Surah al-Jinn 72 ~ Tafsir al-Aisar (2/4)

TAFSĪR AL-AISAR
(Judul Asli: أَيْسَرُ التَّفَاسِيْرِ لِكَلَامِ الْعَلِيِّ الْكَبِيْرِ)
Edisi Indonesia:
Tafsir al-Qur’an al-Aisar (Jilid 7)

Penulis: Syaikh Abū Bakar Jābir al-Jazā’irī

(Jilid ke 7 dari Surah Qāf s.d. an-Nās)
 
Penerbit: Darus Sunnah

Rangkaian Pos: Surah al-Jinn 72 ~ Tafsir al-Aisar

Surat al-Jinn: Ayat 8-15

وَ أَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيْدًا وَ شُهُبًا. وَ أَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَّصَدًا. وَ أَنَّا لَا نَدْرِيْ أَشَرٌّ أُرِيْدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا. وَ أَنَّا مِنَّا الصَّالِحُوْنَ وَ مِنَّا دُوْنَ ذلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا. وَ أَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَّنْ نُّعْجِزَ اللهَ فِي الْأَرْضِ وَ لَنْ نُّعْجِزَهُ هَرَبًا. وَ أَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَ لَا رَهَقًا. وَ أَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَ مِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا. وَ أَمَّا الْقَاسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا.

072: 8. Dan sesungguhnya kami (jinn) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,
072: 9. dan sesungguhnya kami (jinn) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
072: 10. Dan sesungguhnya kami (jinn) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki (bagi) orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan baginya.
072: 11. Dan sesungguhnya di antara kami (jinn) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
072: 12. Dan sesungguhnya kami (jinn) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat melepaskan diri (dari)-Nya.
072: 13. Dan sesungguhnya ketika kami mendengar petunjuk (al-Qur’ān), kami beriman kepadanya. Maka barang siapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa.
072: 14. Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus.
072: 15. Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahannam.”

PENJELASAN KATA

(وَ أَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ) Wa Annā Lamasnās-Samā’a: Kami (jinn) biasa mencari berita langit sebagaimana yang biasa kami lalukan.

(حَرَسًا شَدِيْدًا) Ḥarasan Syadīdan: Dijaga ketat oleh para malaikat.

(وَ شُهُبًا) Wa Syuhuban: Melempari syaithan dengan bintang-bintang atau menghujaninya dengan panah api.

(مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ) Maqā‘ida Lis-Sam‘i: Agar kami (jinn) bisa mendengar apa yang terjadi di alam semesta.

(شِهَابًا رَّصَدًا) Syihāban Rashadan: Para malaikat siap untuk melempari syaithan-syaithan agar mereka tidak mendekat untuk mencuri berita langit.

(رَشَدًا) Rasyadan: Kebaikan.

(كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا) Kunnā Tharā’iqa Qidadan: Menempuh jalan yang berbeda-beda. Ath-Tharā’iqu artinya banyak jalan, bentuk jama‘ dari kata “tharīqatun” dan al-Qidadu adalah bentuk jama‘ dari kata “qiddatun” yaitu banyak ragam dan berlainan jenis.

(وَ لَنْ نُّعْجِزَهُ هَرَبًا) Wa Lan Nu‘jizahū Haraban: Kami (Allah) tidak akan membiarkan mereka (jinn) lari ke bumi atau ke langit.

(لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى) Lammā Sami‘nāl-Hudā: Yaitu al-Qur’ān yang mengajak kepada petunjuk, kebaikan dari kesesatan.

(بَخْسًا وَ لَا رَهَقًا) Bakhsan wa Lā Rahaqan: Mengurangi kebaikan atau dosa mereka yang akan dihisab (diperiksa atau dihitung).

(وَ مِنَّا الْقَاسِطُوْنَ) Wa Minnāl-Qāsithūn: Yang melenceng dari jalan kebenaran, yaitu agama Islam.

(تَحَرَّوْا رَشَدًا) Taḥarrau Rasyadan: Mereka mencari hidayah, akhirnya mereka pun mendapatkannya.

(فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا) Fakānū Lijahannama Ḥathaban: Menjadi bahan bakar neraka Jahannam di hari Kiamat kelak.

MAKNA AYAT 8-15 SECARA UMUM

Ayat-ayat di atas masih mengisahkan tentang perkataan jinn setelah mendengarkan al-Qur’ān al-Karīm. Yaitu tentang ucapan mereka yang diberithukan oleh Allah: “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,” maksudnya kami (jinn) mencoba mencuri berita langit sebagaimana kebiasaan kami. “maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,” (7691) maksudnya dijaga ketat oleh para malaikat yang membawa panah api yang siap dilemparkan kepada setiap jinn yang berusaha menguping. Mereka (para jinn) berkata: “dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki”, yaitu di langit, “beberapa tempat di langit itu,” maksudnya beberapa tempat duduk, “untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya),” (7702) yaitu untuk mendengar pembicaraan dari para malaikat di langit. “Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya),” telah disiapkan bara api yang akan dilemparkan dan akan membakar atau membunuhnya.

Mereka juga berkata: “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.” Aku (penulis) sangat takjub dengan sikap hormat mereka (jinn muslim) terhadap Allah, karena mereka tidak menisbatkan keburukan kepada Allah, sebaliknya mereka (jinn muslim) menisbatkan kebaikan kepada-Nya, seperti dalam ucapan mereka ini, “apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi”. Andai saja mereka sangat tidak beradab terhadap Allah, tentu mereka akan mengatakan “Apakah kejelekan yang Allah inginkan bagi mereka (manusia yang ada di bumi) ataukah Dia menginginkan bagi mereka kebaikan?” Mereka mengatakan perkataan ini ketika mereka mendapati langit telah dijaga ketat dan banyak panah api (berseliweran).

Pemikiran ini sangat baik sebagai hasil dari pengetahuan yang selamat atau bersih. Perubahan yang ada di langit ini telah mereka ketahui sebabnya, yaitu ketika Allah memberitahukan kepada utusan-Nya, Muḥammad s.a.w. sebagai permulaan turunnya wahyu kepada beliau. Allah melindungi langit sehingga syaithan-syaithan tidak bisa menguping dan membisikkan berita tersebut kepada manusia sehingga umat manusia berpaling dari keimanan dan akhirnya mereka tidak tertarik dengan Islam. Inilah kebenaran yang Allah inginkan bagi para hamba-Nya.

Mereka (para jinn) berkata: “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shāliḥ”, yaitu jinn-jinn beriman yang konsisten terhadap keimanan dan ketaatan “dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya,” iman yang lemah dan kurangnya ketaatan. “Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda” (7713) yaitu jalan-jalan dan keinginan-keinginan yang berbeda-beda. “Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi.” yaitu jika Dia ingin mencelakai kami (jinn), maka kami tidak akan bisa melarikan diri jika kami bersembunyi di bumi maupun di langit.

Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (al-Qur’ān), kami beriman kepadanya” yaitu al-Qur’ān yang membawa petunjuk Allah yang akan Dia berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. “Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala,” yaitu mengurangi kebaikannya di hari Kiamat kelak, “dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan,” yaitu dosa yang berasal dari kejahatan-kejahatannya yang akan menjadi penyebab dirinya disiksa, sedangkan ia tidak pernah melakukannya ketika di dunia. Mereka (jinn) berkata: “”, yaitu yang “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran,” yaitu yang melenceng dari jalan (kebenaran), yaitu agama Islam. Maka barang siapa yang berserah diri, tunduk kepada Allah dengan menaati-Nya, dan membersihkan diri dari noda-noda kemusyrikan (menyekutukan-Nya), maka mereka itulah jinn-jinn yang telah memilih jalan yang lurus. (7724) “Adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam”. Neraka dinyalakan (kayu bakarnya) mereka dan berkobar-kobar menyiksa mereka dan juga untuk orang-orang kafir yang menyimpang, seperti mereka.

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI AYAT 8-15

  1. Adanya kesamaan jenis antara jinn dan malaikat, karena bahan pencitptaan keduanya memiliki kesamaan. Para malaikat diciptakan dari cahaya, sedang jinn dari api. Oleh karena itu, bangsa jinn bisa melihat, mendengar, dan memahami percakapan para malaikat.
  2. Bangsa jinn terbagi menjadi beberapa kelompok, ada jinn (muslim) shalih, mu’min, yang menjadi shahabat Rasūlullāh s.a.w.
  3. Tercelanya memilih jalan berbeda-beda, mengikuti hawa nafsu dan perpecahan.
  4. Terpujinya sifat adil, memihak kepada kebenaran dan kebaikan.

Catatan:

  1. 769). Kata “asy-syuhubu” (panah api) adalah bentuk jama‘ dari kata “syihābun” seperti kata “kitābun” bentuk jama‘nya adalah “kutubun”. “Asy-Syuhubu” ini diambil dari bintang-bintang yang berapi untuk melempari jinn-jinn. Kata “al-ḥarasu” adalah “aḥrāsun” seperti kata “salafun” bentuk jama‘nya adalah “aslāfun”.
  2. 770). Yang sering menguping adalah jinn-jinn jahat dan syaithan. Yang harus diketahui bahwa jinn adalah anak atau keturunan dari “jān” yang tercipta dari nyala api. Sedangkan syaithan adalah anak atau keturunan Iblīs. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak mau taat dan membangkang perintah Allah, maka ia pun akan menjadi syaithan yang tidak mempunyi kebaikan sedikit pun.
  3. 771). Di antara para jinn ada yang beragama Yahudi, Nashrani, dan Majusi. Setelah agama Islam diturunkan, di antara jinn ada yang beragama Islam, ada yang bermadzhab Qadariyyah, Murji‘ah, Khawārij, Rāfidhah serta Syī‘ah. Karena bangsa jinn juga seperti manusia, baik dalam hal keyakinan, ucapan, dan perbuatan.
  4. 772). Ayat yang berbunyi: “taḥarrau rasyadan” maksudnya menempuh jalan kebenaran. Seperti seseorang yang sedang mencari arah qiblat ketika akan shalat. Artinya ia benar-benar mencarinya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *