01-4 Dengan Kekuasaan Allah, Bukan Kekuasaan Manusia – Rahasia Allah Di Balik Hakikat Alam Semesta

Rahasia
اللهُ
Di Balik Hakikat Alam Semesta

Diterjemahkan dari: Nihāyat-ul-‘Alam
Karya DR. M. Mutawalli asy-Sya‘rawi

Penerjemah: Amir Hamzah Fachrudin
Penerbit: PUSTAKA HIDAYAH

1-4

Dengan Kekuasaan Allah, Bukan Kekuasaan Manusia

 

Kita lihat bahwa segala sesuatu yang tetap di alam ini telah berbakti kepada manusia generasi demi generasi tanpa disertai oleh kehendak manusia dan tanpa kita ketahui aturan mainnya. Namun kenyataan sekarang telah berubah, manusia menganggap bahwa dunia ini telah tunduk kepadanya dengan kekuasaannya; manusia telah beranggapan bahwa dirinyalah yang telah menjadikan bumi dapat menumbuhkan tanam-tanaman. Bahkan lebih dari itu, manusia mengakui telah mengetahui “lima kegaiban” yang telah disebutkan oleh Allah. Ada yang menyatakan terang-terangan di hadapan kamera televisi dan menyatakan bahwa manusia telah dapat menurunkan hujan. Padahal sebenarnya turunnya hujan tidak harus disertai dengan perbuatan kita. Tidak selayaknya ada seseorang yang mengaku bahwa dirinya yang telah mengarahkan sinar matahari ke lautan, lalu menguapkan air laut menjadi gumpalan-gumpalan awan pada lapisan udara. Tidak layak juga ada orang yang mengaku bahwa dirinya yang telah menghimpun uap air menjadi gumpalan-gumpalan awan atau menyatakan bahwa dirinya telah mengeluarkan perintah agar angin dapat meniup gumpalan itu sehingga hujan dapat turun di suatu tempat; atau ada seseorang yang mengaku bahwa dirinyalah yang telah menjadikan awan tersebut mencapai puncak-puncak gunung yang dingin sehingga turunlah hujan di sana.

Semua proses tersebut tidaklah kita ketahui, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

وَ هُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءُ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (QS. al-A‘rāf: 57).

Dengan kekuasaan-Nya Allah menciptakan awan, dan dengan kekuasaan-Nya pula Allah menggiringnya ke tempat yang dikehendaki-Nya. Firman-Nya menjelaskan:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَ يُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَ يَصْرِفُهُ عَنْ مَّنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian dia menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya; dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilatan awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (QS. an-Nūr: 43).