Hati Senang

Tempat Mengadu – Bab-ul-Munada – Tata Bahasa Sufi

Dari Buku:
Tata Bahasa Sufi – Mengungkap Spiritualitas
Matan Jurumiyah
Oleh: Imam Ibnu ‘Ajibah al-Hasani r.a.

Penerjemah: H. Abdul Aziz Sukarnawadi, MA.
Penerbit: Badan Penerbitan dan Penerjemahan Nahdlatul Wathan (BPPNW)

بَابُ الْمُنَادَى

Tempat Mengadu

 

بَابُ الْمُنَادَى
وَ الْمُنَادَى خَمْسَةُ أَنْوَاعٍ الْمُفْرَدُ الْعَلَمُ وَ النَّكِرَةُ الْمَقْصُوْدَةُ وَ النَّكِرَةُ غَيْرُ الْمَقْصُوْدَةِ وَ الْمُضَافُ وَ الْمُشَبِّهُ بِالْمُضَافِ

Tempat mengadu sesungguhnya di kala derita dan duka adalah Sang Mufrad ‘Alam, yaitu Allah s.w.t. sebab Ia-lah penentu segalanya.

Demikian pula yang dimaksud mufrad ‘alam adalah Rasulullah s.a.w., sebab beliaulah hamba satu-satunya yang diberi keparipurnaan luar biasa. Imām al-Būshairī r.a. berkata:

خَفَضْتَ كُلَّ مَقَامٍ بِالْإِضَافَةِ إِذْ
نُوْدِيْتَ بِالرَّفْعِ مِثْل الْمُفْرَدِ الْعَلَمِ

Keagunganmu tinggi di atas kepala semesta alam,

Tuhan meninggikanmu (441) karena engkaulah mufrad ‘alam.

Rasulullah s.a.w. adalah pintu teragung menuju Allah dan penolong termulia bagi seluruh umat. Dengan beliaulah terhapus segala penat dan tercapai segala hajat. Syaikh al-Bakrī ash-Shiddīqī berkata:

فَلُذْ فِيْ كُلِّ مَا تَرْتَجِيْ فَهُوَ الشَّفِيْعُ دَائِمًا يَقْبَلُ
وَ عُذْ بِهِ مِنْ كُلِّ مَا تَخْتَشِيْ فَإِنَّهُ الْمَرْجِعُ وَ الْمَوْئِلُ.

Berharaplah padanya dalam setiap cita-citamu,
Sebab ia-lah sang penolong nan penawar hati.

Berlindunglah kepadanya dari segala yang menakutimu,
Karena ialah tempat mengadu dan kembali.”

Tempat mengadu berikutnya – setelah Allah dan Rasul-Nya – adalah nakirah maqshūdah, yaitu suatu rahasia yang tersirat dibalik hati hamba. Apabila hamba telah dikaruniai rahasia itu maka ia telah menjadi wali mursyid yang dapat dijadikan tempat mengadu umat, sebab wali mursyid adalah wakil Rasulullah s.a.w. dalam membimbing dan menunjuki umat menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Kewalian seorang wali mursyid diisyaratkan dengan nakirah maqshūdah karena wali mursyid pada awalnya tidak mudah dideteksi (nakirah), namun selanjutnya dan pada saatnya yang tepat ia dapat diketahui dan semakin dikenali banyak orang (maqshūdah) hingga ia memberikan manfaat kepada seluruh hamba dan bangsa.

Tempat mengadu ketiga adalah nakirah ghair maqshūdah, yaitu isyarat kepada wali tak dikenal yang merupakan salah satu rahasia kekuasaan Tuhan. Ia tidak dikenal siapapun hingga wafat kecuali oleh wali-wali setingkatnya saja.

Tempat mengadu keempat adalah mudhāf, yaitu murid seorang wali mursyid yang telah terdidik dengan baik dan senantiasa berkhidmat untuk maslahat umat.

Tempat mengadu kelima adalah musyabbah bil-mudhāf, yaitu hamba yang suka meniru orang-orang mulia dalam berpakaian dan beretika hingga iapun diberkati perjalanan hidupnya dengan keberkatan cahaya orang-orang mulia yang ditirunya. Seorang penyair berkata:

لِيْ سَادَةٌ مِنْ حُبِّهِمْ أَقْدَامُهُمْ فَوْقَ الْجِبَاه
إِنْ لَمْ أَكُنْ مِنْهُمْ فَلِيْ فِيْ حُبِّهِمْ عِزٌّ وَ جَاه

Aku mencintai orang-orang mulia,
Kaki mereka di atas jidatku.

Bila aku tidak seperti mereka,
Maka cinta itu memuliakanku.

 

فَأَمَّا الْمُفْرَدُ الْعَلَمُ وَ النَّكِرَةُ الْمَقْصُوْدَةُ فَيُبْنَيَانِ عَلَى الضَّمِّ مِنْ غَيْرِ تَنْوِيْنٍ نَحْوُ يَا زَيْدُ وَ يَا رَجُلُ

Adapun mufrad ‘alam (Rasulullah s.a.w.) dan nakirah maqshūdah (para pewaris Rasulullah s.a.w. yakni para wali mursyid), maka mereka senantiasa dhamm (bersama Allah s.w.t.) tanpa tanwīn (menunjukkan wujud diri sendiri (452)) sebab mereka mabuk bersama Allah di setiap saat hingga lupa diri sendiri.

 

وَ الثَّلَاثَةُ الْبَاقِيَةُ مَنْصُوْبَةٌ لَا غَيْرُ

Adapun nakirah ghair maqshūdah (wali tak dikenal), mudhāf (murid wali mursyid), dan musyabbah bil-mudhāf (peniru orang-orang mulia), maka mereka semua bergantung pada taqdir yang digariskan Allah buat mereka. Apabila derajat mereka semakin meningkat maka itu disebabkan kemuliaan-Nya, dan apabila tidak meningkat atau bahkan menurun maka itu karena keadilan-Nya.

Catatan:

  1. 44). Memanggilmu dengan rafa‘ (ketinggian).
  2. 45). Merasa hebat dan berpengaruh alias unjuk gigi.
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.