Shalawat Ke-2-10 – 70 Shalawat Pilihan

70
SHALAWAT PILIHAN
RIWAYAT, MANFAAT DAN KEUTAMAANNYA

 
Diterjemahkan dari buku:
Mukhtasharu fī Ma‘ānī Asmā’ Allāh al-Ḥusnā, bab Ash-Shalātu ‘alan-Nabiy, karya al-Ustadz Mahmud Samiy.
 
 
Penerjemah: Idrus Hasan
Diterbitkan oleh: PUSTAKA HIDAYAH

Rangkaian Pos: Contoh-contoh Shalawat & Riwayat Penggunaannya - 70 Shalawat Pilihan

SHALAWAT KE-2

(الصَّلَاةُ الثَّانِيَةُ)

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ.

Artinya:

Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada Muḥammad.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Imām Sya‘rānī berkata: “Nabi s.a.w. bersabda: “Barang siapa membaca shalawat ini berarti ia telah membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia”.”

Dan diceritakan bahwa, seorang penduduk negeri Syām datang menghadap Rasūlullāh s.a.w. seraya berkata: “Ya Rasūlullāh, ayahku sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Tuan”.

Rasūlullāh s.a.w. menjawab: “Bawa dia kemari!”

Orang itu berkata: “Ia buta, tidak bisa melihat.”

Maka Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkan: Shallallāhu ‘Alā Muḥammad selama tujuh minggu, tiap-tiap malam. Maka ia akan melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadits dariku.”

Anjuran Rasūlullāh s.a.w. itu dituruti oleh orang tersebut, dan benar, ternyata ia bisa bermimpi melihat Rasūlullāh s.a.w. serta meriwayatkan hadits dari beliau.

 

SHALAWAT KE-3

(الصَّلَاةُ الثَّالِثَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ سَلِّمَ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muḥammad dan keluarganya.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Mālik r.a. katanya: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Barang siapa mengucapkan: “Allāhumma Shalli ‘Alā Muḥammad wa ‘Alā Ālihi wa Sallim ketika ia berdiri, maka dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia duduk; dan barang siapa mengucapkannya ketika duduk, maka dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia berdiri.”

 

SHALAWAT KE-4

(الصَّلَاةُ الرَّابِعَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَ نَبِيِّكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muḥammad, hamba dan Nabi-Mu, Nabi yang ummiy.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Imām al-Ghazālī di dalam kitab Iḥyā’ mengatakan: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Barang siapa mengucapkan shalawat atasku pada malam Jum‘at sebanyak delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.”

Kemudian ditanyakan: “Ya Rasūlullāh, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?”

Rasūlullāh s.a.w. menjawab: “Allāhumma Shalli ‘Alā Muḥammad ‘Abdika wa Nabiyyika Nabiyy-il-Ummiyyi.”

Diriwayatkan bahwa, barang siapa membacanya setiap hari dan malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi dalam keadaan sadar.

 

SHALAWAT KE-5

(الصَّلَاةُ الْخَامِسَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ حَتَّى لَا يَبْقَى مِنَ الصَّلَاةِ شَيْءٌ. وَ ارْحَمْ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ حَتَّى لَا يَبْقَى مِنَ الرَّحْمَةِ شَيْءٌ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ حَتَّى لَا يَبْقَى مِنَ الْبَرَكَةِ شَيْءٌ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ حَتَّى لَا يَبْقَى مِنَ السَّلَامِ شَيْءٌ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muḥammad dan keluarga Muḥammad, sehingga tidak tersisa satu shalawat pun lagi. Dan sayangilah Muḥammad dan keluarga Muḥammad hingga tak tersisa satu rahmat pun lagi. Dan berkatilah Muḥammad dan keluarga Muḥammad hingga tak tersisa satu berkah pun lagi. Dan limpahkanlah kesejahteraan kepada Muḥammad dan keluarga Muḥammad sehingga tak tersisa satu kesejahteraan pun lagi.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Al-Fāsī berkata: “Shalawat ini disebutkan oleh Jabar dari sahabat Ibnu ‘Umar r.a. dan disebutkannya pula akan keutamaan yang besar dari shalawat ini dan kebajikan bagi seorang laki-laki yang mengucapannya di hadapan Nabi s.a.w.

 

SHALAWAT KE-6

(الصَّلَاةُ السَّادِسَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَنْزِلْهُ الْمُنْزَلَ الْمُقَرَّبَ مِنْكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muḥammad, dan tempatkanlah ia di tempat yang dekat dengan-Mu di Hari Kiamat.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Shalawat ini dikemukakan oleh ath-Thabrānī, Aḥmad, al-Bazzār dan Ibnu ‘Āshim dari sahabat Ruwaifi‘ bin Tsābit al-Anshārī, Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Barang siapa mengucapkan shalawat atasku dengan shalawat ini maka ia berhak mendapatkan syafā‘atku.”

 

SHALAWAT KE-7

(الصَّلَاةُ السَّابِعَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى رُوْحِ مُحَمَّدٍ فِي الْأَرْوَاحِ. وَ عَلَى جَسَدِهِ فِي الْأَجْسَادِ وَ عَلَى قَبْرِهِ فِي الْقُبُوْرِ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muḥammad di alam ruh, dan kepada jasadnya di alam jasad, dan kepada kuburnya di alam kubur.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Imām Sya‘ranī berkata: “Nabi s.a.w. telah bersabda: “Barang siapa mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini, maka ia akan melihatku di dalam mimpi; barang siapa melihatku di dalam mimpinya maka ia akan melihatku di Hari Kiamat; barang siapa melihatku di Hari Kiamat maka aku akan memberinya syafa‘at; dan barang siapa yang aku beri syafa‘at niscaya ia akan meminum dari telagaku dan diharamkan Allah jasadnya dari neraka.”

 

SHALAWAT KE-8

(الصَّلَاةُ الثَّامِنَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ فِي الْأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ وَ فِي الْمَلَأِ الْأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muḥammad dan kepada keluarga Muḥammad, di kalangan orang-orang dahulu dan orang-orang kemudian serta di alam arwah, sampai Hari Kiamat.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Imām Sya‘ranī berkata: “Seorang laki-laki menghadap Rasūlullāh s.a.w. ketika beliau sedang duduk di dalam masjid. Orang itu berkata: “As-Salāmu ‘alaikum wahai ahli kemuliaan!

Orang itu didudukkan Nabi s.a.w. di tengah-tengah, yakni antara beliau dan Abū Bakar r.a. Orang-orang yang hadir ketika itu menjadi heran menyaksikan hal itu, lalu dijelaskan oleh Nabi s.a.w.: Jibrīl a.s. telah datang kepadaku memberitahukan bahwa orang ini telah memberi shalawat kepadaku dengan shalawat yang belum pernah dibaca oleh seorang pun sebelumnya!”

Lalu Abū Bakar bertanya: “Bagaimana shalawatnya Ya Rasūlullāh?”

Kemudian Rasūlullāh s.a.w. menyebutkan shalawat tersebut di atas.”

 

SHALAWAT KE-9

(الصَّلَاةُ التَّاسِعَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَ نَبِيِّكَ وَ رَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَزْوَاجِهِ وَ ذُرِّيَّتِهِ وَ سَلَّمَ عَدَدَ خَلْقِكَ وَ رِضَا نَفْسِكَ وَ زِنَةَ عَرْشِكَ وَ مِدَادَ كَلِمَاتِكَ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat (dan salam) atas Sayyidinā Muḥammad, hamba-Mu, Nabi-Mu dan Rasūl-Mu, Nabi yang ummi; juga atas keluarganya, istri-istrinya, dan keturunannya; sebanyak jumlah makhluq-Mu, keridhaan diri-Mu, hiasan ‘Arsy-Mu, dan tinta kalimat-Mu.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Al-Ḥāfizh as-Sakhawī berkata: “Seandainya seseorang bersumpah bahwa ia akan mengucapkan shalawat yang paling utama, maka shalawat ini telah membebaskan ia dari sumpahnya itu.”

Dan pen-syaraḥ kitab Dalā’il mengatakan: lafazh shalawat ini diambil dari hadits Umm-ul-Mu’minīn, Juwairiyyah.

 

SHALAWAT KE-10

(الصَّلَاةُ الْعَاشِرَةُ)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَ الْآفَاتِ. وَ تَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَجَاتِ. وَ تُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَ تَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَ تُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَ بَعْدَ الْمَمَاتِ.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas junjungan kami Muḥammad, shalawat yang dengannya kami selamat dari semua ketakutan dan malapetaka, dan Engkau tunaikan dengannya semua hajat kami; Engkau sucikan kami dari semua kejahatan; Engkau angkat kami ke derajat yang tinggi di sisi-Mu; dan Engkau sampaikan semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat.”

Penjelasan dan Kegunaannya:

Shalawat tersebut di atas disebutkan di dalam kitab Dalā’il. Dalam syaraḥ kitab tersebut disebutkan dari Ḥasan bin ‘Alī al-Aswanī, bahwa ia berkata: “Barang siapa membaca shalawat ini dalam setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskannya daripadanya dan menyampaikan apa yang diinginkannya.”

Dan Syaikh yang shalih, Mūsā adh-Dharīr raḥimahullāh, beliau berkata: “Pada suatu hari, ketika kami sedang melakukan pelayaran di laut yang sangat luas, sekonyong-konyong bertiup angin yang sangat kencang sehingga membuat suasana di atas kapal kalang-kabut. Tiba-tiba mataku menjadi ngantuk, lalu tertidur. Dalam tidur itu, aku bermimpi melihat Rasūlullāh s.a.w., beliau berkata: “Katakanlah kepada para penumpang kapal ini supaya mereka mengucapkan shalawat….. (seperti yang tersebut di atas) seribu kali.”

Setelah terbangun, aku menceritakan mimpiku itu kepada para penumpang lainnya. Kemudian kami lakukan perintah beliau tadi. Baru saja kami membaca shalawat itu tiga ratus kali, keadaan pun menjadi tenang kembali.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *