Surah al-‘Ashr 103 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Surah al-‘Ashr (Masa)
Surah ke-103. 3 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-3: Sebab manusia bahagia dan celaka di dunia ini dan sungguh rugi orang yang tidak memanfaatkan waktunya untuk beriman dan ber‘amal shāliḥ.

وَ الْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَ تَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَ تَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

    1. Demi masa. (33061)
    2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
    3. kecuali orang-orang yang beriman (33072) dan mengerjakan ‘amal shāliḥ (33083) serta saling menasihati untuk kebenaran (33094) dan saling menasihati untuk kesabaran. (33105)

    Syaikh Muḥammad bin ‘Abd-il-Wahhāb dalam al-Ushūl-uts-Tsalātsah berdalih dengan surah ini untuk menerangkan kewajiban seorang muslim, yaitu ‘ilmu, ‘amal, dakwah dan sabar.

    Selesai tafsir surah surah al-‘Ashr dengan pertolongan Allah, taufīq-Nya dan kemudahan-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

    Catatan:

    1. 3306). Kata “‘Ashr” di ayat bisa juga diartikan waktu ‘Ashr atau shalat ‘Ashar. Allah subḥānahu wa ta‘ālā bersumpah dengan masa yang mencakup malam dan siang; yang merupakan tempat terjadinya perbuatan hamba dan ‘amal mereka, bahwa setiap manusia akan rugi, yakni tidak beruntung sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya. Kerugian ada beberapa macam; ada kerugian yang mutlak dan ada kerugian yang hanya sebagiannya saja. Kerugian yang mutlak adalah kerugian di dunia dan akhirat; di dunia mendapatkan kesengsaraan, kebingungan dan tidak mendapatkan petunjuk, sedangkan di akhirat mendapatkan neraka Jahannam. Allah subḥānahu wa ta‘ālā meratakan kerugian kepada semua manusia kecuali orang yang memiliki empat sifat; iman, ‘amal shāliḥ, saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
    2. 3307). Yaitu beriman kepada apa yang diperintahkan Allah untuk diimani, dan iman tidak dapat terwujud kecuali dengan ‘ilmu (belajar), sehingga ia merupakan bagian yang menyempurnakannya. Dalam ayat ini terdapat dalil untuk mendahulukan ‘ilmu sebelum ber‘amal.
    3. 3308). ‘Amal shāliḥ mencakup semua perbuatan yang baik yang tampak maupun yang tersembunyi; yang terkait dengan hak Allah maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunat.
    4. 3309). Yaitu iman dan ‘amal shāliḥ, yakni saling menasihati untuk melakukan hal itu dan mendorongnya.
    5. 3310). Ya‘ni bersabar untuk tetap menaati Allah, bersabar untuk tetap menjauhi larangan Allah dan bersabar terhadap taqdīr Allah yang pedih. Kedua hal yang sebelumnya, yaitu iman dan ‘amal shāliḥ dapat menyempurnakan diri seseorang, sedangkan kedua hal yang setelahnya dapat menyempurnakan orang lain. Dengan keempat perkara itulah seseorang akan selamat dari kerugian dan memperoleh keberuntungan.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *