Surah al-Buruj 85 ~ Tafsir Ibni Katsir (3/3)

Dari Buku:
Tafsir Ibnu Katsir, Juz 30
(An-Nabā’ s.d. An-Nās)
Oleh: Al-Imam Abu Fida’ Isma‘il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Rangkaian Pos: Surah al-Buruj 85 ~ Tafsir Ibni Katsir

Al-Burūj, ayat: 11-22.

إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيْرُ، إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيْدٌ، إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَ يُعِيْدُ، وَ هُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُ، ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدُ، فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ، هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثُ الْجُنُوْدِ، فِرْعَوْنَ وَ ثَمُوْدَ، بَلِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ تَكْذِيْبٍ، وَ اللهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُّحِيْطٌ، بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيْدٌ، فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ.

085: 11. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.
085: 12. Sesungguhnya adzab Tuhanmu benar-benar keras.
085: 13. Sesungguhnya Dia-lah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali).
085: 14. Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih,
085: 15. yang mempunyai ‘Arsy, lagi Maha mulia,
085: 16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
085: 17. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang,
085: 18. (Yaitu kaum) Fir’aun dan (kaum) Tsamūd?
085: 19. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,
085: 20. Padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka.
085: 21. bahkan yang didustakan mereka itu ialah alQurān yang mulia,
085: 22. yang (tersimpan) dalam Lauḥ Maḥfūzh.”

 

Allah s.w.t. menceritakan perihal hamba-hambaNya yang beriman bahwa:

لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Al-Burūj: 11)

Berbeda dengan apa yang disediakan-Nya bagi musuh-musuhNya, yaitu api yang membakar dan neraka Jaḥīm; karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

ذلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيْرُ

itulah keberuntungan yang besar. (Al-Burūj: 11)

Kemudian Allah s.w.t. berfirman:

إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيْدٌ

Sesungguhnya adzab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Burūj: 12)

Sesungguhnya adzab dan pembalasan Allah terhadap musuh-musuhNya yang telah mendustakan rasul-rasulNya dan menentang perintah-Nya benar-benar keras, besar, lagi kuat. Karena sesungguhnya Allah s.w.t. memiliki kekuatan Yang Maha Kokoh, yang segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi menurut apa yang dikehendaki-Nya dalam sekejap atau lebih cepat dari itu. Untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَ يُعِيْدُ

Sesungguhnya Dia-lah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). (Al-Burūj: 13)

Yakni kekuatan dan kekuasaan-Nya yang sempurna dapat menciptakan makhluk dan menghidupkannya kembali seperti semula, tanpa ada yang dapat menghalang-halangi atau mencegah-Nya.

وَ هُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُ

Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, (Al-Burūj: 14)

Dia memberi ampun dosa orang yang bertobat kepada-Nya dan tunduk patuh pada-Nya betapapun besarnya dosa yang bersangkutan. Makna al-wadūd menurut Ibnu ‘Abbās dan lain-lainnya ialah Maha Pengasih.

ذُو الْعَرْشِ

yang mempunyai ‘Arsy. (Al-Burūj: 15)

Yaitu yang memiliki ‘Arasy yang besar lagi tinggi di atas semua makhluk. Lafazh al-majīd ada dua qiraat mengenainya, ada yang membacanya rafa‘ karena menganggapnya menjadi sifat dari ar-Rabb; sedangkan bacaan lainnya ialah jarr karena menganggapnya menjadi sifat dari ‘Arasy. Kedua-duanya dibenarkan.

فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ

Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Burūj: 16)

Artinya, apa pun yang hendak dilakukan-Nya tiada hambatan bagi keputusan-Nya; dan tiada yang menanyakan apa yang dikerjakan-Nya karena kebesaran, keperkasaan, kebijaksanaan, dan keadilan-Nya. Sebagaimana yang diriwayatkan kepada kami dari Abū Bakar ash-Shiddīq r.a. ketika dikatakan kepadanya saat ia menjelang ajalnya: “Apakah tabib telah memeriksamu?” Abū Bakar menjawab: “Ya” Mereka bertanya: “Apakah yang dikatakan olehnya?” Abū Bakar menjawab: “Dia berkata kepadaku: “Sesungguhnya Aku Maha Kuasa berbuat apa yang Ku kehendaki.””.

Firman Allah s.w.t.:

هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثُ الْجُنُوْدِ، فِرْعَوْنَ وَ ثَمُوْدَ

Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang. (Yaitu kaum) Fir’aun dan (kaum) Tsamūd? (Al-Burūj: 17-18)

Yakni apakah pernah kamu dengar pembalasan yang ditimpakan oleh Allah kepada mereka dan adzab yang diturunkan-Nya kepada mereka tanpa ada seorang pun yang dapat menolaknya dari mereka? Hal ini merupakan penegasan dari makna yang terkandung di dalam firman-Nya:

إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيْدٌ

Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Burūj: 12)

Apabila Dia menghukum orang zalim, maka Dia menghukumnya dengan hukuman yang keras, sebagaimana layaknya hukuman dari Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa.

Ibnu Abī Ḥātim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami ‘Alī ibnu Muḥammad ath-Thanāfisī, telah menceritakan kepada kami Abū Bakar ibnu ‘Iyāsy, dari Abū Isḥāq dari ‘Amr ibnu Maimūn, bahwa Nabi s.a.w. melewati seorang wanita yang sedang membaca firman-Nya:

هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثُ الْجُنُوْدِ

Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang? (Al-Burūj: 17)

Maka Nabi s.a.w. bangkit dan mendengarkan seraya bersabda:

نَعَمْ، قَدْ جَاءَنِيْ

Ya benar, telah datang kepadaku kisah mereka.

Firman Allah s.w.t.:

بَلِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ تَكْذِيْبٍ

Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan, (Al-Burūj: 19)

Mereka selalu berada dalam keraguan, kebimbangan, kekufuran, dan keingkaran.

وَ اللهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُّحِيْطٌ

Padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. (Al-Burūj: 20)

Yakni Dia berkuasa atas mereka lagi mengalahkan, mereka tidak dapat luput dari-Nya dan tidak dapat melarikan diri dari kekuasaan-Nya.

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيْدٌ

bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur’ān yang mulia, (Al-Burūj: 21)

Yaitu al-Qur’ān yang agung lagi mulia:

فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ

yang (tersimpan) dalam Lauḥ Maḥfūzh.” (Al-Burūj: 22)

Maksudnya, Al-Qur’ān itu di kalangan para malaikat terpelihara dari segala bentuk pengurangan, penambahan, perubahan, dan penyimpangan. Ibnu Jarīr mengatakan, telah menceritakan kepada kami ‘Amr ibnu ‘Alī, telah menceritakan kepada kami Qurrah ibnu Sulaimān, telah menceritakan kepada kami Ḥarb ibnu Syuraih, telah menceritakan kepada kami ‘Abd-ul-‘Azīz ibnu Shuhaib, dari Anas ibnu Mālik sehubungan dengan makna firman Allah s.w.t.:

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيْدٌ، فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ

bahkan yang didustakan mereka itu ialah alQurān yang mulia. yang (tersimpan) dalam Lauḥ Maḥfūzh.” (Al-Burūj: 21-22)

Bahwa sesungguhnya Lauḥ Maḥfūzh yang disebutkan oleh Allah s.w.t. melalui firman-Nya:

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيْدٌ، فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ

bahkan yang didustakan mereka itu ialah alQurān yang mulia. yang (tersimpan) dalam Lauḥ Maḥfūzh.” (Al-Burūj: 21-22)

berada di kening Malaikat Israfil.

Ibnu Abī Ḥātim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abū Shāliḥ, telah menceritakan kepada kami Mu‘āwiyah ibnu Shāliḥ, bahwa Abul-A‘bas alias ‘Abd-ur-Raḥmān ibnu Salmān telah mengatakan: “Tiada sesuatu pun yang telah ditetapkan oleh Allah, baik berupa al-Qur’ān, dan yang sebelumnya dan yang sesudahnya melainkan berada di Lauḥ Maḥfūzh (lembaran yang terpelihara). Dan Lauḥ Maḥfūzh ini berada di antara kedua mata Malaikat Israfil, tidak diizinkan baginya melihat kepadanya.”

Al-Ḥasan al-Bashrī mengatakan bahwa sesungguhnya al-Qur’ān yang mulia ini berada di sisi Allah di Lauḥ Maḥfūzh, Dia menurunkan sebagian darinya menurut apa yang dikehendaki-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari kalangan makhluk-Nya.

Al-Baghawī telah meriwayatkan melalui jalur Isḥāq ibnu Bisyr, bahwa telah menceritakan kepadaku Muqātil dan Ibnu Juraij, dari Mujāhid, dari Ibnu ‘Abbās yang mengatakan bahwa sesungguhnya di tengah Lauḥ Maḥfūzh terdapat tulisan: “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, agama-Nya ialah Islam, dan Muḥammad adalah hamba dan rasul-Nya. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya serta mengikuti rasul-rasulNya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga.”

Ibnu ‘Abbās melanjutkan, bahwa Lauh adalah lembaran dari mutiara yang putih, panjangnya sama dengan jarak antara bumi dan langit, dan lebarnya sama dengan jarak antara masyriq dan maghrib, sedangkan kedua sisinya dari mutiara dan yaqut, dan sampulnya dari yaqut merah, qalam (pena)nya dari cahaya, dan kalam-Nya telah tertulis di ‘Arasy dan pokoknya berada di pangkuan seorang malaikat.

Muqātil mengatakan bahwa Lauḥ Maḥfūzh berada di sebelah kanan ‘Arasy.

Imām Thabrānī mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muḥammad ibnu ‘Utsmān ibnu Abū Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjāb ibn-ul-Ḥārits, telah menceritakan kepada kami Ibrāhīm ibnu Yūsuf, telah menceritakan kepada kami Ziyād ibnu ‘Abdullāh, dari Laits, dari ‘Abd-ul-Mālik ibnu Sa‘īd ibnu Jubair, dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbās, bahwa Rasūlullāh s.a.w. pernah bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ لَوْحًا مَحْفُوْظًا مِنْ دُرَّةِ بَيْضَاءَ صَفَحَاتُهَا مِنْ يَاقُوْتَةٍ حَمْرَاءَ، قَلَمُهُ نُوْرٌ وَ كِتَابُهُ نُوْرٌ، للهِ فِيْهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ سِتُّوْنَ وَ ثَلاَثُمِائَةٍ لَحْظَةٍ، يَخْلُقُ وَ يَرْزُقُ وَ يُمِيْتُ وَ يُحْيِيْ وَ يُعِزُّ وَ يُذِلُّ وَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ.

Sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan Lauḥ Maḥfūzh dari mutiara yang putih, lembaran-lembaran dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauḥ Maḥfūzh sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya.

Demikianlah akhir tafsir sūrat-ul-Burūj dengan memanjatkan puja dan puji kepada Allah atas segala karunia-Nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *