PASAL 16
Fi‘il terbagi menjadi tiga macam, yaitu fi‘il shaḥīḥ, fi‘il mu‘tall dan fi‘il mudhā‘af. Demikian juga ‘amal perbuatan seorang mukallaf terbagi menjadi beberapa macam, yaitu ‘amal perbuatan yang shaḥīḥ, mu‘tall, dan mudhā‘af.
Fi‘il shaḥīḥ adalah fi‘il yang terbebas dari huruf ‘illat (661) Demikian juga ‘amal perbuatan shaḥīḥ adalah ‘amal perbuatan manusia yang bersih dari ‘illat, hanya saja maksud ‘illat dalam hal ini adalah penyakit hati. Yang dimaksud huruf ‘illat adalah wāwu, alif, dan yā’. Sementara yang dimaksud ‘illat sebagai penyakit hati adalah riyā’ (pamer), i‘jāb (membanggakan diri), dan musākanah (merasa ‘amalnya pasti diterima). (672).
Sebagian huruf ‘illat bersifat adh‘āf (lebih lemah) dan sebagian yang lain bersifat aqwā (lebih kuat). Demikian juga penyakit hati, sebagian bersifat althāf (samar) dan sebagian yang lain bersifat abdā (tampak jelas).
Fi‘il yang di antara huruf-hurufnya terdapat huruf ‘illat disebut fi‘il mu‘tall. Jika huruf pertama fi‘il berupa huruf ‘illat, maka dinamakan mu‘tall mitsāl. (683) Demikian juga ‘amal perbuatan manusia, terkadang manusia mengawali ‘amal ibadahnya dengan riyā’ sehingga dia tidak ikhlas dalam melaksanakannya.
Jika huruf fi‘il yang berada di tengah berupa huruf ‘illat, maka dinamakan mu‘tall ajwaf. (694) Demikian juga ‘amal perbuatan manusia, terkadang di tengah-tengah melaksanakan ibadah dia melakukan hal-hal yang tidak terpuji seperti ghībah (membicarakan orang lain) dan ghaflah (lalai).
Jika huruf fi‘il yang terakhir berupa huruf ‘illat, maka dinamakan mu‘tall nāqish. (705) Demikian juga ‘amal perbuatan manusia, terkadang di akhir suatu ibadah dia melakukan hal-hal yang tidak terpuji (penyakit hati). Sementara diterima atau tidaknya suatu ‘amal ibadah tergantung kesempurnaan pelaksanaannya dari awal hingga akhir. Maksud kesempurnaan ini adalah terbebas dari segala unsur penyakit hati.
Jika dua huruf fi‘il berupa dua huruf ‘illat, maka dinamakan mu‘tall lafīf. Dan jika dua huruf ‘illat tersebut berdampingan, maka dinamakan mu‘tall lafīf maqrūn. (716). Namun jika dua huruf ‘illat tersebut terpisah (huruf pertama dan terakhir – Ed), maka disebut mu‘tall lafīf mafrūq. (727). Demikian juga ‘amal perbuatan manusia, terkadang dalam ibadah manusia, baik di awal dan pertengahan pelaksanaannya maupun di pertengahan dan akhir pelaksanaannya, terkandung unsur penyakit hati. Terkadang pula di awal dan akhir ibadahnya, terkandung penyakit hati.
Selain fi‘il shaḥīḥ dan fi‘il mu‘tall, terdapat fi‘il lain yaitu fi‘il mudhā‘af. Fi‘il mudhā‘af adalah fi‘il yang mengandung dua huruf sejenis, sehingga salah satunya digabungkan dengan yang lain (idghām). (738) Begitu juga ‘amal perbuatan manusia. Jika ibadahnya diterima, terkadang pahalanya dilipatgandakan. Jika menusia melakukan perbuatan dosa, terkadang dosanya juga dilipatgandakan. Pelipatgandaan pahala dan dosa tersebut berkaitan dengan hak Allah dan hak makhluq.
PASAL 17
Idghām artinya ikhfā’, yaitu menggabungkan (memasukkan) huruf pertama dengan huruf kedua. Sehingga meskipun hanya terdengar satu huruf ketika dibaca, namun jika diurai akan terlihat bahwa di dalamnya terdapat dua huruf sejenis. Dalam Naḥw-ul-Qulūb, sebagaimana yang dikatakan kaum shūfī, idghām mirip dengan kondisi al-Jam‘ dan jam‘-ul-Jam‘. (749).
Huruf yang digabungkan kadang tampak ketika di-tashrīf (dilacak asal-usul dan jejak perubahannya). Demikian juga ahli hakikat yang telah mencapai kondisi al-Jam‘ dan jam‘-ul-Jam‘ pada waktunya akan kembali pada kondisi al-Farq. (7510).
Terdapat macam fi‘il yang lain selain fi‘il shaḥīḥ, fi‘il mu‘tall, dan fi‘il mudhā‘af, yaitu fi‘il mahmūz. Fi‘il mahmūz adalah fi‘il yang mengandung hamzah. (7611) Hamzah itu sendiri termasuk huruf ḥalqiyyah yang mana suara pelafalannya keluar dari dalam tenggorokan. Demikian juga ‘amal ibadah manusia, terkadang ada sebagian ‘amal ibadah yang lebih diutamakan untuk diterima dari ‘amal ibadah yang lain.
(Teks Bahasa ‘Arab):
فصل [17]:
الإدغام الإخفاء، فالحرفان في التقدير موجودان و إن كانا على اللسان يوصف الانفراد. و في هذا إشارة إلى ما يقوله القوم في وصف الجمع و جمع الجمع.
والمدغم من الحروف قد يكون له حال بروز في بعض أحوال التصريف. كذلك صاحب الجمع له رجوع و ردّ في بعض الأحايين إلى عين الفرق.
و من أقسام الفعل المهموزُ و الهمزة مدّ في الحلق كذلك قد يصعد بعض الأفعال زيادة على ما يصعد غيره من حيث القبول.