Ada pun keterangan yang menyatakan tentang adanya malaikat yang bertugas membaca tasbīḥ, adalah sbb.:
Ketika malam Mi‘rāj, aku menyaksikan sebuah lautan yang luasnya tidak ada yang mengetahui selain Allah ta‘ālā. Pada tepi laut itu, terdapat seekor malaikat yang berbentuk burung. Baginya, terdapat tujuh puluh sayap. Ketika ada seorang hamba Allah membaca “Subḥānallāh”, bergeraklah burung itu dari tempatnya.
Jika diteruskan membaca “Al-Ḥamdulillāh”, maka dibentang sayapnya. Jika diteruskan lagi membaca “Wa lā ilāha illallāh”, maka terbanglah si burung itu.
Jika si hamba itu meneruskan lagi dengan membaca “Wallāhu Akbar” maka terjunlah si burung itu ke dalam lautan.
Jika si hamba itu meneruskan lagi dengan membaca “Lā Ḥaula Wa Lā Quwwata Illā Billāh-il-‘Aliyy-il-‘Azhīm”, maka keluarlah si burung itu dari dalam laut, lalu mengibas-ngibaskan (menggerak-gerakkan) sayapnya, maka meneteslah dari tiap-tiap sayap, tujuh puluh ribu tetesan air. Dan dari tiap-tiap tetesan air itu, dijadikan oleh Allah, seorang malaikat yang bertasbīḥ, bertahlīl, dan beristighfār untuk pembacanya hingga datanglah hari kiamat. (dari buku: Zubdat-ul-Wā‘izhīn).
Ada pun keterangan yang menyatakan tentang adanya malaikat yang bertugas berkeliling dunia, adalah sbb.:
Diriwayatkan bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
إِنَّ للهِ تَعَالَى مَلَائِكَةَ سَيَّاحِيْنَ فِي الْأَرْضِ يُبَلِّغُوْنَنِيْ عَنْ أُمَّتِي السَّلَامَ، فَإِذَا صَلَّى أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِيْ فِي الْيَوْمِ مِئَةَ مَرَّةٍ قَضَى اللهُ تَعالَى لَهُ مِئَةَ حَاجَةٍ سَبْعِيْنَ مِنْهَا فِي الْآخِرَةِ وَ الثَّلَاثِيْنَ فِي الدُّنْيَا.
Artinya:
Sesungguhnya Allah s.w.t. mempunyai beberapa malaikat yang ditugaskan berkeliling dunia menyampaikan salam ummatku.
Maka apabila seorang dari ummatku membaca salawat seratus kali untukku dalam sehari, maka Allah memperkenankan baginya seratus macam hajat. Tujuh puluh hajat diberikan di akhirat, sedang yang tiga puluh diberikan di dunia.