Surah al-‘Ādiyāt (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
Surah ke-100. 11 ayat. Makkiyyah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 1-11: Sumpah dengan kuda para mujāhid yang keadaannya mulia di sisi Allah terhadap sikap manusia yang ingkar kepada Tuhannya dan bakhil dengan hartanya.
وَ الْعَادِيَاتِ ضَبْحًا. فَالْمُوْرِيَاتِ قَدْحًا. فَالْمُغِيْرَاتِ صُبْحًا. فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا. فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا. إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُوْدٌ. وَ إِنَّهُ عَلَى ذلِكَ لَشَهِيْدٌ. وَ إِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ. أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُوْرِ. وَ حُصِّلَ مَا فِي الصُّدُوْرِ. إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيْرٌ
- (3280[efn_note]3280). Allah subḥānahu wa ta‘ālā bersumpah dengan kuda karena di dalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang jelas dan nikmat-nikmatNya yang tampak jelas. Dia bersumpah dengan kuda-kuda itu ketika kuda-kuda itu melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh hewan lainnya.[/efn_note]) Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,
- dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya), (3281[efn_note]3281). Ketika berbenturan dengan batu.[/efn_note])
- dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi,
- sehingga menerbangkan debu,
- lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
- Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak berterima kasih) kepada Tuhannya, (3282[efn_note]3282). Inilah isi sumpahnya, yaitu bahwa manusia benar-benar berat melakukan kebaikan yang menjadi kewajibannya kepada Tuhannya. Tabi‘atnya berat memenuhi hak-hak secara sempurna yang menjadi kewajibannya, bahkan malas dan enggan mengeluarkan kewajibannya baik yang terkait dengan harta maupun perbuatan, kecuali orang yang Allah berikan hidāyah, sehingga ia keluar dari sifat itu kepada sifat senang memenuhi hak-hak.[/efn_note])
- dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya. (3283[efn_note]3283). Yakni manusia mengakui sikapnya itu. Bisa juga kata “hū” di ayat tersebut kembalinya kepada Allah subḥānahu wa ta‘ālā, sehingga artinya, “Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak berterima kasih) kepada Tuhannya, padahal Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyaksikannya.” Sehingga di dalamnya terdapat ancaman bagi orang yang ingkar kepada nikmat Tuhannya.[/efn_note])
- dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan. (3284[efn_note]3284). Sehingga ia menjadi bakhil dan membuatnya tidak memenuhi kewajibannya, mengutamakan hawa nafsunya daripada memenuhi hak Tuhannya. Ini semua tidak lain karena terbatas pandangannya hanya melihat dunia saja dan lalai terhadap akhirat. Oleh karena itulah, di ayat selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā mendorongnya agar takut kepada hari akhirat.[/efn_note])
- Maka tidakkah dia (3285[efn_note]3285). Orang yang tertipu ini.[/efn_note]) mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan, (3286[efn_note]3286). Yaitu orang-orang yang telah mati untuk dibangkitkan dan dikumpulkan.[/efn_note])
- dan apa yang tersimpan di dalam dada (3287[efn_note]3287). Seperti kekufuran dan keimanan, niat yang buruk dan niat yang baik.[/efn_note]) dilahirkan?
- Sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka. (3288[efn_note]3288). Dia melihat ‘amal mereka yang tampak maupun yang tersembunyi, yang samar maupun yang jelas dan akan memberikan balasan terhadapnya. Dikhususkan dengan “pada hari itu” meskipun sesungguhnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengetahui mereka di setiap waktu, karena yang dimaksud dengannya adalah pembalasan terhadap ‘amal yang tegak atas pengetahuan Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan penglihatan-Nya.[/efn_note])