kepada hamba-hamba Allah.
  21. 3163). Sehingga mereka tidak dapat keluar darinya dan berada dalam kesempitan, penderitaan dan siksa, wal-‘iyādzu billāh.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *