Yang dikehendaki dari ḥurūf sīn adalah sīn istiqbāl, yaitu berfungsi untuk mengakhirkan zamannya fi‘il mudhāri‘ dari zaman ḥāl menjadi zaman istiqbāl. Dari sini maka akan mengecualikan sīn tahajjī yaitu sīnnya lafazh (سالم) dan sīn shairūrah seperti lafazh (اِسْتحْجَرَ الطِّيْنُ).
Ḥurūf saufa yaitu ḥurūf taswīf, fungsinya sama dengan ḥurūf sīn, yaitu untuk mengakhirkan zamannya fi‘il mudhāri‘ dari zaman ḥāl menjadi zaman istiqbāl. Kedua ḥurūf ini memiliki fungsi yang sama namun ḥurūf saufa lebih mengakhirkan dibandingkan ḥurūf sīn, karena semakin banyak ḥurūf-nya maka maknanya pun akan lebih banyak. Ḥurūf saufa mempunyai ragam bahasa, bisa diucapkan dengan saufa, saifa, sai dan sau. Contoh kalimat fi‘il yang terdapat ḥurūf sīn adalah firmannya Allah s.w.t. (سَيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ), sedangkan contoh saufa (سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّيْ). (231)
Ḥurūf sīn dan saufa ini hanya dikhususkan untuk fi‘il mudhāri‘, karena fungsinya untuk menjadikan zaman ḥāl menjadi zaman istiqbāl. (242)