01-2 Adab Membaca Al-Qur’an – Panduan Lengkap Ilmu Tajwid

Panduan Lengkap Ilmu Tajwid
Kaidah Membaca al-Qur’ān yang Disusun Secara Sistematis dan Aplikatif

Penulis: Muhammad Ahmad Mu‘abbad
Penerjemah: Rosyad Nur Ilyas, Lc.

Penerbit: TAQIYA Publishing.

ADAB MEMBACA AL-QUR’ĀN

 

Sesungguhnya terdapat adab-adab bagi pembaca al-Qur’ān yang harus ia jaga saat membaca al-Qur’ān. Nabi dan Rasūl kita Muḥammad s.a.w. memberitahu kita bahwa ia adalah kalāmullāh. Nabi s.a.w. bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَ عَلَّمَهُ.

Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’ān dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhārī). (21)

Setiap pembaca al-Qur’ān hendaknya duduk saat membaca, dalam keadaan suci yang sempurna, berpakaian bersih, berminyak wangi, telah bersiwak (menggosok gigi), tenang, khusyu‘, tawadhu‘, dan merasakan keagungan Allah.

Hendaknya ia menadabburi maknanya dan hanyut dalam ayat-ayat dan hukum-hukumnya. Ketika terdapat ayat tentang kenikmatan dan surga ia mengangkat kepalanya dengan berseri dan bergembira, berharap agar termasuk orang-orang yang mendapatkan surga dan tingkatan-tingkatannya yang tinggi. Sedangkan ketika bertemu dengan ayat-ayat tentang adzab dan neraka, maka ia merinding kulitnya, pucat wajahnya, besar rasa takutnya, dan merasa cemas dari siksa Allah.

Hendaknya ia mengharap rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya. Dengan demikian, imannya akan bertambah, keadaannya membaik dan hatinya bergejolak, sebagaimana firman Allah:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَ إِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَ عَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (al-Anfāl: 2).

Pembaca al-Qur’ān selayaknya menjadi contoh dalam berperilaku, ketundukan, dan penghormatan. Hendaknya ia membaca al-Qur’ān dengan tartil dan bertajwid, menjaga hak-haknya sesuai dengan kemampuan dalam memberi hak-hak huruf dan mustahaknya (32) berupa sifat-sifatnya, makhrāj, mad, ghunnah, dan hukum tajwid lainnya, seraya berharap kepada Allah agar dikabulkan bacaannya, dan mendapatkan kemenangan dengan surga dan ridha-Nya.

 

Catatan:


  1. 2). Diriwayatkan oleh al-Bukhārī pada bab Fadhā’il-ul-Qur’ān bab. 21 hal. 108 Juz 6. 
  2. 3). Mustahak huruf adalah sifat yang tampak sewaktu-waktu, seperti tafkhīm, tarqīq, ikhfā’ dan sebagainya. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *