Malaikat Mālik ialah salah satu di antara sepuluh malaikat, yaitu wajib diketahui dan diimankan.
Tugas Malaikat Mālik ialah sebagai penjaga neraka.
Ada pun penjelasan tentang neraka dan ‘adzābnya adalah sbb.:
Neraka yang dalam bahasa al-Qur’ānnya “an-Nār” ialah suatu tempat di alam akhirat, yang wujudnya berupa api yang bergejolak dan menyala-nyala yang disediakan dan diancamkan oleh Allah sebagai balasan bagi pendusta-pendusta ayat-ayat Allah, orang-orang musyrik, orang-orang munāfiq, orang-orang yang berbuat dosa dan mati belum taubat, orang-orang yang meninggalkan perintah-perintah Allah dan tidak mau berbakti kepada-Nya.
Ada pun macam-macamnya ada delapan.
Dikabarkan, bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: Datang padaku Jibrīl dan aku bertanya kepadanya: Wahai Jibrīl! Berilah aku gambaran tentang neraka Jahannam!
Jibrīl berkata: Sesungguhnya Allah menciptakan neraka lalu dinyalakan seribu tahun sehingga menjadi merah, kemudian dinyalakan lagi seribu tahun sehingga menjadi putih. Kemudian dinyalakan lagi seribu tahun sehingga menjadi hitam. Maka Jahannam itu menjadi hitam seperti malam yang kelam. Selamanya tidak berhenti gejolaknya dan tidak padam bara apinya.
Diriwayatkan, bahwa Allah s.w.t. memerintahkan Jibrīl untuk meminta kepada Malaikat Mālik sebagian dari api neraka, dan memberikannya kepada Nabi Ādam a.s. untuk digunakan memasak makanan.
Maka berkatalah Malaikat Mālik kepada Jibrīl: Berapa yang anda butuhkan? Sebesar buah kurma, jawab Jibrīl.
Mālik berkata: Jika aku memberi api neraka sebesar buah kurma, maka akan cairlah langit dan bumi, sebab pengaruh panasnya.
Kalau begitu berilah aku separuhnya, kata Jibrīl.
Mālik berkata: Jika aku luluskan permintaanmu, maka tidak setetes pun air hujan yang turun dari langit, dan bumi tidak mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, walau sebuah tanaman.
Kemudian Jibrīl bertanya kepada Allah s.w.t.: Ya Tuhanku, berapakah aku mengambilnya?
Allah berfirman: Ambillah sebesar semut.
Kemudian Jibrīl melaksanakannya, dan dibawalah api sebesar semut itu kepada Nabi Ādam, yang sebelumnya dimasukkan ke dalam laut sebanyak tujuh puluh kali.
Kemudian api itu diletakkan di atas gunung, yang tinggi, dan hancurlah gunung itu, sedang api kembali ke tempat asalnya, dengan meninggalkan asap pada batu-batuan dan besi sampai hari ini.
Maka api yang ada di dunia ini adalah berasal dari asap api neraka sebesar semut hitam itu.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbās r.a.: Pada hari kiamat, Jahannam didatangkan dari lapisan bumi yang ketujuh, dengan dikelilingi oleh tujuh puluh ribu barisan malaikat. Bilangan tiap-tiap baris berjumlah lebih banyak dari jumlah jinn dan manusia seluruhnya.
Neraka Jahannam tersebut ditarik oleh para malaikat dengan tali kekangnya.
Jahannam itu mempunyai empat kaki. Jarak antara kaki satu dengan lainnya, kira-kira sejauh perjalanan seribu tahun.
Dan Jahannam itu mempunyai tiga puluh ribu kepala. Pada tiap kepala terdapat tiga puluh ribu mulut. Dalam tiap mulut ada tiga puluh gigi. Tiap gigi besarnya seribu kali gunung Uhud. Pada tiap mulut terdapat dua bibir, dan setiap bibir setebal lapisan dunia. Pada tiap bibir terdapat rantai besi, tiap rantai terdiri dari tujuh puluh ribu lingkaran, tiap lingkaran dipegang oleh banyak malaikat, kemudian didatangkannya di kiri ‘Arasy.
Nabi s.a.w. bertanya kepada Jibrīl: Siapakah yang menempati pintu neraka itu?
Jibrīl menjawab: Pintu yang terbawah, ditempati orang-orang kafir dan keluarga Fir‘aun. Dan namanya pintu Hāwiyyah.
Pintu kedua, ditempati orang-orang musyrik. Dan namanya pintu Jaḥīm.
Pintu ketiga, ditempati orang-orang yang menyembah berhala. Dan namanya pintu Saqar.
Pintu keempat, ditempati Iblīs dan pengikutnya, dan orang-orang yang Majusi. Dan namanya pintu Lazhā.
Pintu kelima, ditempati orang-orang Yahudi. Dan namanya pintu Ḥuthamah.
Pintu keenam, ditempati orang-orang Nashara. Dan namanya pintu Sa‘īr.
Kemudian Jibrīl diam tidak meneruskan keterangannya.
Maka Nabi s.a.w. bersabda: Wahai Jibrīl, mengapa anda tidak menjelaskan aku penghuni pintu ketujuh?
Jibrīl menjawab: Apakah tuan ingin mengetahui penjelasannya?
Ya, jawab Nabi s.a.w.
Jibrīl menjawab: Pintu ketujuh akan ditempati oleh umat tuan yang mengerjakan dosa besar, mereka mati belum bertaubat. Maka seketika itu pingsanlah Nabi s.a.w. Maka ketika Nabi s.a.w. sadar kembali, bersabdalah beliau s.a.w. kepada Jibrīl: Wahai Jibrīl, sungguh besar musibahku, dan sangat mendalam sekali takutku. Wahai Jibrīl apakah ummatku ada yang masuk neraka?
Benar, ummatmu yang berbuat dosa besar akan masuk neraka. Kemudian menangislah (sepertinya ada yang kurang di sini MS) Nabi s.a.w. bersabda: Mengapa anda ikut menangis, sedang anda termasuk orang yang sentosa.
Jibrīl menjawab: Aku takut tertimpa siksa seperti yang ditimpakan kepada Hārūt Mārūt, itulah yang menyebabkan aku ikut menangis.
Kemudian Allah menurunkan Wahyu: Wahai Jibrīl Wahai Muḥammad, sesungguhnya aku telah menjauhkan kamu berdua dari api neraka. Tetapi walau pun begitu kalian berdua tidak boleh merasa aman dari ‘adzāb-Ku.
Diriwayatkan, jika musuh-musuh Allah dihela ke neraka, maka menjadi hitamlah wajah-wajah mereka, dan menjadi birulah mata-mata mereka, dan dikuncilah mulut-mulut mereka. Sesampainya mereka ke pintu neraka, mereka diterima oleh malaikat Zabāniyyah, dengan di rantai dan dibelenggu. Rantai-rantai itu, apabila diletakkan di mulut mereka, maka tembuslah sampai ke duburnya.
Tangan kirinya dibelenggu sampai lehernya, sedang tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya tembus hingga gegarnya. Kemudian tiap-tiap orang kafir satu diikat dengan Iblīs satu. Lalu ditarik ke neraka. Kemudian dipukuli dengan gada yang terdiri dari besi. Tiap-tiap mereka hendak keluar dikembalikan lagi ke dalam neraka.
Sebagaimana firman Allah:
وَ أَمَّا الَّذِيْنَ فَسَقُوْا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوْا أَنْ يَخْرُجُوْا مِنْهَا أُعِيْدُوْا فِيْهَا وَ قِيْلَ لَهُمْ ذُوْقُوْا عَذَابَ النَّارِ الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُوْنَ
Artinya:
Ada pun bagi orang-orang durhaka, tentulah kancah api neraka tempat tinggalnya. Setiap kali mereka hendak keluar dari sana, dikembalikan lagi dari sana. Dikatakan kepada mereka: Rasakanlah siksa neraka yang dahulu pernah kamu dustakan itu. (as-Sajdah: 20)
Bersabda Rasūlullāh s.a.w.: Penghuni neraka itu dimakan oleh api tujuh puluh ribu kali tiap hari. Setelah termakan habis kembalilah mereka seperti semula dan seterusnya tidak akan mati, sebagaimana firman Allah: Dan datang maut kepadanya dari segala jurusan, tetapi ia tetap tidak mati.
(dari kitab: Misykāt-ul-Anwār).
Orang-orang meninggalkan zakat hartanya, akan dipanggang dahi dan lambungnya dengan api neraka.
Firman Allah s.w.t:
وَ الَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَ الْفِضَّةَ وَ لَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيْمٍ
يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَ جُنُوْبُهُمْ وَ ظُهُوْرُهُمْ هذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ
Artinya:
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafqahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskannya emas dan perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri. Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. (at-Taubah: 34-35).
Diriwayatkan dari Abū Hurairah r.a. bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: Barang siapa oleh Allah diberi harta, dan tidak mengeluarkan zakatnya, dipanaskanlah harta bendanya dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi, lambung dan punggungnya di hari kiamat. Jika telah dingin dipanaskan kembali dalam api neraka pada setiap hari. (al-Hadits)
Orang-orang yang meninggalkan sembahyang akan dimasukkan di neraka Saqar.
Firman Allah s.w.t.:
مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ
قَالُوْا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَ
وَ لَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِيْنَ
وَ كُنَّا نَخُوْضُ مَعَ الْخَائِضِيْنَ
وَ كُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّيْنِ
حَتَّى أَتَانَا الْيَقِيْنُ
Artinya:
Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar? Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sembahyang, dan kami tidak pula memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bāthil, bersama-sama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan kami adalah mendustakan hari pembalasan, hingga kami kedatangan kematian. (al-Muddatstsir: 42-47).
Orang-orang kafir akan diikat lehernya dengan rantai, kemudian dilemparkan ke dalam air yang panas dan dibakar dalam api.
Firman Allah s.w.t.:
إِذِ الْأَغْلَالُ فِيْ أَعْنَاقِهِمْ وَ السَّلَاسِلُ يُسْحَبُوْنَ
فِي الْحَمِيْمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُوْنَ
Artinya:
Pada waktu belenggu dan rantai dipasang di lehernya lalu mereka diseret ke dalam air panas dan seterusnya dibakar dalam api neraka. (al-Mu’min: 71-72).
Orang-orang kafir ada yang disiram dengan air yang mendidih.
Firman Allah:
خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيْمِ
ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِ
ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ
Artinya:
Diperintahkan kepada penjaga neraka: Tangkaplah orang yang berdosa itu dan seret ke tengah-tengah neraka.
Kemudian tuangkanlah ke atas ubun-ubunnya air mendidih tadi sebagai siksaan.
Rasakanlah! Karena engkau pernah mengatakan bahwa engkau orang yang perkasa dan mulia. (ad-Dukhān: 47-49)