Surah al-‘Ashr 103 ~ Tafsir al-Bayan

تَفْسِيْرُ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
AL-BAYĀN
JILID IV
 
Oleh:
Prof. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy.
 
Penerbit: PT ALMA‘ARIF – Bandung

SURAT KESERATUS TIGA
AL-‘ASHR

(Masa)
Diturunkan di Makkah, terdiri dari 3 ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

وَ الْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَ تَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَ تَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

 

Manusia yang terlepas dari pada kerugian:

103:1. Demi masa, demi waktu, demi waktu ‘ashr (33681).
103:2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.
103:3. Melainkan orang-orang yang beriman – akan Allah dan al-Qur’ān – dan mengerjakan ‘amalan shāliḥ (33692) dan saling berpesan (berwashiyat) satu sama lainnya, dengan kebenaran dan berwashiyat satu sama lainnya supaya berlaku sabar (33703).

MUQADDIMAH

Surat ini mengandung sumpah Allah dengan manusia dan peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk menegaskan bahwa semua manusia berada dalam kerugian dan kesesatan, terkecuali orang yang dipelihara Allah, yaitu orang-orang yang mu’min yang ber‘amal shāliḥ dan nasihat-menasihati dengan kebenaran dan kesabaran.

Adapun persesuaian antara surat ini dengan surat yang telah lalu, ialah:

  1. Dalam surat yang telah lalu, diterangkan tentang keadaan manusia berlomba-lomba mencari harta dan kemegahan dan segala yang membimbangkan mereka dari mengingat Allah.
  2. Dalam surat ini, Allah menerangkan, bahwa tabi‘at manusia mendorong mereka kepada kesukaannya, terkecuali manusia yang mendapatkan pemeliharaan dari Allah.
  3. Dalam surat yang telah lalu, Allah menerangkan sifat orang-orang yang mengikuti hawa-nafsu.
  4. Dalam surat ini Allah menerangkan sifat orang yang bertabi‘at baik, yaitu beriman akan Allah, ber‘amal shāliḥ dan senantiasa menunjuki teman-temannya supaya tetap berpegang kepada kebenaran dan selalu bersabar dalam menghadapi kesulitan dan kesukaran.

KHĀTIMAH

Di antara kandungan isi surat al-‘Ashr ini, ialah:

  1. Semua manusia berada dalam kerugian disebabkan oleh maksiat-maksiat yang mereka kerjakan.
  2. Orang yang terlepas daripada kerugian, hanyalah orang-orang yang bersifat dengan empat sifat yaitu: iman, ‘amal shāliḥ, berwashiyat dengan kebajikan dan berwashiyat dengan sabar.

Catatan:

  1. 3368). Di antara adat orang ‘Arab, ialah duduk berkumpul di waktu ‘ashar untuk bercakap-cakap dan merundingkan sesuatu. Terkadang-kadang mereka membicarakan sesuatu yang menyakitkan hati orang lain. Oleh karenanya timbullah persangkaan, bahwa waktu ‘Ashar adalah waktu yang nahas.

    Karena itu Allah bersumpah dengan waktu ‘Ashar untuk memberi pengertian bahwa masa itu tidaklah harus dicela dan dimaki. Karena masa itu merupakan wadah saja bagi kebaikan dan keburukan, bukan yang menimbulkan kebaikan dan keburukan.

  2. 3369). Ya‘ni: keutamaan dan kebajikan.
  3. 3370). Asy-Syāfi‘ī berkata: “Sekiranya manusia meng‘amalkan kandungan isi surat ini, tentulah surat ini saja mencukupi bagi mereka.

    Diriwayatkan oleh Abū Muzainah ad-Dārimī, seorang shahabi, bahwa para shahabat Nabi apabila berjumpa, maka mereka belum berpisah sebelum mereka membaca surat al-‘Ashr denggan maksud ingat-mengingatkan, kemudian masing-masing mereka memberikan salam.”
    HR. ath-Thabrānī dalam al-Ausath dan al-Baihaqī dalam asy-Syu‘ab. (a-Qāsimī 17: 6252).

    Hal itu dilakukan bukan sekedar mengambil berkat, tetapi untuk masing-masingnya mengingatkan yang lain dengan kandungan surat ini. Oleh karenanyalah amat utama kita menutup sesuatu majelis, attau pertemuan dengan membacakan surat al-‘Ashar.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *