Allah s.w.t. berfirman:
وَ قَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوْا إِلَّا إِيَّاهُ وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَا أُفٍّ وَ لَا تَنْهَرْهُمَا وَ قُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَ اخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَ قُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu sekalian jangan mengabdikan diri kecuali hanya kepada Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah/hus” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah (berdoalah): Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik/mengasihi aku waktu kecilku.”
(QS. al-Isrā’ [17]: 23-24).
Perintah ini berhukum wajib. Untuk itu seorang anak wajib mendoakan dan memohonkan kasih sayang bagi kedua orang tuanya.
سُئِلَ سُفْيَانُ رَضِيَ اللهُ عَنْه: كَمْ يَدْعُوْ الْإِنْسَانُ لِوَالِدَيْهِ فِي الْيَوْمِ مَرَّةً أَو فِي الشَّهْرِ أَوْ فِي السَّنَةِ؟ فَقَالَ: نَرْجُوْ أَنْ يَجْزِيَهُ إِذَا دَعَا لَهُمَا فِيْ آخِرِ التَّشَهُّدَاتِ وَ قَالَ بَعْضُ التَّابِعِيْنَ مَنْ دَعَا لِوَالِدَيْهِ خَمْسَ مَرَّاتٍ فَقَدْ أَدَّى حَقَّهُمَا فِي الدُّعَاءِ لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: أَنِ اشْكُرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرُ فَشُكْرُ اللهِ تَعَالَى: أَنْ يُصَلِّيَ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ وَ كَذلِكَ شُكْرُ الْوَالِدَيْنِ: أَنْ يَدْعُوَ لَهُمَا فِيْ كُلِّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ وَ طَلَبُ الدُّعَاءِ بِالرَّحْمَةِ مَخْصُوْصٌ بِالْأَبَوَيْنِ الْمُسْلِمَيْنِ
“Sufyān r.a. ditanya: Kapan saja manusia itu mendoakan bagi ibu bapaknya? Tiap harikah, tiap bulankah atau tiap tahun? Sufyān berkata: Kami mengharap cukupnya orang mendoakan bagi kedua orang tuanya pada akhir bacaan tasyahud. Sebagian Tābi‘īn mengatakan: Siapa yang berdoa bagi kedua orang-tuanya lima kali sehari telah memenuhi hak ibu bapak dalam berdoa, karena Allah berfirman: “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu! Dan kepada-Ku kamu kembali”. (QS. Luqmān [31]: 14). Termasuk bersyukur kepada Allah s.w.t. itu adalah seseorang yang melakukan shalat lima kali setiap hari dan demikian pula syukur kepada kedua orang-tua adalah berdoa untuk mereka berdua lima kali setiap hari.” Dan memintakan rahmat itu khusus bagi ayah ibu yang beragama Islam.
Ada sebagian ‘ulamā’ yang mengatakan: hal itu umum bagi semua orang. Sedang pendapat lain ada yang mengatakan hal itu mansūkh dengan ayat larangan. Adapun soal istighfār sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhārī di dalam Adab-ul-Mufrad. Abū Dāūd dari Ibnu ‘Abbās r.a., mengatakan: bahwa hal itu untuk umum dan tidak ada nasakh, karena larangan memohonkan ampunan itu sesudah mati, sedangkan ini sebelum mati. Sebagian dari rahmat Allah bagi kedua orang tua ialah menunjukkannya supaya beriman. Maka berdoa memohonkan rahmat itu menunjukkan agar supaya kedua orang tuanya beriman.