الْمَعْرِفَةُ وَ النَّكِرَةُ
PASAL 8
Dalam nahwu eksoterik (konvensional), isim terbagi menjadi dua macam, yaitu ma‘rifah dan nakirah. (381) Begitu juga dalam nahwu esoteris (Naḥw-ul-Qulūb), makhluq terbagi menjadi dua macam, yaitu makhluq yang berada di tingkatan ma‘rifah dan makhluq yang berada di tingkatan nakirah. Keduanya memiliki batasan dan karakteristik masing-masing. Ma‘rifah merupakan tingkatan tertinggi, tidak ada lagi tingkatan yang lebih tinggi darinya. Dan makhluq yang berada di tingkatan nakirah bisa naik ke tingkatan ma‘rifah. Demikian juga bagi seorang hamba, tidak ada tingkatan tertinggi yang mungkin bisa dia capai selain tingkatan ‘irfān. Para Masyāyikh (guru shūfī) mengatakan:
مَا رَجَعَ مَنْ رَجَعَ إِلَّا مِنَ الطَّرِيْقِ، أَمَّا مَنْ وَصَلَ فَمَا رَجَعَ.
“Orang yang kembali; dia tidak kembali kecuali dari perjalanan sulūk. Sementara orang yang telah sampai pada tujuan sulūk, dia tidak akan kembali.” (392)
(Teks Bahasa ‘Arab):
فصل [8]:
الأسماء على ضربين: اسم معرفة، و اسم نكرة.
و في الإشارة: الخلق كذلك، فمن صاحب معرفة، و من صاحب نكرة، و لكل حَدٍّ و وصف. فالاسم النكرة يصير معرفة – و لا رتبة فوق أن صار معرفة. كذلك لا رتبة للعبد فوق العرفان. قال المشايخ: مَا رَجَعَ مَنْ رَجَعَ إِلَّا مِنَ الطَّرِيْقِ، أَمَّا مَنْ وَصَلَ فَمَا رَجَعَ.