عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ الْمَدِيْنَةَ فَأَتَانِيْ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فَقَالَ: أَتَدْرِيْ لِمَ جِئْتُكَ؟ قُلْتُ: لاَ. قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِيْ قَبْرِهِ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيْهِ مِنْ بَعْدِهِ وَ إِنَّهُ كَانَ بَيْنَ أَبِيْ عُمَرَ وَ بَيْنَ أَبِيْكَ إِخَاءٌ وَ وُدٌّ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَصِلَ ذلِكَ
رواه عبد الرزاق و ابن حبان في صحيحه
“Dari Abū Burdah r.a., ia berkata: Saya datang di Madīnah maka ‘Abdullāh bin ‘Umar mendatangi saya, lalu berkata: Tahukah kamu apa sebabnya saya menemui kamu? Saya menjawab: Aku tidak tahu. ‘Abdullāh bin ‘Umar itu berkata: Saya pernah mendengar Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Siapa yang ingin berhubungan dengan orang tuanya yang telah berada di alam kuburnya, maka berhubunglah dan sambunglah silaturahmi dengan saudara-saudara atau teman-temannya sesudah meninggalnya.” Sesungguhnya antara ayahku yaitu ‘Umar dan antara ayahmu itu ada hubungan erat saling cinta mencintai maka saya senang untuk meneruskan hubungan baik itu.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abd-ur-Razzāq dan Ibnu Ḥibbān di dalam hadits shaḥīḥ-nya).
وَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِيْنَارٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً مِنَ الأَعْرَابِ لَقِيَهُ بِطَرِيْقِ مَكَّةَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ وَ حَمَلَهُ عَلَى حِمَارٍ كَانَ يَرْكَبُهُ وَ أَعْطَاهُ عِمَامَةً كَانَتْ عَلَى رَأْسِهِ. قَالَ ابْنُ دِيْنَارٍ: فَقُلْنَا لَهُ أَصْلَحَكَ اللهُ إِنَّهُمُ الأَعْرَابُ وَ هُمْ يَرْضَوْنَ بِالْيَسِيْرِ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ: إِنَّ أَبَا هذَا كَانَ وَادًّا لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَ إِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلًُ: إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيْهِ
رواه مسلم
“Dan dari ‘Abdullāh bin Dīnār dari ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a., bahwa ada orang kampung menemuinya di jalan Makkah. Maka ‘Abdullāh bin ‘Umar memberi salam kepadanya dan dipersilakan orang itu naik di atas hewan yang dikendarainya dan memberinya sorban yang dipakai di kepalanya. Ibnu Dīnār berkata: Saya berkata kepadanya: Semoga Allah memberi nasib baik kepadamu! Mereka itu orang-orang kampung yang telah merasa senang dengan harta yang sedikit? Maka saling cinta mencintai dan bergaul sangat akrab dengan ‘Umar bin al-Khaththāb ayah saya. Dan saya pernah mendengar Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya kebaktian yang paling tinggi ialah seorang anak yang bergaul secara akrab dan baik dengan keluarga teman akrab orang tuanya.”
(Riwayat Muslim).
Dalam hadits yang lalu telah disebutkan: “Apakah masih ada kesempatan berbakti kepada kedua orang tua atau salah satunya sewaktu mereka telah meninggal dunia?” Salah satu di antaranya adalah: “Memuliakan kawan-kawannya.”