Surah al-A’la 87 ~ Tafsir Rahmat

Tafsir Rahmat
 
Oleh: H. Oemar Bakry

87. AL-A‘LĀ (YANG PALING TINGGI)

 

Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Jumlah ayatnya 19. Diturunkan sesudah at-Takwīr.

Dinamakan al-A‘lā karena disebutkan pada ayat pertama dari surat ini.

Di antara isinya:

  1. Suruhan bertasbih menyebut nama Allah. Menjelaskan beberapa bukti kekuasaan Allah.
  2. Rasūlullāh s.a.w. sekali-kali tidak akan lupa al-Qur’ān yang dibacakan kepadanya. Perkataan “kecuali jika Allah menghendaki”, bukanlah maksudnya Allah akan menjadikan ia lupa, tetapi untuk memastikan bahwa tidak ada satu apa pun yang bisa menjadikan dia lupa.
  3. Peringatan, besar manfaatnya bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
  4. Kehidupan akhirat jauh lebih baik dari pada kehidupan dunia.
  5. Al-Qur’ān terpelihara dengan baik. Pokok-pokok syariah yang ada dalam al-Qur’ān seperti tauhid sama dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى. الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى. وَ الَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى. وَ الَّذِيْ أَخْرَجَ الْمَرْعَى. فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى. سَنُقْرِؤُكَ فَلَا تَنْسَى. إِلَّا مَا شَاءَ اللهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَ مَا يَخْفَى. وَ نُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى. فَذَكِّرْ إِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرَى. سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى. وَ يَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى. الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى. ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَ لَا يَحْيَى. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى. وَ ذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. وَ الْآخِرَةُ خَيْرٌ وَ أَبْقَى. إِنَّ هذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُوْلَى. صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَ مُوْسَى.

AL-A‘LĀ (YANG PALING TINGGI)

Surat ke-087. Jumlah ayatnya 19

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  1. Sucikanlah nama Tuhanmu yang Paling Tinggi.
  2. Yang menciptakan dan menyempurnakan (ciptaan-Nya).
  3. Dan yang menentukan ukuran dan memberikan petunjuk.
  4. Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan (tumbuh-tumbuha).
  5. Lalu dijadikan-Nya rumput-rumputan (tumbuh-tumbuhan) itu kering kehitam-hitaman.
  6. Kami akan membacakan (al-Qur’ān) kepadamu (hai Muḥammad), maka kamu tidak akan lupa,
  7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
  8. Dan Kami akan memberi kamu taufiq (kepada syariat yang mudah dikerjakan dan dipahami).
  9. Maka berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat.
  10. Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran (dari peringatan itu).
  11. Dan orang yang celaka akan menjauhinya.
  12. (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).
  13. Maka mereka tidak mati di dalamnya (sehingga tidak merasa sakit) dan tidak pula hidup (yang senang).
  14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang bersih (dari dosa).
  15. Dan dia ingat nama (sifat-sifat agung) Tuhannya, lalu dia shalat (mendoa dengan khusyu‘ kepada Tuhannya).
  16. Tetapi kamu (orang-orang durhaka) mengutamakan kehidupan dunia.
  17. Padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.
  18. Sesungguhnya ini (wahyu yang diwahyukan kepada Muḥammad) ada (disebutkan) dalam kitab-kitab yang dahulu,
  19. (yaitu) kitab-kitab Ibrāhīm dan Mūsā.

 

Ayat 1 s/d 19 menerangkan:

  1. Suruhan kepada manusia untuk bertasbih menyebut nama Allah. Menyebutkan beberapa bukti kekuasaan Allah.
  2. Rasūlullāh s.a.w. tidak akan lupa al-Qur’ān yang dibacakan kepadanya.
  3. Peringatan besar manfaatnya bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
  4. Kehidupan akhirat jauh lebih baik daripada kehidupan dunia.
  5. Al-Qur’ān terpelihara dengan baik. Pokok-pokok syariah yang ada dalam al-Qur’ān seperti tauhid sama dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *