الْأَسْمَاءُ السِّتَّةُ
PASAL 13
Dalam naḥwu konvensional, ada beberapa isim khusus yang i‘rāb-nya berbeda dengan isim-isim lain. Tanda rafa‘-nya adalah wāwu, tanda nashab-nya alif dan tanda jarr-nya yā’. Isim khusus tersebut dinamakan asmā’-us-sittah karena berjumlah enam, yaitu (أَبُوْكَ) “ayahmu”, (أَخُوْكَ) “saudara laki-lakimu”, (هَنُوْكَ) “anumu”, (حَمُوْكَ) “mertuamu”, (فُوْكَ) “mulutmu”, dan (ذُو مَالٍ) “memiliki harta”.
Demikian juga dengan manusia. Dalam Naḥw-ul-Qulūb, ada sebagian manusia yang dikhususkan; diistimewakan, dan dibedakan dari yang lain. Pengkhususan ini dilihat dari kondisi spiritual dan perilakunya.
Salah seorang shūfī mengatakan: “Tidak semua manusia (basyar) adalah Bisyr.” Maksudnya tidak semua manusia sama dengan Bisyr bin al-Ḥārits. (581) Karena dia memiliki kondisi spiritual yang berbeda dengan yang lain. Pengalaman bāthin yang dia alami tidak dialami oleh yang lain.
(Teks Bahasa ‘Arab):
فصل [13]:
من الأسماء أسماء مخصوصة أفردت عن أشكالها بجعل رفعها بالواو، و نصبها بالألف، و كسرها بالياء، و هي ستة أسماء: أبوك، و أخوك، و هنوك، و حموك، و فوك، و ذو مال.
الإِشارة: كذلك من الناس من خُص عن أمثاله، و أفرد بالأحكام من بين أضرابه و أشكاله:
قال أحدهم: ليس كل بشر بِشْرًا (12).
أي باين حكمه حكم من سواه، و انفرد عنهم في معناه.