Saudara – Mizanul Hikmah w/English (2/6)

Ensiklopedia Mizan-ul-Hikmah: Kumpulan Hadits Nabi s.a.w. Pilihan (dan Dari Para Imam Ahl-ul-Bait)

(Diterjemahkan dari Muntakhabu Mīzān-il-Ḥikmah)
Oleh Muhammad M. Reysyahri

Penerjemah: Tholib Anis
Diterbitkan oleh: Penerbit Nur al-Huda

Rangkaian Pos: Saudara - Mizanul Hikmah

٥۹.الْإِمَامُ عَلِيٌّ عليه السلام : بِالتَّوَاخِيْ فِي اللَّهِ تُثْمِرُ الْأُخُوَّةَ. (1١) R (اُنظر) المحبّة : باب ٤۳۳ ./R

  1. Imam Ali (AS) said, ‘Brotherhood for the sake of Allah is fruitful.’ (72) R (See also: LOVE: section ٤۳۳) /R
  1. Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Dengan (menjalin) persaudaraan karena Allah, (nilai) persaudaraan akan terasa.” (13)

۲٥ – الْإِخَاءُ لِلدُّنْيَا

25. Brotherhood for the Sake of this World

  1. Persaudaraan karena Dunia.

٦۰.الْإِمَامُ عَلِيٌّ عليه السلام : مَنْ لَمْ تَكُنْ مَوَدَّتُهُ فِي اللَّهِ فَاحْذَرْهُ؛ فَإِنَّ مَوَدَّتَهُ لَئِيْمَةٌ، وَ صُحْبَتَهُ مَشُوْمَةٌ. (4٢)

  1. Imam Ali (AS) said, ‘He whose friendship is not for the sake of Allah must be avoided, for his friendship is vile, and his company is doomed.’ (85)
  1. Imām ‘Alī a.s. berkata: “Barang siapa menjalin persahabatan bukan karena Allah, maka berhati-hatilah karena sesungguhnya persahabatannya itu tercela dan pertemanannya membawa kesialan.” (26).

٦۱.عنه عليه السلام :مَنْ آخَى‏ فِي اللهِ غَنِمَ، مَنْ آخَى‏ فِي الدُّنْيَا حُرِمَ .(7٣)

  1. Imam Ali (AS) said, ‘He whose brotherhood is for the sake of Allah is bound to gain, while a man who seeks brothers for the sake of this world is bound to lose.’ (98)
  1. Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Barang siapa menjalin hubungan persaudaraan karena Allah, niscaya dia akan beruntung. Dan barang siapa menjalin persaudaraan karena dunia, niscaya dia tidak mendapatkan apa-apa (merugi).” (39)

٦۲.عنه عليه السلام :مَنْ وَادَّكَ لِأَمْرٍ وَلَّى‏ عِنْدَ انقِضَائِهِ .(10٤)

  1. Imam Ali (AS) said, ‘He who draws close to you for a purpose will abandon you when it is fulfilled.’ (1011)
  1. Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Barang siapa menjalin persahabatan denganmu karena suatu urusan, niscaya dia meninggalkanmu ketika urusannya sudah selesai.” (412)

۲٦ – إِعْلَامُ الْأَخِ بِالْحُبِّ‏

26. Informing One’s Brother of One’s Love [for Him]

  1. Memberitahukan kepada Saudaranya bahwa Dia Mencintainya.

٦۳.رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و آله :إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ أَوْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ .(13٥)

  1. The Prophet (SAWA) said, ‘When one of you likes his companion or brother, he should let him know.’ (1114)
  1. Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Jika salah seorang dari kalian mencintai sahabat atau saudaranya, hendaknya dia memberitahukannya.” (515)

٦٤.بِحَارُ الْأَنْوَارِ :مَرَّ رَجُلٌ فِي الْمَسْجِدِ وَ أَبُوْ جَعْفَرٍ عليه السلام جَالِسٌ وَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ عليه السلام، فَقَالَ لَهُ بَعْضُ جُلَسَائِهِ: وَاللهِ، إِنِّيْ لَأُحِبُّ هذَا الرَّجُلَ. قَالَ لَهُ أَبُوْ جَعْفَرٍ عليه السلام: أَلَا فَأَعْلِمْهُ؛ فَإِنَّهُ أَبْقَى‏ لِلْمَوَدَّةِ، وَخَيْرٌ فِي الْأُلْفَةِ. (16٦)

  1. Bihar al-Anwar: A man passed through the mosque, where Abu Ja’far and Abu ‘Abdullah [Imam al-Baqir and Imam al-Sadiq] (AS) were seated, when one of the people present said, ‘By Allah, I like this man.’ Abu Jafar replied, ‘Then let him know, for this will maintain the amity and enhance the affection.’ (1217)
  1. Dari Biḥār-ul-Anwār – Seorang pria berjalan melewati masjid, sementara Abū Ja‘far a.s. dan Abū ‘Abdillāh a.s. sedang duduk. Lalu salah seorang yang duduk bersamanya berkata: “Demi Allah, aku mencintai laki-laki ini.”

Abū Ja‘far a.s. berkata kepadanya: “Kalau begitu, ungkapkan perasaan itu kepadanya. Sebab, yang demikian itu lebih langgeng bagi cinta kasih dan lebih baik dalam persahabatan. (618)

Catatan:

  1. 1. غرر الحكم : ٤۲۲٥.
  2. 7.Ibid. no. ٤۲۲٥
  3. 1). Ghurar-ul-Ḥikam, hadits 4225.
  4. 2. غرر الحكم : ۸۹۷۸.
  5. 8.Ibid. no. ۸۹۷۸
  6. 2). Ibid., hadits 8978.
  7. 3. غرر الحكم : ۷۷۷٦ و ۷۷۷۷.
  8. 9.Ibid. no. ۷۷۷٦-۷۷۷۷
  9. 3). Ibid., hadits 7776.
  10. 4. غرر الحكم : ۸٥٥۲.
  11. 10.Ibid. no. ۸٥٥۲
  12. 4). Ibid., hadits 8552.
  13. 5. المحاسن : ۱ / ٤۱٥ / ۹٥۳.
  14. 11.al-Mahasin, v. ۱, p. ٤۱٥, no. ۹٥۳
  15. 5). Al-Maḥāsin, jil. 1, hal. 415, hadits 953.
  16. 6. بحار الأنوار : ۷٤ / ۱۸۱ / ۱.
  17. 12.Bihar al-Anwar, v. ۷٤, p. ۱۸۱, no. ۱
  18. 6). Biḥār-ul-Anwār, jil. 74, hal. 181, hadits 1.

Sanggahan (Disclaimer): Artikel ini telah kami muat dengan izin dari penerbit. Terima kasih.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *