Hati Senang

Orang Yang Berbakti Kepada Kedua Orang-Tua Dikabulkan Doanya – Bakti Kepada Kedua Orangtua

Cover Buku Bakti Kepada Kedua Orangtua, Hak Ibu-Bapak, Anak dan Keluarga
BAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA Hak Ibu-Bapak, Anak dan Keluarga Judul asli: BIRR-UL-WĀLIDAIN WA-ḤUQŪQ-UL-ABĀ’ WAL-ABNĀ’ WAL-ARḤĀM Oleh: Aḥmad ‘Īsā ‘Asyūr   Penerjemah: Ustadz H. YUSUF Penerbit: HAZANAH ILMU

ORANG YANG BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG-TUA DIKABULKAN DOANYA.

 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ: اِنْطَلَقَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى آوَاهُمُ الْمَبِيْتُ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوْهُ فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارُ فَقَالُوْا: إِنَّهُ لَا يُنْجِيْكُمْ مِنْ هذِهِ الصَّخْرَةِ إِلَّا أَنْ تَدْعُوْا بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ قَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ: اللهُمَّ كَانَ لِيْ أَبَوْانِ شَيْخَانِ كَبِيْرَانِ وَ كُنْتُ لَا أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلًا وَ لَا مَالًا فَنَأَى بِيْ طَلَبُ الشَّجَرِ يَوْمًا فَلَمْ أَرُحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوْقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ فَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلًا وَ مَالًا فَلَبِثْتُ وَ الْقَدَحُ عَلَى يَدِيْ انْتَظِرُ اسْتِيْقَاظَهُمَا حَتَّى بَرِقَ الْفَجْرُ زَادَ بَعْضُ الرَّوَاةِ، وَ الصَّبِيَّةُ يَتَضَاغُوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غُبُوْقَهُمَا. اللهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ هذِهِ الصَّخْرَةِ فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ الْخُرُوْجَ مِنْهَا وَ قَالَ الْآخَرُ: اللهُمَّ كَانَتْ لِيْ ابْنَةُ عَمٍّ كَانَتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيَّ فَأَرَدْتُهَا عَنْ نَفْسِهَا فَامْتَنَعَتْ مِنِّيْ حَتَّى أَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السِّنِيْنَ فَجَاءَتْنِيْ فَأَعْطَيْتُهَا عِشْرِيْنَ وَ مِائَةَ دِيْنَارٍ عَلَى أَنْ تُخَلَّى بَيْنِيْ وَ بَيْنَ نَفْسِهَا فَفَعَلَتْ حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا قَالَتْ: لَا أُحِلُّ لَكَ أَنْ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلَّا بِحَقِّهِ فَتَحَرَّجْتُ مِنَ الْوُقُوْعِ عَلَيْهَا فَانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَ هِيَ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَيَّ وَ تَرَكْتُ الذَّهَبَ الًّذِيْ أَعْطَيْتُهَا. اللهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَأَفْرِجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ غَيْرَ أَنَّهُمْ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ الْخُرُوْجَ مِنْهَا وَ قَالَ الثَّالِثُ: اللهُمَّ اسْتَأْجَرْتُ أُجَرَاءَ وَ أَعْطَيْتُهُمْ أَجْرَهُمْ غَيْرَ رَجُلٍ وَاحِدٍ تَرَكَ الَّذِيْ لَهُ وَ ذَهَبَ فَتَمَرْتُ أَجْرُهُ حَتَّى كَثُرَتْ مِنْهُ الْأَمْوَالُ فَجَاءَنِيْ بَعْدَ حِيْنٍ فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ أَدِّ إِلَيَّ أَجْرِيْ فَقُلْتُ: كُلُّ مَا تَرَى مِنْ أَجْرِكَ مِنَ الْإِبِلِ وَ الْبَقَرِ وَ الْغَنَمِ وَ الرَّقِيْقِ فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ لَا تَسْتَهْزِئْ بِيْ فَقُلْتُ مِنْهُ شَيْئًا. اللهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ إِنِّيْ لَا أَسْتَهْزِئُ بِكَ فَخُذْهُ كُلَّهُ فَاسْتَاقَهُ فَلَمْ يَتْرُكْ فَأَفْرِجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ فَخَرَجُوْا يَمْشُوْنَ.
رواه البخاري و مسلم

“Dari ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Dahulu sebelum kamu ada tiga orang bepergian sampai bermalam di dalam suatu gua. Mereka masuk ke dalam gua itu kemudian ada sebuah batu besar tergelinding dari gunung hingga menutup lobang gua itu. Kemudian mereka berkata: Sebetulnya tidak ada yang dapat menyelamatkan kita semua daripada bencana batu besar ini melainkan kamu semua memohon/berdoa kepada Allah dengan amalmu dahulu yang baik. Maka seorang di antara mereka berdoa: Saya biasanya belum memberi minum keluarga saya sebelum ayah dan ibu. Pada suatu hari dalam mencari nafkah, mencari buah-buahan sampai jauh sehingga sesampai di rumah kedua orang tuaku telah tidur. Saya memerah air susu kambing lalu mendapati ayah ibu telah tidur pulas, dan saya tidak mau memberi minum keluarga sebelum ayah dan ibuku. Saya diam membawa wadah berisikan air susu menunggu bangunnya ayah ibuku, sehingga sampai terbit fajar. Sebagian perawi menambahkan anak-anak kecil menangis (menunggu giliran minum) di samping kakiku. Kemudian ayah ibuku bangun. Lalu minum air susu tadi. Ya Allah! Sesungguhnya saya berbuat begitu itu bertujuan untuk memperoleh ridhā-Mu. Maka hendaklah Allah melepaskan kami dari bencana batu besar yang kami alami ini.” Maka bergeserlah batu itu dan terbukalah sedikit yang belum dapat dilalui oleh orang. Yang lain berdoa: Ya Allah, dahulu saya mencintai seorang putri anak pamanku. Ia adalah satu-satunya wanita yang paling saya cintai. Saya ingin mengumpulinya tetapi ia tidak mau. Sehingga setelah beberapa tahun kemudian wanita itu mendatangi saya. Ia saya beri uang seratus dua puluh dinar dengan syarat mau saya ajak ke tempat sendirian. Ia mau memenuhi permintaan itu. ketika saya telah menguasai untuk berbuat kepadanya ia berkata: Sebenarnya tidak halal memakai cincin yang bukan haknya. Maka saya merasa enggan untuk mengumpulinya lalu saya pergi meninggalkannya sedang ia adalah seseorang yang paling saya cintai dan saya tetap uang yang telah saya berikan kepadanya. Ya Allah, sesungguhnya saya berbuat begitu itu untuk memperoleh ridhā-Mu. Oleh karena itu, ya Allah lepaskanlah kami dari bencana yang kami alami ini. Maka bergeserlah batu itu, hanya saja belum dapat orang melalui lubang itu. Yang ketiga berkata: Ya Allah! Dahulu saya mempekerjakan banyak pekerja yang pada waktu tertentu saya membayar gajinya. Tetapi ada seorang pekerja yang pergi tidak mengambil gajinya. Uang gajinya itu saya kembangkan menjadi banyak ternak. Lalu pekerja itu datang kepadaku dan berkata: Hai ‘Abdullāh! Bayarlah upahku dahulu yang belum saya terima. Saya berkata: Ambillah semua gajimu dahulu sekarang berwujud unta-unta, sapi-sapi, kambing-kambing dan budak pemeliharanya. Pekerja itu berkata: Hai ‘Abdullāh! Janganlah kamu mempermainkan saya. Saya berkata: Sungguh saya tidak menghina kamu. Ambillah itu semua hakmu! Pekerja itu segera mengambil ternak-ternak itu bersama hamba pemeliharanya. Ya Allah, sesungguhnya saya berbuat begitu itu untuk memperoleh ridhā-Mu. Maka lepaskanlah kami dari bencana yang menimpa pada kami ini! Kemudian batu itu bergeser lalu mereka bertiga dapat keluar dari gua dan dapat meneruskan perjalanannya.”
(Riwayat Bukhārī dan Muslim).

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.