006 Tentang Pembagian Madd – Pelajaran Tajwid – Tuhfat-ul-Athfal

PELAJARAN TAJWĪD
Terjemah (TUḤFAT-UL-ATHFĀL)
Oleh: Syaikh Sulaimān ‘Abdullāh bin Ḥusain bin Muḥammad

Alih Bahasa: Achmad Sunarto
Penerbit: AL-HIDAYAH Surabaya

BAB VI

أَقْسَامُ الْمَدِّ

TENTANG PEMBAGIAN MADD

 

Yang dinamakan Madd, yaitu memanjangkan suara karena ada huruf Madd.

وَ الْمَدُّ أَصْلِيٌّ وَ فَرْعِيٌّ لَهُ وَ سَمِّ أَوَّلًا طَبِيْعِيًّا وَ هُوْ
مَا لَا تَوَقُّفٌ لَهُ عَلَى سَبَبْ وَ لَا بِدُوْنِهِ الْحُرُوْفُ تُجْتَلَبْ
بَلْ أَيُّ حَرْفٍ غَيْرَ هَمْزٍ أَوْ سُكُوْن جَا بَعْدَ مَدٍّ فَالطَّبِيْعِيُّ يُكُوْن.

Madd itu dibagi menjadi dua, yaitu 1. Madd Asli (Madd Thabī‘ī), 2. Madd Far‘ī.

Apabila ada huruf alif sebelumnya berupa ḥarakat fatḥah, wāwu sebelumnya berupa ḥarakat dhammah dan yā’ sebelumnya berupa harakat kasrah maka yang demikian itu dinamakan Madd Thabī‘ī. Adapun bacaannya panjang satu alif atau dua harakat.

Contoh:

الْوَسْوَاسِ مَالِكِ الصِّرَاطِ
وَ لَمْ يُوْلَدْ الْمَغْضُوْبِ قُلْ أَعُوْذُ
فِيْ دِيْنِ اللهِ أَبِيْ لَهَبٍ جِيْدِهَا

 

وَ الْآخَرُ الْفَرْعِيُّ مَوْقُوْفٌ عَلَى سَبَبْ كَهَمْزٍ أَوْ سُكُوْنٍ مُسْجِلًا
حُرُوْفُهُ ثَلَاثَةٌ فَعِيْهَا مِنْ لَفْظِ وَايٍ وَهْيَ فِيْ نُوْحِيْهَا
وَ الْكَسْرُ قَبْلَ الْيَا وَ قَبْلَ الْوَاوِ ضَمْ شَرْطٌ وَ فَتْحٌ قَبْلَ أَلْفٍ يُلْتَزَمْ.

Adapun Madd Far‘ī adalah Madd yang luar biasa, yang bukan asli, karena ada sebab-sebab sehingga tidak disebut asli. Sebab-sebabnya adalah bermacam-macam, adakalanya karena bertemu dengan hamzah, bertemu dengan sukūn, bertemu dengan tasydīd dan sebagainya.

Adapun huruf Madd Far‘ī itu ada tiga, yang berkumpul pada lafal:

(و – ء – ي) وَايٌ

Syaratnya yaitu: Yā’ jatuh setelah ḥarakat kasrah, wāwu setelah ḥarakat dhammah dan alif setelah ḥarakat fatḥah. Sebagaimana contoh:

نُوْحِيْهَا

 

وَ اللَّيْنُ مِنْهَا الْيَا وَ وَاوٌ سَكَنَا إِنِ انْفِتَاحٌ قَبْلَ كُلٍّ اُعْلِنَا

Apabila ada waktu wāwu mati dan sebelumnya berupa ḥarakat fatḥah, atau apabila ada yā’ mati dan sebelumnya berupa ḥarakat fatḥah, maka huruf tersebut dinamakan ḥurūf Lain (اللَّيْنُ).

Contoh:

أَرَأَيْتَ قُرَيْشٍ
وَ تَوَاصَوْا يَوْمَئِذٍ

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *