Sunan Ibnu Majah no.28 – Bersikap Hati-hati Dalam Menyampaikan Hadits Dari Rasūlullāh s.a.w. (5/6)

Rangkaian Pos: Sunan Ibnu Majah Kitab 1 Bab 3 - Bersikap Hati-hati Dalam Menyampaikan Hadits Dari Rasūlullāh SAW

سنن ابن ماجه ٨٢: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ مُجَالِدٍ عَنِ الشَّعْبِيِّ عَنْ قَرَظَةَ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: بَعَثَنَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ إِلَى الْكُوْفَةِ وَ شَيَّعَنَا فَمَشَى مَعَنَا إِلَى مَوْضِعٍ يُقَالُ لَهُ صِرَارٌ فَقَالَ أَتَدْرُوْنَ لِمَ مَشَيْتُ مَعَكُمْ قَالَ قُلْنَا لِحَقِّ صُحْبَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ لِحَقِّ الْأَنْصَارِ قَالَ لكِنِّيْ مَشَيْتُ مَعَكُمْ لِحَدِيْثٍ أَرَدْتُ أَنْ أُحَدِّثَكُمْ بِهِ وَ أَرَدْتُ أَنْ تَحْفَظُوْهُ لِمَمْشَايَ مَعَكُمْ: إِنَّكُمْ تَقْدَمُوْنَ عَلَى قَوْمٍ لِلْقُرْآنِ فِيْ صُدُوْرِهِمْ هَزِيْزٌ كَهَزِيْزِ الْمِرْجَلِ فَإِذَا رَأَوْكُمْ مَدُّوْا إِلَيْكُمْ أَعْنَاقَهُمْ وَ قَالُوْا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ فَأَقِلُّوا الرِّوَايَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أَنَا شَرِيْكُكُمْ.

Sunan Ibnu Mājah 28: Telah menceritakan kepada kami Aḥmad bin ‘Abdah berkata: Telah menceritakan kepada kami Ḥammād bin Zaid, dari Mujālid, dari asy-Sya‘bī, dari Qarazhah bin Ka‘b ia berkata: ‘Umar bin Khaththāb mengutus dan mengantar kami ke Kufah(1.1). Ia berjalan bersama kami hingga sampai di suatu tempat yang disebut Shirār. Ia lalu berkata: “Apakah kalian tahu kenapa aku berjalan bersama kalian?” Qarazhah bin Ka‘b berkata: Kami menjawab: “Karena hak menemani Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan hak sahabat Anshār.”‘Umar berkata: “Aku berjalan bersama kalian karena ada satu hadits yang ingin aku sampaikan kepada kalian, dan aku ingin kalian menghafalnya karena perjalananku bersama kalian, (beliau bersabda): Sesungguhnya kalian datang kepada satu kaum karena al-Qur’ān di dalam dada mereka mendidih seperti periuk yang mendidih. Jika mereka melihat kalian mereka akan menjulurkan leher-lehernya kepada kalian seraya berkata; ‘Hai para sahabat Muḥammad, riwayatkan sedikit saja hadits dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan aku adalah rekan kalian.”

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ada.

Catatan:

  1. 1. Kufah adalah salah satu kota yang ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam, kota ini mulai menjadi ibukota pemerintahan kekhalifahan pada masa Ali r.a dan pada waktu itu berbagai fitnah dan pemberontakan timbul dari sana. Mengingat banyaknya fitnah yang tercatat oleh sejarah dan diperkuat oleh matan hadits ini, hal ini menurut hemat kami adalah sebagai pengewejantahan dari karakter penduduk kotanya yang gegabah, ceroboh dan kurang akidah dan akhlaknya pada masa itu-ed-.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *