Tanwir-al-Qulub | Bagian Kedua-Bab 9 : Ketercelaan Dunia dan Angan Angan (7/10)

Menerangi Qalbu
Manusia Bumi, Manusia Langit
Pengarang : Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi An Naqsyabandiy
Penerbit : Pustaka Hidayah , Bandung

(lanjutan)

Orang yang banyak mengingat mati akan dimuliakan dengan tiga perkara. Yakni, segera bertobat, hati yang selalu menerima dan bersemangat ibadah. Sedangkan orang yang melalaikan kematian akan ditimpa tiga musibah. Yakni, menunda-nunda tobat, tidak memiliki kerelaan untuk menerima yang sekadar cukup untuk menutupi kebutuhan, dan malas beribadah.

Rasulullah saw. bersabda, “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kepada Allah sebelum kalian mati. Segeralah beramal salih sebelum kalian sibuk. Sambunglah antara diri kalian dan Tuhan kalian dengan banyak mengingat-Nya dan banyak bersedekah, di tempat yang tersembunyi dan di keramaian. Maka kalian akan dikaruniai rezeki, akan diberi pertolongan dan diberi ganti atas segala sesuatu yang hilang dari kalian.” (HR. Ibnu Majah)

Bersiaplah menyongsong ia yang pasti datang

Sesungguhnya kematian adalah miqat hamba

Apakah engkau rela menjadi teman mereka yang mempunyai bekal sementara engkau tiada berbekal?

Di dalam satu atsar diriwayatkan, “Penyakit dan kelaparan merupakan pengantar kabar kematian, utusan maut. Lalu apabila ajal telah purna, malaikat akan datang dan berkata, “Wahai hamba, berapa banyak kabar telah datang silih berganti, berapa banyak utusan telah tiba bertubi- tubi. Aku adalah kabar terakhir, tidak ada lagi kabar setelah aku. Aku adalah utusan penutup, tidak ada lagi utusan setelah aku. Jawablah Tuhanmu, dengan suka rela maupun terpaksa.”

Apabila ruh seorang hamba telah dicabut dan keluarganya menangis meratapinya, malaikat berkata kepada mereka yang meratap dan menangisinya, “Demi Allah, aku tidak menzaliminya, tidak mengurangi tempo ajalnya, tidak pula aku makan rezekinya. Dia mati karena Allah telah memanggilnya. Maka, menagislah kalian yang menangisinya. Karena aku juga akan kembali mendatangi kalian, menjemput kalian satu persatu hingga tidak tersisa seorang pun dari kalian.”

Al-Hasan ra. berkata, “Demi Dia Yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya keluarga si mayit itu dapat melihat tempat malaikat atau mendengar ucapannya, niscaya mereka akan melupakan mayit yang sedang mereka tangisi dan beralih menangisi diri sendiri. Kemudian saat mayit itu dibawa ke tempat pemandian, ruhnya akan melayang berputar-putar di atas tempat pemandiannya sambil berseru-seru, ‘Wahai isteriku, wahai anakku, jangan sampai dunia mempermainkan kalian sebagaimana dunia telah mempermainkan aku. Aku telah mengumpulkan harta benda dari yang halal maupun yang tidak, lalu aku tinggalkan harta itu buat orang lain. Harta benda itu menjadi bagian kalian, menyisakan siksa untukku. Maka, waspadalah kalian! Jangan sampai kalian terperdaya seperti diriku.’ ”

Saudaraku, bangkitlah dan sadarilah dirimu sebelum sang penyeru memanggilmu. Kenakanlah zirah kesabaran dan berjuanglah tanpa henti. Bersungguh-sungguhlah mencari selamat dan tembuslah semua rintangan yang menghadang. Kerjakanlah amal yang akan bermanfaat dan menyelamatkanmu di Hari Kiamat.

Apa yang terjadi padamu hingga nasihat dan teguran tak lagi berpengaruh seakan-akan engkau sekadar benda mati

Engkau akan menyesal bila engkau beranjak pergi tanpa bekal dan engkau akan sengsara saat penyeru memanggilmu

Jika kau mempercayai si pemilik dunia akan damai,

Sungguh kedamam dunia itu sejatinya kerusakan

Engkau jangan senang dengan harta benda yang engkau simpan sebab yang kau harap padanya akan terbalik

Bertobatlah dari dosa yang telah kau perbuat selagi engkau hidup dan sadarlah engkau sebelum mati

Apakah engkau rela menjadi teman mereka yang mempunyai bekal sementara engkau tiada berbekal?

Wahai sekalian manusia, ingatlah hari kepergianmu

Aku melihatmu lalai pada kematian yang akan mencerai beraikanmu

Janganlah engkau menahan mereka yang pergi pada kelusuhan

Mereka telah meninggalkan dunia apa adanya dan mereka keluar hanya berbekal kafan

Rumah yang mereka bangun tinggal atap tanpa penghuni sementara mereka di perut bumi terbaring sepi,

ditinggal kawan dan kekasih yang dulu menyambut penuh kehangatan,

esok lusa engkau akan berada di samping mereka sendiri, di dalam kubur tiada kawan

Orang yang kau harap kasihnya beranjak meninggalkanmu

Tidak pula kau lihat orang yang mau menunaikan janjimu

Maka, bersiaplah menyongsong kematian, sebab ia sungguh dekat

Tinggalkan angan-angan dan lamunanmu.

Di dalam satu riwayat disebutkan bahwa bila ruh telah berpisah dari badan, ia diseru dari langit dengan tiga teriakan, “Wahai anak Adam, apakah engkau yang telah meninggalkan dunia atau dunia yang telah meninggalkanmu? Apakah engkau yang telah mengumpulkan dunia atau dunia yang telah mengumpulkanmu? Apakah engkau yang membunuh dunia ataukah dunia yang membunuhmu?”

Ketika mayit telah diletakkan di atas pemandian, ia akan diseru dari langit, “Wahai anak Adam, mana tubuhmu yang kuat, apa yang telah membuatmu lemah! Mana lidahmu yang fasih, apa yang telah membuatmu bungkam! Mana telingamu yang tajam, apa yang telah membuatmu tuli! Mana kekasih-kekasihmu yang tulus, apa yang telah membuatmu asing!”

Apabila mayit sudah diletakkan di kain kafan, ia akan diseru dari langit dengan tiga teriakan, “Wahai anak Adam, engkau sungguh beruntung bila ridha Allah yang menemanimu, dan celakalah engkau bila murka Allah yang meng-awanimu. Wahai anak Adam, engkau sungguh beruntung bila surga-surga tempat menetapmu, dan celakah engkau..

(bersambung)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *