Bab Isim Isyarah – Tarjamah Matan Alfiyyah

Dari Buku:
 
Tarjamah Matan Alfiyyah
Oleh: Syaikh Muhammad bin A.Malik al-Andalusy

 
Penerjemah: Haji Moch. Anwar
Penerbitan: PT. ALMA‘ARIF PENERBIT PUSTAKA OFFSET

إِسْمُ الْإِشَارَةِ

ISIM ISYĀRAH

 

Isim ma‘rifat yang ketiga, ialah isim Isyārah.

Arti isim isyārah, ialah:

مَا وُضِعَ عَلَى مُسَمًّى وَ إِشَارَةٍ إِلَيْهِ.

Artinya:

Lafazh yang diletakkan bagi sesuatu tertentu dan menunjukkan kepadanya.”

 

Bait # 82

بِذَا لِمُفْرَد ٍ مُذَكَّرٍ أَشِرْ بِذِيْ وَ ذِهْ تِيْ تَا عَلَى الْأُنْثَى اقْتَصِرْ

Artinya:

(1). Ber-isyārah-lah kamu dengan lafazh – dzā – untuk mufrad mudzakkar (baik mudzakkar lafazh atau ma‘nawī, seperti: (هذَا زَيْدٌ، هذَا الْكِتَابُ).

(2). Dan menyingkatkan bagi mu’annats mufrad dengan lafazh: dzī, dzih, tī, dan .” Seperti: (هذِيْ هِنْدٌ).

 

Bait # 83

وَ ذَانِ تَانِ لِلْمُثَنَّى الْمُرْتَفِعْ وَ فِيْ سِوَاهُ ذَيْنِ تَيْنِ اذْكُرْ تُطِعْ

Artinya:

Adapun lafazh dzāni dan tāni untuk isyārah kepada tatsniyah yang rafa‘” (untuk mudzakkar dengan dzāni, mu’annats-nya dengan tāni). “Dan ingatlah kamu kepada selain rafa‘ (yaitu nashab dan jarr) yaitu dengan dzaini. Dengan demikian, ta‘atilah kamu.”

Contohnya:

جَاءَ هذَانِ الرَّجُلَانِ،

رَأَيْتُ هذَيْنِ الرَّجُلَانِ، مَرَرْتُ بِهذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ.

Perlu diketahui, bahwa nūn lafazh tersebut boleh di-tasydīd sebagaimana Bait # 89.

 

Bait # 84

وَ بِأُولَى أَشِرْ لِجَمْع ٍ مُطْلَقًا وَ الْمَدُّ أَوْلَى وَلَدَى الْبُعْدِ انْطِقَا

Artinya:

Dan ber-isyārah kamu untuk jama‘ dengan mutlak (untuk jama‘ mudzakkar dan mu’annats, yang berakal dan tidak), yaitu dengan lafazh (أُولَى) dan memakai madd ditambah hamzah sesudah alif maqshūrah-nya lebih baik, jadi: (أُولَائِكَ/أُولَاءِ) dan ketika isyārah kepada yang jauh, ucapkanlah (هأُولَاءِ) (dalam Bait kedua).

 

Bait # 85

بِالْكَافِ حَرْفًا دُوْنَ لَام ٍ أَوْ مَعَهْ وَ اللَّامُ إِنْ قَدَّمْتَ هَا مُمْتَنِعَهْ

Artinya:

Dengan kāf ḥarf khithāb (seperti: أُولَاكَ) tidak memakai lām atau memakai lām (seperti: أُولَائِكَ، أُولَالِكَ ). Adapun memakai lām itu tercegah kalau kamu mendahulukan – hā’– (seperti: هَاأُولَالِكَ).”

Perlu diketahui, bahwa ber-isyārah itu terbagi atas 3 bagian, yaitu yang dekat, pertengahan dan yang jauh.

 

Bait # 86&87

وَ بِهُنَا أَوْ ههُنَا أَشِرْ إِلَى دَانِي الْمَكَانِ وَ بِهِ الْكَافَ صَلَا
فِي الْبُعْدِ أَوْ بِثَمَّ فُهْ أَوْ هَنَّا أَوْ بِهُنَالِكَ انْطِقَنْ أَوْ هِنَّا

Artinya:

Dengan lafazh (هُنَا) atau (ههُنَا) ber-isyārah kamu untuk yang dekat dan menyambungkan kamu akan lafazh itu (hunā) akan kāf dalam menunjukkan yang jauh, jadi (هُنَاكَ) atau mengucapkan kamu dengan lafazh (ثَمَّ) atau (فُهْ) atau mengucapkan kamu akan lafazh (هَنَّا) atau (هِنَّا) (dengan hanya kasrah).”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *