(Waktu matahari telah bersinar terang)
Diturunkan di Makkah, terdiri dari 11 ayat.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
وَ الضُّحَى. وَ اللَّيْلِ إِذَا سَجَى. مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَ مَا قَلَى. وَ لَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى. وَ لَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى. أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَآوَى. وَ وَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى. وَ وَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى. فَأَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْ. وَ أَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ. وَ أَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ.
Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.
093: 1. Demi ketika matahari naik.
093: 2. Demi malam apabila telah sangat gelapnya
093: 3. Tuhan engkau tidak meninggalkan engkau dan tidak pula Dia membenci engkau.
093: 4. Dan demi Allah sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik untuk engkau dari pada dunia ini (3320[efn_note]3320). Dapat juga dima‘nakan ayat ini: Sesungguhnya penghabisan urusan engkau, adalah lebih baik dari permulaannya.[/efn_note]).
093: 5. Dan demi Allah kelak Tuhan engkau akan memberikan kepada engkau bermacam ni‘mat di akhirat, lalu engkau bersenang hati (3321[efn_note]3321). Ini semuanya adalah suatu janji yang mulia dari pada Allah yang melengkapi segala apa yang telah diberikan, baik di dunia maupun di akhirat.[/efn_note]).
093: 6. Bukankah Allah mendapati engkau seorang yatim, lalu diberikan kepada engkau tempat menetap yang menjadi perlindungan – bagi engkau?
093: 7. Allah mendapati engkau seorang yang sesat, lalu Allah menunjukkan jalan kepada engkau (3322[efn_note]3323). Ya‘ni: dengan jalan mengusai harta anak yatim.[/efn_note]).
093: 8. Dan Allah mendapati engkau seorang yang fakir, lalu Dia memberikan kecukupan – kepada engkau.
093: 9. Adapun anak yatim, maka janganlah engkau menggagahinya (menghinanya) (3323[efn_note]3323). Ya‘ni: dengan jalan mengusai harta anak yatim.[/efn_note]).
093: 10. Adapun penanya, maka janganlah engkau menghardiknya (3324[efn_note]3324). Dapat juga diartikan ayat ini dengan: “Dan janganlah engkau menghardik orang yang meminta sesuatu kepada engkau”. Ma‘na yang kami terangkan ini, lebih tepat.
Baca: ayat 21, 25 S. 70 al-Ma‘ārij.[/efn_note]).
093: 11. Adapun ni‘mat Tuhan engkau, maka hendaklah engkau menceritakan ni‘mat Tuhan engkau – terhadap diri engkau (3325[efn_note]3325). Ya‘ni: dengan jalan mensyukuri-Nya dan dengan melahirkan bekasan ni‘mat Allah itu.[/efn_note]).
Semua perawi menetapkan, bahwa surat ini diturunkan adalah karena terjadi sesuatu masa kekosongan wahyu, sesudah turun wahyu-wahyu pertama. Rasūl merasa amat gelisah karena kekosongan itu. Ada diriwayatkan bahwa berkali-kali beliau pergi ke bukit untuk terjun ke bawah. Setiap Rasūlullāh hendak melaksanakan yang demikian, terlihatlah kepadanya, bahwa beliau adalah Rasūl yang benar.
Beliau bergundah hati karena beliau merasakan bahwa kekosongan wahyu itu tanda kemarahan Allah. Rasul sangat bermaksud untuk melaksanakan tugas dan menyempurnakan jiwanya.
Karena pengaruh ketakutan itu, tidaklah mengherankan kalau timbul pikiran yang demikian itu.
Oleh karena Rasūl bergundah hati, Allah menurunkan surat ini untuk menghilangkan kegelisahan Rasūl, menenangkan hatinya, serta menerangkan ni‘mat yang Allah curahkan kepadanya.
Riwayat yang menetapkan bahwa Nabi lantaran kegelisahan ingin menghempaskan dirinya dari atas bukit untuk mengakhiri hidupnya, adalah suatu riwayat yang tidak dibenarkan oleh akal. Karena yang demikian itu mengabarkan suatu kelemahan pribadi Nabi.
Kita semua meyakini, bahwa pribadi Muḥammad, adalah pribadi yang kuat. Sebab itulah, kita hanya dapat menerima riwayat yang menerangkan bahwa Nabi hanya merasa gelisah dan jiwanya tidak tenteram lantaran kekosongan wahyu itu. Oleh karena jiwa beliau sangat rindu kepada kedatangan wahyu dan hampir-hampir tak sabar menanti.
Surat ini mengandung sumpah Allah, yaitu: sekali-kali Allah tidak membiarkan Muḥammad seorang diri dan Allah sekali-kali tidak membencinya; serta menerangkan bahwa akhirat Muḥammad adalah lebih baik dari pada dunianya, dan Allah akan memberikan kepada Muḥammad apa yang dikehendaki Muḥammad itu. Kemudian Allah menunjukkan kepada Muḥammad beberapa budi kemuliaan dan menyuruh Muḥammad mensyukuri ni‘mat-ni‘mat yang telah dicurahkan kepadanya.
Adapun persesuaian antara surat yang telah lalu dengan surat ini, ialah:
Di antara kandungan isi surat adh-Dhuḥā ini, ialah: