Hati Senang

Mohon Izin Untuk Menghadap Dan Siap Melayani Ibu Bapak Termasuk Berbakti – Bakti Kepada Kedua Orangtua

Cover Buku Bakti Kepada Kedua Orangtua, Hak Ibu-Bapak, Anak dan Keluarga
BAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA Hak Ibu-Bapak, Anak dan Keluarga Judul asli: BIRR-UL-WĀLIDAIN WA-ḤUQŪQ-UL-ABĀ’ WAL-ABNĀ’ WAL-ARḤĀM Oleh: Aḥmad ‘Īsā ‘Asyūr   Penerjemah: Ustadz H. YUSUF Penerbit: HAZANAH ILMU

MOHON IDZIN UNTUK MENGHADAP DAN SIAP MELAYANI IBU BAPAK TERMASUK BERBAKTI KEPADANYA.

 

Allah berfirman:

وَ إِذَا بَلَغَ الأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوْا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ

Dan jika anak-anak itu telah mencapai dewasa, maka hendaklah mereka meminta idzin, sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka dahulu juga meminta idzin.” (QS. an-Nūr [24]: 59)

وَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: أَسْتَأْذِنُ عَلَى أُمِّيْ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: إِنَّهَا لاَ تَجِدُ مَنْ يَخْدُمُهَا غَيْرِيْ؟ قَالَ: أَتحِبُّ أَنْ تَرَاهَا عُرْيَانَةً؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَاسْتَأْذِنْ عَلَيْهَا.

“Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi s.a.w : Apakah aku harus mohon idzin untuk menghadap ibuku sendiri? Nabi menjawab: “Ya, harus minta idzin.” Laki-laki itu bertanya: Sesungguhnya tidak ada yang melayani ibuku itu selain aku sendiri? Nabi bersabda: “Apakah kamu senang dengan mendadak kamu melihat ibumu telanjang?” Laki-laki itu menjawab: Tidak senang. Nabi bersabda: “Maka haruslah kamu memohon idzin”.”

Bukhari mengeluarkan di dalam al-Adab-ul-Mufrad dari Sufyān dari al-A‘masy dari ‘Alqamah, ia berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada ‘Abdullāh bin Mas‘ūd lalu bertanya: Apakah saya harus meminta idzin jika akan masuk ke kamar ibuku? ‘Abdullāh bin Mas‘ūd menjawab: “Tidak pada semua waktu ibumu senang melihat dan dilihat oleh kamu.”

وَ أَخْرَجَ أَيْضًا مِنْ رِوَايَةِ شُعْبَةَ عَنْ أَبِيْ إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ مُسْلِمَ بْنَ نَذِيْرٍ يَقُوْلُ: سَأَلَ رَجُلٌ حُذَيْفَةَ فَقَالَ: أَسْتَأْذِنُ عَلَى أُمِّيْ؟ فَقَالَ: إِنْ لَمْ تَسْتَأْذِنْ عَلَيْهَا رَأَيْتَ مَا تَكْرَهُ

Bukhārī mengeluarkan juga dari riwayat Syu‘bah dari Abū Isḥāq. Ia berkata: Pernah pada suatu hari saya mendengar Muslim bin Nadzīr bercerita. Ada seseorang laki-laki bertanya kepada Ḥudzaifah, demikian: “Apakah saya harus meminta idzin untuk menemui ibuku?” Ḥudzaifah berkata: “Bila kamu tidak minta idzin kepadanya ada kemungkinan ibumu tidak suka dilihat oleh kamu.”

Adapun tugas melayani ibu bapak dengan baik adalah tugas seorang anak, sebagaimana telah diriwayatkan oleh ‘Ā’isyah r.a.

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشْبَهَ سَمْتًا وَ لاَ هَدْيًا بِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مِنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا. كَانَتْ إِذَا دَخَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَامَ إِلَيْهَا فَقَبَّلَهَا وَ أَجْلَسَهَا فِيْ مَجْلِسِهِ وَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهَا قَامَتْ مِنْ مَجْلِسِهَا فَقَبَّلَتْهُ وَ أَجْلَسَتْهُ فِيْ مَجْلِسِهَا.
رواه أبو داود و النسائي و الترمذي.

Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih tenang dan murah pelayanannya kepada Rasūlullāh s.a.w. selain daripada Fāthimah binti Rasūlillāh s.a.w. Fāthimah itu apabila datang mengunjungi Nabi s.a.w. maka Nabi segera bangkit menyambutnya, menciumnya dan mempersilakan duduk di tempat duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi s.a.w. mendatangi kepada Fāthimah, maka Fāthimah segera bangkit berdiri dari tempat duduknya seraya mencium Nabi dan mempersilakan duduk di tempat duduknya.
(Diriwayatkan oleh Abū Dāūd, an-Nasā’ī dan at-Tirmidzī).

At-Tirmidzī yang mengatakan: hadits ini Ḥasan, dan pada sebagian catatannya dengan kata-kata: Ḥasan Shaḥīḥ. An-Nawawī men-shaḥīḥ-kannya pada sebagian pelaksanaan tetapi aslinya di dalam hadits shaḥīḥ tentang al-Manāqib.

Sebagian ‘ulamā’ berpendapat: Tugas melayani ibu bapak berarti menampakkan kebaktian, mengagungkan, merendah diri, mengikuti semua perintah. Hal ini termasuk adab-adab mencintai dan kasih sayang kepadanya. Hanya seberapakah pelayanan anak bila dibanding kepayahan orang tua. Mereka berdua memeliharanya semenjak kecil, siang malam tidak dapat tidur dengan nyenyak karena menjaganya dan banyak pekerjaan.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.