Dari ‘Abdullāh bin Jūz az-Zubaidī r.a., dia berkata bahwa Nabi s.a.w. pernah naik mimbar dan dia menyampaikan hadits seperti yang dituturkan dalam hadits Jābir bin Samurah r.a..
Diriwayatkan oleh al-Bazzār, ath-Thabrānī, dan Ibnu Abī ‘Āshim.
Dari Ibnu ‘Abbās r.a., dia berkata: “Ketika Nabi s.a.w. sedang berkhuthbah di atas mimbar, tiba-tiba beliau mengucapkan Amin tiga kali.”, lalu menuturkan hadits di atas.
Diriwayatkan oleh ath-Thabrānī.
Dari Ibnu ‘Abbās r.a., dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِيْ كِتَابٍ لَمْ تَزَلِ الصَّلَاةُ جَاريَّةً لَهُ مَا دَامَ اسْمِيْ فِيْ ذلِكَ الْكِتَابِ.
“Barang siapa yang menulis shalawat pada suatu buku, maka pahala shalawat terus mengalir untuknya, selagi namaku masih ada di buku itu.”
Dikeluarkan oleh ath-Thabrānī dengan sanad yang lemah (dha‘īf).
Dari Ibnu ‘Abbās r.a., dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ عَلَيَّ خَطِئَ طَرِيْقَ الْجَنَّةِ.
“Barang siapa yang terlupa membaca shalawat kepadaku, maka dia telah salah dalam mencari jalan ke surga.”
Dikeluarkan oleh Ibnu Mājah dengan sanad yang lemah (dha‘īf).
Dari Abū Dzarr al-Ghifārī r.a., dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ.
“Sesungguhnya manusia yang paling bakhil adalah seseorang yang namaku disebut di sisinya, tetapi dia tidak bershalawat kepadaku.”
Dikeluarkan oleh Ibnu ‘Āshim dan Ismā‘īl bin Isḥāq.
Dari Wātsilah bin Asqā’ r.a., dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
أَيُّمَا قَوْمٍ جَلَسُوْا فِيْ مَجْلِسٍ ثُمَّ تَفَرَّقُوْا قَبْلَ أَنْ يَذْكُرُوا اللهَ وَ يُصَلُّوْا عَلَى النَّبِيِّ (ص) كَانَ ذلِكَ الْمَجْلِسُ عَلَيْهِمْ تِرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ – يَعْنِيْ حَسْرَةً -.
“Kaum mana saja yang duduk di suatu majelis, kemudian berpisah tanpa berdzikir kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi s.a.w., maka majelis tersebut menjadi suatu cacat bagi mereka di Hari Kiamat kelak – maksudnya suatu kerugian – .”
Dikeluarkan oleh Aḥmad bin Māni‘ dalam Musnad-nya.
Dari ‘Abdullāh bin ‘Amr bin al-‘Āsh r.a. bahwasanya dia mendengar Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بهَا عَشْرًا.
“Jika kalian mendengar mu’adzdzin menggumandangkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan mu’adzdzin, kemudian bershalawatlah kepadaku, karena sesungguhnya barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
Dikeluarkan oleh Muslim.
Dari ‘Abdullāh bin ‘Amr bin al-‘Āsh r.a., dia berkata: “Barang siapa yang hendak mengajukan hajat keperluan kepada Allah, maka hendaklah dia berpuasa di Hari Rabu, Kamis, Jum‘at dan ketika masuk pada Hari Jum‘at bersuci dan pergi ke masjid lalu bersedekah dengan suatu sedekah, baik sedikit ataupun banyak, dan ketika selesai dari shalat Jum‘at berdoa:
اللهُمَّ إنِّيْ أَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلَّا الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَ لَا نَوْمٌ، الَّذِيْ مَلَأَتْ عَظَمَتُهُ السَّموَاتِ وَ الْأَرْضِ، وَ الَّذِيْ عَنَتْ لَهُ الْوُجُوْهُ، وَ خَشَعَتْ لَهُ الْأَصْوَاتُ، وَ وَجلَتِ الْقُلُوْبُ مِنْ خَشْيَتِهِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَن تعْطِيَنِيْ حَاجَتِيْ وَ هِيَ كَذَا وَ كَذَا.
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan perantara nama-Mu, dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur, keagungan-Nya memenuhi langit dan bumi, setiap muka tunduk kepada-Nya, setiap suara khusyu‘ kepada-Nya, dan setiap hati bergetar karena takut kepada-Nya, berikanlah shalawat kepada Muḥammad, dan berikanlah hajat keperluanku, ini dan itu.”
Maka permintaannya pasti dikabulkan in syā’ Allāh ta‘ālā.”
Dikeluarkan oleh Abū Mūsā al-Madīnī.
Dari ‘Abdullāh bin ‘Amr bin al-‘Āsh r.a., dia berkata:
مَنْ صَلَّى عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَاةً، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ مَلَائِكَتُهُ سَبْعِيْنَ صَلَاةً، فَلْيُقِلَّ مِنْ ذلِكَ أَوْ لْيُكْثِرْ.
“Barang siapa bershalawat kepada Rasūlullāh satu shalawat, maka Allah dan malaikat-Nya akan bershalawat kepadanya tujuh puluh shalawat. Maka hendaklah seseorang itu bershalawat, baik sedikit maupun banyak.”
Dikeluarkan oleh Aḥmad dan Ibnu Zanjawaih, serta Abū Nu‘aim.
Dari Abud-Dardā’ r.a., dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَ حِيْنَ يُمْسِيْ عَشْرًا، أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِيْ.
“Barang siapa bershalawat kepadaku pada pagi hari sepuluh kali dan pada sore hari sepuluh kali, maka dia berhak mendapat syafa‘atku.”
Diriwayatkan oleh ath-Thabrānī dan Ibnu Abī ‘Āshim.