Rahasia di Balik Pembagian I‘rāb
وَ أَقْسَامُهُ أَرْبَعَةٌ: رَفْعٌ وَ نَصْبٌ وَ خَفْضٌ وَ جَزْمٌ.
I‘rāb terdiri atas empat macam, yaitu rafa‘, nashab, khafadh dan jazm.
Perubahan yang mungkin terjadi pada seseorang ada empat macam:
Yang mendorong rafa‘ adalah mengenal Allah; melaksanakan ketaatan kepada-Nya serta bergaul dengan orang-orang mulia dan merdeka, yaitu para waliyullah radhiya Allāhu ‘anhum.
Yang mendorong khafadh adalah kebodohan; terus-menerus maksiat dan mengikuti gejolak hawa nafsu.
Sebagaimana ungkapan seorang penyair:
Jangan ikuti keakuanmu
Dalam kobaran hawa nafsunya
Karena mengikuti hawa nafsu
Adalah suatu kehinaan.
Yang lain mengatakan:
Sungguh, hawa nafsu
Adalah diri kehinaan<
Jika kamu turutkan,
Tak ada selain kehinaan
Jika kamu ikutkan,
Ia jadikan kamu budaknya
Maka rendahkan kecintaanmu
Pada makhluk berwujud
Yang bersumber dari ada.
Yang dimaksud hawa nafsu adalah hal-hal yang disenangi dan disukai nafsu, yaitu sarana-sarana pemenuhan jasmani. Dari yang haram, yang makruh, serta yang halal sebelum mencapai wushūl.
Pemilik rafa‘ dan nashab adalah kaum ‘arif yang wushūl. Penyandang kehinaan adalah orang yang rusak dan bingung. Penggenggam jazm adalah mereka yang tengah meniti perjalanan.
Kadang kondisi seorang hamba berubah-ubah antara rafa‘ dan khafadh. Suatu saat dia sanggup mengalahkan nafsunya sehingga meningkat derajatnya. Di saat lain, dia dikalahkan nafsunya sehingga derajatnya melorot. Mereka adalah orang-orang yang keadaan mereka berubah-ubah sebelum mencapai keteguhan.
Perubahan sering kali terjadi setelah mencapai keteguhan, yakni perubahan ‘arif dalam berbagai maqam. Mereka berubah-ubah dalam setiap maqam dengan satu warna tersendiri. Satu saat terlihat adanya kebesaran dan takut, di saat lain pada diri mereka tampak jelas adanya harapan dan kelonggaran. Satu saat terlihat wira‘i dan dapat menahan diri, di saat lain terlihat adanya kecintaan dan upaya meraih kepentingan pribadi. Satu saat terlihat adanya kerinduan dan kegelisahan, di saat lain terlihat adanya sukūn (diam) dan thuma’ninah (ketenangan). Demikian seterusnya.
Sering terjadi seorang hamba yang berusaha mencari rafa‘ justru mendapatkan khafadh. Dialah orang yang telah ditentukan keterhalangannya, memohon penjagaan hanya kepada Allah. Sebaliknya, sering ada seorang hamba yang mencari khafadh, namun justru mencapai rafa‘. Dialah orang yang telah ditentukan mendapatkan pertolongan. Kejahatan tidak membahayakan bagi dirinya.
Kadang Allah menentukan kepadamu
Untuk melakukan dosa
Ia lalu menjadi sebab
Untuk mencapai wushul kepada-Nya.
Wallāhu ta‘ālā a‘lam.