1. Pembagian Kalām.
وَ أَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ اسْمٌ وَ فِعْلٌ وَ حَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى
Kalām terbagi menjadi tiga, yaitu isim, fi‘il dan ḥurūf yang memiliki makna.
Pembagian kalām (kalimat) itu ada 3 macam yaitu:
1. Isim:
الْاِسْمُ هُوَ كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ نَفْسِهَا وَ لَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَضْعًا
Kalima Isim ialah kalimat (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman.
Dalam bahasa Indonesia, kalimat isim ini ialah kata benda.
Contoh:
(زَيْدٌ) = Zaid (nama orang = Isim ‘Alam)
(أَنَا) = Saya atau aku (kata gantinama = dhamīr).
(هذَا) = Ini (kata petunjuk = isim Isyārah)
Dan sebagainya.
2. Fi‘il:
وَ الْفِعْلُ هُوَ كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ نَفْسِهَا وَ اقْتَرَنَتْ بِزَمَانٍ وَضْعًا.
Kalimat Fi‘il ialah kalimat (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman. Kalimat fi‘il dalam bahasa Indonesia ialah kata kerja.
Contoh:
(قَرَأَ) = Sudah membaca.
(يَقْرَأُ) = Dia akan atau sedang membaca.
(اِقْرَأْ) = Bacalah!
Dan sebagainya.
Kalimat fi’il dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Jikalau kalimat fi‘il itu menunjukkan masa yang sudah lewat (اَلْمَاضِيْ), atau pekerjaan itu sudah dilakukan, maka disebut Fi‘il Mādhī (فِعْلُ الْمَاضِيْ).
Seperti:
(حَفَظَ) = Sudah menghafalkan.
(جَلَسَ) = Sudah duduk
(عَلِمَ) = Sudah mengetahui.
b. Jika kalimat itu menunjukkan masa sedang dikerjakan (الْحَالُ), maka dinamakan Fi‘il Mudhāri‘ (فِعْلُ الْمُضَارِعِ).
Seperti:
(يَسْمَعُ) = Sedang mendengarkan.
(يَتَعَلَّمُ) = Sedang belajar
(يُشَاوِرُ) = Sedang bermusyawarah.
Dan sebagainya.
Dan juga bila kalimat itu menunjukkan waktu/masa akan datang atau akan dikerjakan (الْاِسْتِقْبَالُ), maka disebut juga Fi‘il Mudhāri‘ (فِعْلُ الْمُضَارِعِ).
Seperti:
(سَيَقُوْلُ) = Akan berkata.
(سَيَكُوْنُ) = Akan ada atau akan terjadi.
(سَيَعْلَمُ) = Akan mengetahui.
Dan sebagainya.
Contoh:
(اِذْهَبْ) = Pergilah!
(اُدْخُلْ) = Masuklah!
(اِجْلِسْ) = Duduklah!
Dan sebagainya.
3. Ḥurūf:
الْحَرْفُ هُوَ كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ غَيْرِهَا.
Kalimat Ḥurūf adalah kalimat yang menunjukkan makna apabila dirangkai dengan kalimat lainnya.
Maksud mengandung makna adalah, kalimat ḥurūf itu tidak bisa mempunyai arti tanpa dirangkai dengan kalimat (kata) lainnya dalam satu kalām, ia tidak dapat berdiri sendiri.
Contoh:
(إِلَى) = Ke
(هَلْ) = Apakah
(كَمْ) = Berapa
(أَيْنَ) = Di mana
(عَلَى) = Di atas
Dan sebagainya.
Kalimat (kata) di atas bisa mempunyai makna yang jelas apabila dirangkai dengan kalimat lain,
Seperti:
(ذَهَبْتُ إِلَى الْمَكَّةِ وَ الْمَدِيْنَةِ لِلْحَجِّ) = Saya pergi ke Mekkah dan Madinah untuk haji.
(هَلْ صَلَّيْتَ فِي الْمَسْجِدِ) = Apakah kamu shalat di Masjid?
(مَتَى حَضَرْتَ إِلَى الْمُحَاضَرَةِ الدِّيْنِيَّةِ) = Kapan kamu datang ke pengajian agama?
Dan sebagainya.
Kata Nazham:
لاِسْمٍ وَ فِعْلٍ ثُمَّ حَرْفٍ تَنْقَسِمْ | وَ هذِهِ ثَلَاثُهَا هِيَ الْكَلِمْ |
Kalimat itu terbagi menjadi isim, fi‘il dan ḥurūf, ketiga-tiganya disebut kalim.
Untuk lebih jelasnya, ditambah keterangan bahwa kalimat isim, fi‘il dan ḥurūf itu dinamakan kalim. Kalim artinya susunan yang terdiri tiga kalimat atau lebih tetapi masih belum berfaedah (belum berupa informasi) yang memuaskan pendengarnya,
Seperti:
(إِنْ قَامَ زَيْدٌ) = Apabila Zaid berdiri.
Kalām dan kalim terkadang bergabung menjadi satu serta menunjukkan pengertian yang sama, tetapi adakalanya menunjukkan pengertian tersendiri. Contoh bagi yang bergabung menjadi satu ialah seperti lafazh (قَدْ قَامَ زَيْدٌ) Zaid benar-benar telah berdiri. Lafazh seperti ini dinamakan kalām karena memberi pengertian yang membuat pendengar terdiam puas. Dapat pula dinamakan kalim karena tersusun dari tiga kalimat. Contoh kalim yang menyendiri ialah seperti lafazh (إِنْ قَامَ زَيْدٌ) Apabila Zaid berdiri. Contoh kalām yang menyendiri ialah seperti lafazh (زَيْدٌ قَائِمٌ) Zaid berdiri.
Selain kalām, kalim, kalimat, dan lafazh, dalam bahasa ‘Arab ada juga yang dinamakan Qaul. Qaul yaitu lafazh yang dapat memberi faedah secara mutlak. Perkataan qaul terkadang juga mencakup kalām, kalim dan kalimat, karena itu pengertian qaul mencakup semuanya.
Dalam nazham dikatakan:
كَقُمْ وَ قَدْ وَ إِنَّ زَيْدًا ارْتَقَى | وَ الْقَوْلُ لَفْظٌ قَدْ أَفَادَ مُطْلَقَا |
“Qaul adalah lafazh yang dapat memberi faedah secara mutlak seperti lafazh Qum, Qad dan Inna Zaidan irtaqa (Sesungguhnya Zaid naik).”
Qaul adalah lafazh yang memberi faedah atau mempunyai makna yang dapat difahami secara mutlak.
Seperti:
(قُمْ) = Berdirilah!
(اِجْلِسْ) = Duduklah!
(اِسْمَعْ) = Dengarkanlah!
(اُكْتُبْ) = Tulislah!
(اِحْفَظْ) = Hafalkanlah!, dan
(إِنَّ زَيْدًا ارْتَقَى) = Sesungguhnya Zaid telah naik.
Lafazh itu bisa dinamakan qaul bila sudah dimengerti oleh orang lain, baik berupa mufrad atau murakkab, dan musnad ataupun tidak. Jadi Qaul itu mencakup kalām, kalimat, kalim.
Pembagian Kalām |
Isim | Fi‘il | Ḥurūf |
Latihan: