Malaikat Penjaga Masjid di Hari Jum’ah – Membuka Rahasia Alam Malaikat

MEMBUKA RAHASIA ALAM MALAIKAT
 
Oleh: Ustadz: ‘Abd-ul-Ghafūr Ayskur
 
Penerbit: CV Bintang Pelajar.

Malaikat Penjaga Masjid di Hari Jum‘ah

 

Ada pun keterangan yang menyatakan adanya malaikat yang bertugas sebagai penjaga masjid di hari Jum‘ah, adalah sbb.:

Rasūlullāh s.a.w. bersabda:

إِذَا كَانَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ يَبْعَثُ اللهُ تَعَالَى الْمَلَائِكَةَ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ وَ فِيْ أَيْدِيْهِمْ أَقْلَامٌ مِنْ ذَهَبٍ وَ قَرَاطِيْسَ مِنْ فِضَّةٍ، يَقِفُوْنَ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسَاجِدِ وَ يَكْتُبُوْنَ اسْمَ مَنْ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا فَرَغُوْا مِنَ الصَّلَاةِ يَرْجِعُوْنَ إِلَى السَّمَاءِ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا رَبَّنَا كَتَبْنَا اسْمَ مَنْ دَخَلَ الْمَسْجِدَ وَ صَلَّى الْجُمْعَةَ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا مَلَائِكَتِيْ وَ عِزَّتِيْ وَ جَلَالِيْ إِنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ وَ مَا عَلَيْهِمْ شَيْءٌ مِنْ ذُنُوْبِهِمْ.

Artinya:

Tatkala hari Jum‘ah sudah datang, Allah s.w.t. mengutus malaikatnya turun ke bumi membawa kalam dari emas dan kertas dari perak.
Mereka berdiri di pintu-pintu masjid, mencatat yang masuk ke masjid.
Ketika mereka telah selesai mengerjakan shalat Jum‘ah, para malaikat itu kembali ke langit, lalu melaporkannya kepada Allah: Wahai Tuhan kami, kami telah mencatat siapa yang masuk masjid dan bersembahyang Jum‘ah.
Lalu Allah ta‘ālā berfirman: Hai malaikat-Ku, demi kemuliaan-Ku dan kebesaran-Ku, telah Ku ampuni segala dosa-dosa mereka. (dari buku: Raunaq-ul-Majālis).

Di lain riwayat Rasūlullāh s.a.w. bersabda:

مَنْ رَاحَ إِلَى الْجُمْعَةِ فِي السَّاعَةِ الْأُوْلَى فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً، وَ مَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَ مَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا وَ مَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا أَهْدَى دُجَاجَةً وَ مَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا أَهْدَى بَيْضَةً. فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ إِلَى الْمِنْبَرِ طُوِيَتِ الصُّحُفُ وَ رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَ اجْتَمَعَتِ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ الْمِنْبَرِ يَسْتَمِعُوْنَ الْخُطْبَةَ فَمَنْ جَاءَ بَعْدَ ذلِكَ فَكَأَنَّمَا جَاءَ لِحَقِّ الصَّلَاةِ.

Artinya:
Siapa yang berangkat ke masjid untuk bersembahyang Jum‘ah pada jam pertama, maka seakan-akan ia telah berkorban seekor unta.
Siapa yang berangkat pada jam kedua, maka seakan-akan ia telah berkorban seekor sapi.
Siapa yang berangkat pada jam ketiga, maka seakan-akan ia telah berkorban seekor kambing.
Siapa yang berangkat pada jam keempat, maka seakan-akan ia telah berkorban seekor ayam.
Siapa yang berangkat pada jam kelima, maka seakan-akan ia telah memberi hadiah berupa sebutir telur.
Dan bila imam telah naik mimbar, maka dilipatkan/ditutuplah buku-bukunya, dan diangkat kalam-kalamnya. Dan mereka berkumpul di sekeliling mimbar, untuk mendengarkan khuthbah.
Maka siapa yang hadir sesudah itu, maka seakan-akan ia datang hanya untuk bersembahyang.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhārī dari ‘Amr bin Syu‘aib, beliau s.a.w. bersabda:
Bahwa para malaikat itu mencari/menyelidiki hamba Allah yang terlambat waktunya pada hari Jum‘ah. Maka bertanyalah malaikat itu sesamanya tentang orang itu: Apakah yang dikerjakan si anu? Apakah yang menyebabkan mereka terlambat? Maka berdoalah para malaikat: Ya Allah, ya Tuhan kami kalau sekiranya orang yang terlambat itu karena miskin, maka kayakanlah dia! Jika karena sakit, maka sembuhkanlah dia! Kalau karena sibuk, maka berikanlah kepadanya kelapangan waktu ber‘ibādah kepada-Mu! Lapangkan hatinya untuk bertaat/ber‘ibādah kepada-Mu! Dan jika bermain-main/bersenang-senang, maka palingkanlah hatinya untuk bertaat/ber‘ibādah kepada-Mu!

Tambahan:
Jam pertama adalah sampai terbit matahari.
Jam kedua adalah sampai meningginya matahari.
Jam ketiga adalah sampai kepada meluasnya sinar matahari (ketika sudah panas tempat tapak berpijak).
Jam keempat dan kelima adalah sesudah waktu dhuḥā meninggi sampai kepada waktu zawāl (tergelincir matahari).
Dan waktu selebihnya adalah amat sedikit minim. Dan waktu tergelincir matahari itu, adalah waktu shalat, maka tidak ada waktu kelebihan padanya.

Bersabda Nabi s.a.w.:

ثَلَاثَةٌ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِيْهِنَّ لَرَفَضُوْا رَكْضَ لِإِبِلِ فِيْ طَلَبِهِنَّ الْأَذَانُ، وَ الصَّفُّ الْأَوَّلُ وَ الْعُدُوُّ إِلَى الْجُمْعَةِ

Artinya:

Tiga perkara, kalau manusia mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka mengendarai unta untuk memperolehnya. Yaitu: Adzān, shaff pertama, dan berpagi-pagian pergi ke Jum‘ah.

Aḥmad bin Ḥanbal r.a. berkata: Yang lebih utama dari yang tiga tadi, ialah berpagi-pagian pergi ke Jum‘ah.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *