Rahasia di Balik Alif
وَ أَمَّا الْأَلِفُ فَتَكُوْنُ عَلَامَةً لِلنَّصْبِ فِي الْأَسْمَاءِ الْخَمْسَةِ نَحْوُ رَأَيْتُ أَبَاكَ وَ أَخَاكَ وَ مَا أَشْبَهَ ذلِكَ
Alif menjadi tanda bagi i‘rāb nashab dalam isim lima (al-asmā’-ul-khamsah), seperti ra’aitu abāka wa akhāka (aku melihat ayahmu dan saudara laki-lakimu), dan contoh-contoh lain yang serupa.
Alif-ul-waḥdah, jika sudah nyata dalam diri murid dan menjadi kukuh karenanya, merupakan tanda nashab (kepemilikan kapasitas) untuk menjadi guru dan memberikan peringatan dalam lima hal.
Kelima hal itu merupakan tanda kebenaran atas kemampuannya. Tiga manifestasi tampak dalam perjalanan spiritualnya, yaitu:
- Bergaul, menimba pengetahuan kepada sang guru,
- Mengoyak kebiasaan-kebiasaan rendah nafsunya, dan
- Mendapatkan otoritas dari gurunya.
Sementara dua manifestasi lainnya tampak dalam pencapaian wushūl-nya, yaitu mencapai kebenaran dalam:
- Maqam fanā’, dan
- Maqam baqā’.
Wa billāh-it-taufīq.
Komentar
Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?