٤۹ – أَفْضَلُ الْأَدَبِ
49. The Best Manners
49. Adab Paling Utama.
۱٤٤.الْإِمَامُ عَلِيٌّ عليه السلام :أَفْضَلُ الْأَدَبِ أَنْ يَقِفَ الْإِنْسَانُ عِنْدَ حَدِّهِ وَ لَا يَتَعَدَّى قَدْرَهُ . (۱)
Imam Ali (AS) said, ‘The best of manners is for man to stop at his limits and to not exceed his status.’ (8)
- Imām ‘Alī a.s. berkata: “Adab paling utama adalah hendaknya seseorang berhenti pada batasannya dan janganlah dia melampaui kemampuannya.” (1).
۱٤٥.عنه عليه السلام :أَحْسَنُ الْآدَابِ مَا كَفَّكَ عَنِ الْمَحَارِمِ .(۲)
- Imam Ali (AS) said, ‘The best of manners is that which prevents you from committing sins.’ (9)
- Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Sebaik-baik adab adalah yang mencegahmu dari segala perbuatan haram.” (2).
۱٤٦.عنه عليه السلام :ضَبْطُ النَّفْسِ عِنْدَ الرَّغَبِ وَ الرَّهَبِ مِنْ أَفْضَلِ الْأَدَبِ .(۳)
- Imam Ali (AS) said, ‘Self-restraint in times of desire and fear is one of the best manners.’ (10)
- Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Mengekang (nafsu) diri tatkala senang dan takut termasuk adab paling utama.” (3).
٥۰ – الْحَثُّ عَلَى تَأْدِيْبِ الْأَهْلِ
50. Encouraging the Teaching of Good Manners to the Family
50. Anjuran Mendidik Anak (Keluarga).
۱٤۷.رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و آله :أَكْرِمُوْا أَوْلَادَكُمْ وَ أَحْسِنُوْا آدَابَهُمْ يُغْفَرْ لَكُم .(٤)
- The Prophet (SAWA) said, ‘Honour your children and refine their manners and your sins will be forgiven.’ (11)
- Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Muliakanlah anak-anak kalian dan perindahlah adab mereka, niscaya (dosa) kalian akan diampuni.” (4).
۱٤۸.الْإِمَامُ عَلِيٌّ عليه السلام – لِلْحَسَنِ عليه السلام – :إِنَّمَا قَلْبُ الْحَدَثِ كَالْأَرْضِ الْخَالِيَةِ مَا اُلْقِيَ فِيْهَا مِنْ شَيْءٍ قَبِلَتْهُ، فَبَادَرْتُكَ بِالْأَدَبِ قَبْلَ أَنْ يَقْسُوَ قَلْبُكَ وَ يَشْتَغِلَ لُبَّكَ .(٥)
- Imam Ali (AS) said to Imam al-Hasan (AS), ‘The heart of a youth resembles an empty land – it receives all that is thrown into it. This is why I have started to teach you good manners before your heart is hardened and your soul is preoccupied.’ (12)
- Imām ‘Alī a.s. berkata kepada putranya Imām Ḥasan Mujtabā a.s.: “Sesungguhnya hati anak muda seperti tanah kosong, apa saja yang dilemparkan ke dalamnya, niscaya ia akan menerimanya. Oleh karena itu, aku bersegera mendidikmu dengan adab sebelum hatimu mengeras dan akalmu menjadi sibuk.” (5).
۱٤۹.الْإِمَامُ الصَّادِقُ عليه السلام :لَمَّا نَزَلَتْ هذِهِ الْآيَة :(يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَ أَهْلِيْكُمْ نَارًا ) (٦) قَالَ النَّاسُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! كَيْفَ نَقِيْ أَنْفُسَنَا وَ أَهْلِيْنَا؟ قَالَ :اِعْمَلُوا الْخَيْرَ وَ ذَكِّرُوْا بِهِ أَهْلِيْكُمْ فَأَدِّبُوْهُمْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ. (۷)
- Imam al-Sadiq (AS) said, ‘When the verse: “O you who have faith! Protect yourselves and your kin from the Fire…” (13) was revealed, people asked, ‘O Messenger of Allah! How do we protect ourselves and our kin?’ He replied, ‘Do good deeds and remind your kin about them, and discipline them to obey Allah.’ (14)
- Imām Shādiq a.s. berkata: “Tatkala turun ayat: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (6), orang-orang bertanya: “Wahai Rasūlullāh, bagaimana cara kami memelihara diri kami dan keluarga kami (dari api neraka)?” Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Kerjakanlah oleh kalian kebaikan dan ingatkanlah kebaikan itu kepada keluarga kalian dan didiklah mereka untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah.” (7).
۱٥۰.الْإِمَامُ الرِّضَا عليه السلام : مُرِ الصَّبيَّ فَلْيَتَصَدَّقْ بِيَدِهِ بِالْكِسْرَةِ وَ الْقَبْضَةِ وَ الشَّيْءِ وَ إِنْ قَلَّ، فَإِنَّ كُلَّ شَيْءٍ يُرَادُ بِهِ اللهُ – وَ إِنْ قَلَّ – بَعْدَ أَنْ تَصْدُقَ النِّيَّةُ فِيْهِ عَظِيْمٌ .(۱) R (اُنظر) الوالد والولد: باب ۱۸۹۲؛ عنوان ۲۳٤ «الصغر» ./R
- Imam al-Rida (AS) said, ‘Instruct the child to give charity with his own hand, be it a piece of bread or a handful of [food] or any other small thing, for everything – no matter how little it is – if done for the sake of Allah and with an honest intention is great.’ (8) R (See also: PARENT AND CHILD: section ۱۸۹۲; CHILDHOOD ۲۳٤) /R
- Imām ‘Alī Ridhā a.s. berkata: “Perintahkanlah anak kecil untuk bersedekah dengan tangannya sendiri remukan (makanan), segenggam (makanan), dan sesuatu meskipun sedikit. Sebab, segala sesuatu (sedekah) yang dikehendaki adalah Allah – meskipun sedikit – setelah dilakukan dengan niat yan tulus, maka di dalamnya mengandung pahala yang besar.” (1).
٥۱ – كَيْفِيَّةُ التَّأْدِيْبِ
51. How To Teach Good Manners
51. Cara Mendidik Anak.
۱٥۱.رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و آله :عَلِّمُوْا أَوْلَادَكُمُ الصَّلَاةَ إِذَا بَلَغُوْا سَبْعًا، … وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ .(۲)
- The Prophet (SAWA) said, ‘Teach your children to pray when they reach the age of seven….and make them sleep in separate beds.’ (9)
- Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Ajarilah anak-anak kalian shalat tatkala mereka telah mencapai usia tujuh tahun, (pukullah mereka jika mereka meninggalkan shalat tatkala mereka telah mencapai usia sepuluh tahun,) dan pisahkanlah di antara mereka dalam tempat tidur.” (2).
۱٥۲.عنه صلى الله عليه و آله :الْوَلَدُ سَيِّدٌ سَبْعَ سِنِيْنَ، وَ عَبْدٌ سَبْعَ سِنِيْنَ، وَ وَزِيْرٌ سَبْعَ سِنِيْنَ، فَإِنْ رَضِيْتَ أَخْلَاقَهُ لِإِحْدَى وَ عِشْرِيْنَ، وَ إِلَّا فَاضْرِبْ عَلَى جَنْبِهِ، فَقَدْ أَعْذَرْتَ إِلَى اللهِ تَعَالَى .(۳)
- The Prophet (SAWA) said, ‘A child is a master for seven years, a slave for the next seven years, and a minister for another seven years. By the age of twenty one, you must either approve of his manners or cut him loose, for [by then] you would have fulfilled your obligation toward Allah, most High.’ (10)
- Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Seorang anak adalah “tuan” pada usia tujuh tahun pertama, “hamba sahaya” pada usia tujuh tahun kedua, dan “wazir” (menteri) dalam usia tujuh tahun ketiga. Jika engkau merasa puas kepada akhlaqnya di usia kedua puluh satu tahun, (maka itulah yang sesuai harapan); dan jika tidak, maka hendaknya dia dipukul pada bagian perutnya. Dengan demikian, engkau telah menyampaikan ‘udzur kepada Allah Yang Maha Tinggi.” (3).
۱٥۳.الْإِمَامُ الصَّادِقُ عليه السلام :يُؤَدَّبُ الصَّبِيُّ عَلَى الصَّوْمِ مَا بَيْنَ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً إِلَى سِتَّ عَشْرَةَ سَنَةً .(٤) R (اُنظر) الوالد والولد: باب ۱۸۹۳ ./R
- Imam al-Sadiq (AS) said, ‘A boy should be trained to fast between the ages of fifteen and sixteen.’ (11) R (See also: PARENT AND CHILD: section ۱۸۹۳) /R
- Imām Shādiq a.s. berkata: “Hendaknya seorang anak dididik untuk menjalankan ibadah puasa antara usia lima belas tahun sampai enam belas tahun.” (4).
٥۲ – آدَابُ التَّأْدِيْبِ
52. Methods of Teaching Good Manners
52. Yang Perlu Diperhatikan dalam Mendidik.
۱٥٤.بِحَارُ الْأَنْوَارِ :نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و آله عَنِ الْأَدَبِ عِنْدَ الْغَضَبِ .(٥)
- Ali b. Asbat said, ‘The Prophet (SAWA) prohibited disciplining in times of anger.’ (12)
- Diriwayatkan dari ‘Alī bin Asbath bahwasanya Rasūlullāh s.a.w. melarang mendidik dalam keadaan marah. (5)
۱٥٥.الْإِمَامُ عَلِيٌّ عليه السلام :ازْجُرِ الْمُسِيْءَ بِثَوَابِ الْمُحْسِنِ .(٦)
- Imam Ali (AS) said, ‘Punish the wrongdoer by rewarding the good-doer.’ (13)
- Imām ‘Alī a.s. berkata: “Tolaklah (bahaya) orang jahat dengan pahala orang yang berbuat baik.” (6).
۱٥٦.عنه عليه السلام :اِسْتِصْلَاحُ الْأَخْيَارِ بِإِكْرَامِهِمْ، وَ الْأَشْرَارِ بِتَأْدِيْبِهِمْ .(۷)
- Imam Ali (AS) said, ‘You may improve the doers of good by honouring them, and reform the wrongdoers by disciplining them.’ (14)
- Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Membenahi orang-orang baik adalah dengan (cara) memuliakan mereka, sedangkan terhadap orang-orang jahat adalah dengan (cara) menghukum mereka.” (7).
۱٥۷.عنه عليه السلام :عاتِبْ أخاكَ بالإحسانِ إليهِ، وارْدُدْ شرَّهُ بالإنعامِ علَيهِ .(۱)
- Imam Ali (AS) said, ‘Reprimand your brother by being kind to him, and react to his wrongdoing by being generous to him.’ (8)
- Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Celalah saudaramu dengan berbuat baik kepadanya dan tolaklah kejahatannya dengan memberikan pemberian kepadanya.” (1)
۱٥۸.عنه عليه السلام :أَصْلِحِ الْمُسِيْءَ بِحُسْنِ فِعَالِكَ، وَ دُلَّ عَلَى الْخَيْرِ بِجَمِيْلِ مَقَالِكَ .(۲)
- Imam Ali (AS) said, ‘Rehabilitate the wrongdoer by your good deed [towards him], and indicate towards good through your good words.’ (9)
- Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Benahilah orang yang berbuat jahat dengan kebaikan perbuatanmu, dan tunjukkanlah dia pada kebaikan dengan ucapanmu yang bagus.” (2).
۱٥۹.الْإِمَامُ الْكَاظِمُ عليه السلام – عِنْدَ مَا شَكَى لَهُ بَعْضُهُم إِبْنًا لَهُ – :لَا تَضْرِبْهُ، وَاهْجُرْهُ وَ لَا تُطِلْ .(۳)
- A man said, ‘I complained to Abu al-Hasan [al-Kazim] (AS) about a son of mine. He said, ‘Do not beat him, but rather ignore him [i.e. depriving him of your company], but not for too long.’ (10)
- Diriwayatkan bahwasanya seseorang berkata: “Aku mengadukan anakku kepada Abul-Ḥasan Mūsā Kāzhim a.s. Kemudian dia berkata: “Janganlah engkau memukulnya, diamkanlah dia (tidak diajak berbicara), tetapi janganlah engkau berlama-lama mendiamkannya.” (3).
٥۳ – التَّأَدُّبُ بِآدَابِ اللهِ
53. Disciplining Oneself by the Discipline of Allah
53. Meniru Adab (Akhlaq) Allah.
۱٦۰.الْإِمَامُ عَلِيٌّ عليه السلام :مَنْ تَأَدَّبَ بِآدَابِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ أَدَّاهُ إِلَى الْفَلَاحِ الدَّائِمِ .(٤)
- Imam Ali (AS) said, ‘He who disciplines himself by following the etiquette of Allah, the Exalted, will have lasting prosperity.’ (11)
- Imām ‘Alī a.s. berkata: “Barang siapa meniru adab Allah, niscaya hal itu mengantarkannya pada keberuntungan yang kekal.” (4).
۱٦۱.عنه عليه السلام :مَنْ لَمْ يَصْلُحْ عَلَى أَدَبِ اللهِ لَمْ يَصْلُحْ عَلَى أَدَبِ نَفْسِهِ .(٥)
- Imam Ali (AS) said, ‘A man who is not reformed through the etiquette of Allah will not be rehabilitated through his self-discipline.’ (12)
- Diriwayatkan dari Imām ‘Alī a.s.: “Barang siapa tidak cocok dengan adab Allah, berarti dia juga tidak akan cocok dengan adab dirinya sendiri.” (5).
٥٤ – تَأْدِيْبُ اللهِ
54. Allah’s Discipline
54. Hukuman Allah.
۱٦۲.الْإِمَامُ عَلِيٌّ عليه السلام :إِنَّ الْبَلَاءَ لِلظَّالمِ أَدَبٌ .(٦)
- Imam Ali (AS) said, ‘Misfortune is a form of discipline for the wrongdoer.’ (13)
- Imām ‘Alī a.s. berkata: “Sesungguhnya bencana bagi orang zhalim merupakan hukuman (dari Allah). (6).
۱٦۳.الْإِمَامُ زَيْنُ الْعَابِدِيْنَ عليه السلام :إِلهِيْ، لَا تُؤَدِّبْنِيْ بِعُقُوْبَتِكَ .(۷) R (اُنظر) البلاء: باب ۲٦۷ ./R
- Imam Zayn al-Abidin (AS) said, ‘O Lord! Discipline me not through Your punishment.’ (14) R (See also: THE ORDEAL: section ۲٦۷) /R
- Imam ‘Alī Zain-ul-‘Ābidīn a.s. berkata (di dalam doanya): “Tuhanku, jangan Engkau didik daku dengan siksa-Mu, dan jangan Engkau jadikan aku terjatuh ke dalam tipudaya-Mu,” (7).