Sarī as-Saqathī bersya‘ir:
ذَكْرَنَا وَ مَا كُنَّا لَنَنْسَى فَنْذْكُرُ
وَ لكِنْ نَسِيْمُ الْقُرْبِ يَبْدُوْ فَيَبْهُرُ
فَأَفْنَى بِهِ عَنِّيْ وَ أَبْقَى بِهِ لَهُ
إِذِ الْحَقُّ عَنْهُ مُخْبِرٌ وَ مُعْبِرُ
Kami mengingat-Nya (dzikir) dan tidaklah sekali-kali kami
Melupakan-Nya maka kami pun selalu menyebut-Nya.
Tetapi angin dingin sepoi-sepoi datang mengalahkan dzikirku,
Sehingga Dia lari dari ingatanku.
Maka lenyaplah Dia dari sisiku bersama kekekalan yang ada padanya,
Karena Dia Yang Maha Haq sebagaimana dikabarkan dan dinyatakan-Nya.”