Malaikat Menjadi Saksi di Hari Raya (‘Id-ul-Fithri) – Membuka Rahasia Alam Malaikat

MEMBUKA RAHASIA ALAM MALAIKAT
 
Oleh: Ustadz: ‘Abd-ul-Ghafūr Ayskur
 
Penerbit: CV Bintang Pelajar.

Malaikat Menjadi Saksi di Hari Raya (‘Īd-ul-Fithri)

 

Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Allah s.w.t. berfirman kepada para malaikat di hari raya Fithri sbb.:

إِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَ خَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا مَلاَئِكَتِيْ كُلَّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ، وَ عِبَادِيَ الَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَ خَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ، اشْهَدُوْا إِنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ، فَيُنَادِيْ مُنَادٍ: يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ارْجِعُوْا إِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَّلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِيْ صُمْتُمْ لِيْ وَ أَفْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ

Artinya:
Apabila orang-orang telah berpuasa bulan Ramadhān kemudian keluar merayakan ‘Īd-ul-Fithri, berfirman Allah kepada malaikatnya: Hai malaikat-Ku, tiap pekerja menuntut upah, demikian juga hamba-hambaKu yang telah berpuasa sebulan penuh dan berhari Raya tentu menuntut upahnya. Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni mereka.
Lalu terdengar suara panggilan:
Hai ummat Muḥammad! Pulanglah kalian ke rumah kalian masing-masing, Aku telah ganti dosa-dosa kalian dengan pahala.”
Lalu Allah berfirman: “Hai hamba-hambaKu, kalian telah berpuasa dan berbuka untuk-Ku, maka berdirilah kalian dalam keadaan dosa-dosa yang terampuni. (dari buku: Zubdat-ul-Wā‘izhīn).

 

Malaikat Berkerumun di Keliling Orang-orang yang Berkumpul Sambil Membaca al-Qur’ān-ul-Karīm

 

Ada pun keterangan yang menyatakan tentang adanya malaikat yang bertugas untuk mengelilingi majlis-majlis pembaca al-Qur’ān, adalah sbb.:

Berkata Abū Hurairah r.a., bersabda Nabi s.a.w.:

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَ يَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَ غَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَ حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَ ذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ.

Artinya:

Tidak berkumpul suatu kaum dalam majlis (sebuah rumah di antara rumah-rumah Allah – baitullāh/masjid dsb.) untuk membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali turun atas mereka ketenangan diliputi oleh rahmat, serta dikelilingi para malaikat dan diingati oleh Allah di depan para malaikat yang ada padanya. (H.R. Muslim)

 

Malaikat Ikut Menangis Karena Ada Ahli Qur’ān yang Meninggal

 

Bersabda Rasūlullāh s.a.w. Pada malam aku di-isrā’-kan aku telah mendengar Tuhan berfirman:

يَا مُحَمَّدُ مُرْ أُمَّتَكَ أَنْ يُكْرِمُوْا ثَلَاثَةً: الْوَالِدُ وَ الْعَالِمُ وَ حَامِلُ الْقُرْآنِ، يَا مُحَمَّدُ حَذِّرْهُمْ مِنْ أَنْ يُغْضِبُوْهُمْ أَوْ يُهِيْنُوْهُمْ، فَإِنَّ غَضَبِيْ يَشْتَدُّ عَلَى مَنْ يُغْضِبُهُمْ، يَا مُحَمَّدُ، أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلِيْ جَعَلْتُهُمْ عِنْدَكُمْ فِي الدُّنْيَا إِكْرَامًا لأَهْلِهَا وَ لَوْ لَا كَوْنُ الْقرْآنِ مَحْفُوْظًا فِيْ صُدُوْرِهِمْ لَهَلَكَتِ الدُّنْيَا وَ مَنْ عَلَيْهَا، يَا مُحَمَّدُ، حَامِلُ الْقُرْآنِ لَا يُعَذِّبُوْنَ وَ لَا يُحَاسِبُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَا مُحَمَّدُ، حَامِلُ الْقُرْآنِ إِذَا مَاتَ تَبْكِيْ عَلَيْهِ سَمَاوَاتِيْ وَ أَرْضِيْ وَ مَلَائِكَتِيْ، يَا مُحَمَّدُ، إِنَّ الْجَنَّةَ تَشْتَاقُ إِلَى ثَلَاثَةٍ: أَنْتَ وَ صَاحِبَيْكَ أَبِيْ بَكْرٍ وَ عُمَرَ وَ حَامِلِ الْقُرْآنِ (الْموعظة الحسنة – درة الناصحين)

Artinya:
Hai Muḥammad! Perintahkan ummatmu agar memuliakan tiga orang:
Yaitu: Ayah, orang ‘ālim, dan penghafal al-Qur’ān. Cegahlah ummatmu menghina atau membuat mereka marah atau menghina mereka. Sebab kemurkaan-Ku akan bertambah terhadap siapa yang membuat mereka marah.
Hai Muḥammad! Warga-warga al-Qur’ān adalah warga-wargaKu. Aku menempatkan mereka di dunia untuk keselamatan penduduknya. Karena, seumpama al-Qur’ān tidak tersimpan di hati mereka maka binasalah dunia dan penghuni di atasnya.
Hai Muḥammad! Penghafal-penghafal al-Qur’ān tidak akan dihisab dan disiksa di hari kiamat.
Hai Muḥammad! Jika mereka mati, langit-langitKu, bumi-bumiKu, dan para malaikat-Ku menangisinya.
Hai Muḥammad! Sesungguhnya, surga telah rindu kepada tiga orang:

  1. Engkau sendiri,
  2. Abū Bakar dan ‘Umar,
  3. Penghafal al-Qur’ān.

(dari buku: Durrat-un-Nāshiḥīn)

 

Bala Bantuan (Berupa Malaikat) Yang Diturunkan di Perang Uhud

 

Disebutkan bahwa Allah mengirim bala bantuan berupa malaikat sebanyak 3.000 orang di perang Uhud.

Firman Allah s.w.t.:

إِذْ تَقُوْلُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ أَلَنْ يَكْفِيْكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِّنَ الْمَلآئِكَةِ مُنْزَلِيْنَ

Artinya:

Ya‘ni – ketika kamu mengatakan kepada para mu’minīn: Apakah tidak mencukupi bagi kamu bahwa Allah mengidzinkan bala bantuan kepada kamu yaitu: 3.000 malaikat yang diturunkan? (*) (Āli ‘Imrān: 124)

بَلَى إِنْ تَصْبِرُوْا وَ تَتَّقُوْا وَ يَأْتُوْكُمْ مِّنْ فَوْرِهِمْ هذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِّنَ الْمَلآئِكَةِ مُسَوِّمِيْنَ

Artinya:

Bahkan, jika kamu sabar dan memelihara diri dari – lari ketika menghadang mereka (musyrikīn) – dan mereka datang kepada kamu dengan bergegas-gegas di waktu ini, niscaya Tuhan mengirimkan bala-bantuan kepada kamu, yaitu: 5.000 malaikat yang terlatih. (Āli ‘Imrān: 125)

(*) = Ada yang mengatakan bahwa janji ini diturunkan dalam perang Badr. Dan ada yang mengatakan bahwa janji ini diberikan oleh Allah, pada saat terjadi perang Uhud. Karena kisah ini mengenai Uhud. Sedang dalam perang Badr Allah telah menurunkan bala bantuan sebanyak 1.000 malaikat sebagaimana tersebut dalam surat al-Anfāl: 9.

 

Malaikat yang Dikirim Sebagai Bala Bantuan Bagi Tentara Islam di Perang Badar.

 

Disebutkan di dalam al-Qur’ān, bahwa Allah pernah mengirim bala bantuan kepada tentara Islam di perang Badar.

Firman Allah s.w.t.:

إِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلآئِكَةِ مُرْدِفِيْنَ

Artinya:

Ingatlah olehmu, ketika kamu bermohon pertolongan kepada Tuhanmu, maka Allah memperkenankan doamu, titah-Nya: Sesungguhnya Aku membantu kamu dengan seribu malaikat yang satu sama yang lain bonceng-membonceng. (al-Anfāl: 9).

Disebutkan, bahwa Rasūlullāh s.a.w. telah duduk sepanjang malam di dalam kemahnya, di saat menjelang perang Badar.

Sambil menundukkan kepalanya beliau berdoa hingga sorbannya jatuh ke tanah. Kemudian turunlah ayat di atas sebagai jawaban, bahwa doanya dikabulkan oleh Allah.

 

Bala Bantuan itu Langsung Bergabung Dalam Medan Laga

 

Di dalam al-Qur’ān surat al-Anfāl, Allah berfirman sbb.:

إِذْ يُوْحِيْ رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّيْ مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِيْنَ آمَنُوْا سَأُلْقِيْ فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا الرَّعْبَ فَاضْرِبُوْا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَ اضْرِبُوْا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

Artinya:

Ingatlah, ketika Tuhan engkau mewahyukan kepada para malaikat, titah-Nya: Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka tetapkanlah semua hati mereka yang telah beriman, dengan jalan menghilangkan waswas (berperang bersama mereka sambil bahu membahu).

Akan Aku campakkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pancunglah dengan pedang batang leher mereka, dan potonglah semua anak jari mereka. (al-Anfāl: 12)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *