Kewajiban Berbakti Kepada Kedua Orang-Tua – Bakti Kepada Kedua Orangtua

BAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA
Hak Ibu-Bapak, Anak dan Keluarga

Judul asli: BIRR-UL-WĀLIDAIN WA-ḤUQŪQ-UL-ABĀ’ WAL-ABNĀ’ WAL-ARḤĀM
Oleh: Aḥmad ‘Īsā ‘Asyūr
 
Penerjemah: Ustadz H. YUSUF
Penerbit: HAZANAH ILMU

KEWAJIBAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG-TUA

 

Sesungguhnya kewajiban berbakti kepada kedua orang tua itu telah dinyatakan dalam al-Qur’ān. Al-Hadits dan kesepakatan para ‘ulamā’. Di antaranya firman Allah di dalam al-Qur’ān:

وَ اعْبُدُوا اللهَ وَ لَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Sembahlah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbaktilah kepada kedua orang-tua!” (an-Nisā’ [4]: 36)

Firman-Nya lagi:

وَ قَضى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِيَّاهُ وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Tuhanmu telah menetapkan supaya kamu tidak mengabdikan diri kepada selain Dia dan hendaklah berbakti kepada kepada kedua orang tua.” (al-Isrā’ [17]: 23)

Dan dari sunnah (hadits) di antaranya sabda Rasūlullāh s.a.w. kepada orang yang bertanya kepadanya:

مَا تَأْمُرُنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِرَّ أُمَّكَ. ثُمَّ عَادَ فَقَالَ: بِرَّ أُمَّكَ. ثُمَّ عَادَ فَقَالَ: بِرَّ أُمَّكَ. ثُمَّ عَادَ الرَّابِعَةَ فَقَالَ: بِرَّ أَبَاكَ
رواه البخاري في الأدب المفرد

Apakah perintahmu kepadaku ya Rasūlullāh! Beliau bersabda: “Berbaktilah kepada ibumu!” Lalu orang itu mengulang bertanya lagi. Beliau bersabda: “Berbaktilah kepada ibumu.” Lalu yang keempat kalinya beliau menjawab: “Berbaktilah kepada ayahmu.”

(Hadits riwayat al-Bukhārī di dalam hal adab pribadi)

وَ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: اِتَّقِ اللهَ وَ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَ آتِ الزَّكَاةَ وَ حُجَّ الْبَيْتَ وَ اعْتَمِرْ وَ بِرَّ وَالِدَيْكَ وَ صِلْ رَحِمَكَ وَ اقْرِ الضَّيْفَ وَ أْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَ انْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ.
رواه أبو يعلى و الطبراني في الكبير

“Dan Nabi bersabda: “Bertaqwalah kepada Allah! Dirikanlah shalat! Tunaikanlah zakat! Kerjakan haji dan umrah! Berbaktilah kepada kedua orang-tuamu! Hubungilah sanak saudaramu! Jamulah para tamu! Anjurkanlah kebaikan dan cegahlah kemungkaran.”

(H.R. Abū Ya‘lā dan ath-Thabrānī di dalam al-Kabīr).

وَ عَنْ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ أَوْصِنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: لاَ تُشْرِكْ بِاللهِ شَيْئًا وَ إِنْ حُرِّقْتَ أَوْ نُصِفْتَ. قَالَ زِدْنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: بِرَّ وَالِدَيْكَ. وَ لاَ تَرْفَعْ عِنْدَهُمَا صَوْتِكَ وَ إِنْ أَمَرَاكَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ دُنْيَاكَ فَخْرُجْ لَهُمَا. قَالَ: زِدْنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: لاَ تَشْرَبِ الْخَمْرَ فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ قَالَ: زِدْنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: أَدِّبْ أَهْلَكَ وَ أَنْفِقْ عَلَيْهِمْ مِنْ طَوْلِكَ وَ لاَ تَرْفَعْ عَنْهُمْ عَصَاكَ أَخِفْهُمْ فِيْ ذَاتِ اللهِ.
اخرجه ابن ماجه في الفتن و الأشربة مختصرًا

“Dan dari Ismā‘īl bin Ummayyah, ia berkata: Ada seseorang berkata: Wasiatilah aku ya Rasūlullāh! Beliau bersabda: “Janganlah menyekutukan Allah dengan sesuatu meskipun kamu dibakar atau dibelah badanmu!” Orang itu berkata: Tambahkan sabdamu kepadaku Ya Rasūlullāh! Beliau bersabda: “Berbaktilah kepada kedua orang tuamu! Jangan mengeraskan suara di hadapannya! Meskipun kedua orang tuamu itu menyuruhmu supaya kamu keluar dari dunia (urusan – kesibukan) mu maka keluarlah karenanya.” Orang itu berkata lagi Tambahlah sabdamu kepadaku ya Rasūlullāh! Beliau bersabda: “Janganlah meminum minuman keras, karena minuman keras itu kunci segala kejahatan.” Orang itu berkata: Tambahlah sabdamu kepadaku ya Rasūlullāh! Beliau bersabda: “Didiklah keluargamu dengan budi pekerti, jaminlah nafkah keluargamu dari hasil usahamu. Jangan sekali-kali kamu mengangkat tongkat untuk memukul mereka, dan didiklah mereka untuk bertaqwā kepada Allah!

(Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Mājah di dalam hal al-Fitan wal-Asyribah dengan cara singkat).

Mengangkat tongkat dapat juga berarti berkata keras. Di antara pendapat kebanyakan ahli hadits, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Ḥazm di dalam kitab al-Ijma‘: “Para ‘ulamā’ bersepakat bahwa berbakti kepada kedua orang-tua itu hukumnya wājib.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *