Tanwir-al-Qulub | Bagian Kedua-Bab 6 : Wali dan Karamah (5/5)

Menerangi Qalbu
Manusia Bumi, Manusia Langit
Pengarang : Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi An Naqsyabandiy
Penerbit : Pustaka Hidayah , Bandung

(lanjutan)

Para wali terdiri dari beberapa kategori. Ada di antara mereka yang tidak termasuk dalam kategori jumlah terbatas, seperti diisyaratkan dalam hadis Nabi saw., “Al-Mufradun telah mendahului.” Ketika ditanya tentang siapa yang dimaksud al-mufradun, Rasulullah saw. menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang asyik dengan zikir kepada Allah (al mustahtarun). Zikir telah menanggalkan beban-beban berat mereka, sehingga di Hari Kiamat mereka datang menemui Allah dengan beban yang sangat ringan.1

Ada pula wali yang masuk dalam kategori jumlah terbatas. ‘Abdullah ibn Mas’ud meriwayatkan bawa Rasulullah saw. bersabda,:

Sesungguh nya Allah ‘Azza wa Jalla mempunyai manusia pilihan. Di antara makhluk Nya, Allah mempunyai tiga ratus orang yang hatinya seperti hati Adam a.s. Di antara makhluk-Nya, Allah mempunyai tujuh orang yang hatinya seperti hati Ibrahim a.s. Di antara makhluk-Nya, Allah mempunyai empat puluh orang yang hatinya seperti hati Musa a.s. Di antara makhluk-Nya, Allah mempunyai lima orang yang hatinya seperti hati Jibril a.s. Di antara makhluk-Nya, Allah mempunyai tiga orang yang hatinya seperti hati Mika’il. Di antara makhluk-Nya, Allah mempunyai satu orang yang hatinya seperti hati Israfil. Apabila yang satu itu mati, Allah akan menggantikan posisinya dari yang tiga. Apabila dari yang tiga itu ada yang mati, Allah akan menggantikan posisinya dari yang lima Apabila dari yang lima ada yang mati, Allah akan menggantikan posisinya dari yang tujuh. Apabila dari yang tujuh ada yang mati, Allah akan menggantikan posisinya dari yang empat puluh. Apabila dari yang empat puluh ada yang mati, Allah akan menggantikan posisinya dari yang tiga ratus. Apabila dari yang tiga ratus itu ada yang mati, Allah akan menggantikan posisinya dari orang kebanyakan. Sebab merekalah Allah menghidupkan, mematikan, menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman dan menolak bencana dari umat ini.

Abdullah ibn Mas’ud ditanya, “Bagaimana maksudnya sebab merekalah Allah menghidupkan dan mematikan?” Ibn Mas’ud menjawab, “Karena, merekalah yang memohon kepada Allah agar umat diperbanyak, hingga umat ini menjadi banyak. Merekalah yang memohon agar para durjana dibinasakan, dan para durjana itu dibinasakan. Merekalah yang meminta hujan, hingga hujan diturunkan. Mereka memohon tanaman ditumbuhkan hingga tanaman menjadi tumbuh. Mereka memohon, dan dengan permohonan mereka Allah melenyapkan berbagai bencana.” (HR. Abu Na’im, Ibn Asakir dan para imam hadis lainnya)

Abu Na’im meriwayatkan, “Umatku yang pilihan pada tiap kurun banyak lima ratus orang.” Jumlah mereka tidak berkurang sampai datang keputusan Allah seperti diisyaratkan di dalam hadis, “Di kalangan umatku akan senantiasa ada sekelompok orang yang menyelamatkan kebenaran, mereka tidak dibahayakan oleh orang-orang yang menentang mereka, hingga datang keputusan Allah.2 Keputusan Allah itu seperti angin lembut yang padanya ruh setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan dicabut, dan pada saat itu kiamat sudah sangat dekat, hampir tak berjarak.

 

Catatan:

  1. HR Muslim dan at-Tirmidzi
  2. HR. a-Bukhari dan Muslim

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *