Kekuatan Jinn – Bagaimana Menolak Sihir dan Kesurupan Jinn

Bagaimana Menolak Sihir dan Kesurupan Jinn
Judul Asli: (Al-Mu‘aliju bil-Qur’ani baina Sihr-il-Kihani wa Mass-il-Jinni)
Penulis: Ali Murtadha as-Sayyid
 
Penerjemah: Abd. Rohim Mukti, LC.M.M
Penerbit: Maktabah al-Qur’an

Kekuatan Jinn.

 

Allah s.w.t. memberikan keistimewaan kepada jinn dengan pelbagai kekuatan dan kecepatan yang menakjubkan. Pelbagai hitungan yang biasa ada di dalam dunia manusia, tidak lagi mampu menghitungnya. Hal ini sesuai dengan karakter api yang dengannya Allah menciptakan jinn. Berikut ini beberapa contoh kekuatan atau kemampuan jinn.

  1. Jinn mampu memindah barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini ditunjukkan pada zaman Nabi Sulaimān a.s. Ketika menjadi raja, Nabi Sulaimān a.s. memerintahkan pasukannya, baik dari golongan jinn maupun golongan manusia, untuk memindahkan singgasana ratu Saba’ dari negeri Yaman ke negeri Syām. Maka ‘Ifrīt dari bangsa jinn yang dikatakan oleh Mujāhid sebagai raksasa (mārid) dari bangsa jinn. Abū Shāliḥ berkata: “Ia seperti gunung. Ia menyanggupi tawaran Nabi Sulaimān a.s. itu dengan mengatakan:

Berkata ‘Ifrīt (yang cerdik) dari golongan jinn: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu…..” (an-Naml: 39).

Ibnu ‘Abbās menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan: “Maksudnya adalah sebelum anda berdiri dari tempat duduk anda.”

Sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya.” (an-Naml: 39).

Ibnu ‘Abbās menafsirkan ayat tersebut: “Saya kuat dalam mengangkat istana tersebut itu amanah atau dapat dipercaya dalam menjaga permata yang ada di dalamnya.”

  1. Jinn mampu memindah dan menyampaikan berita secara cepat dan seketika. Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa ketika ‘Umar memerintahkan pengutusan pasukan perang, maka berangkat menghadaplah seseorang ke Madīnah dan memberikan kabar bahwa mereka para pasukan perang telah memenangkan peperangan menghadapi musuh-musuhnya.

‘Umar bertanya keheranan menjadi kejadian sampainya berita yang begitu cepat dan valid sampai ke Madīnah. Maka diperoleh jawaban bahwa lelaki itu bernama Abul-Haitsam pembawa berita bagi orang-orang Islam dari bangsa jinn, dan akan datang pembawa berita dari manusia setelah kedatangan Abul-Haitsam beberapa hari.

  1. Jinn memiliki kekuatan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat yang tidak mampu dikerjakan oleh manusia, misalnya membangun gedung yang megah, benteng-benteng yang tinggi, menyelam di dalam laut, serta mengeluarkan intan berlian dan mutiara dari dalamnya sebagaimana firman Allah s.w.t.:

Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaithan-syaithan semuanya ahli bangunan dan penyelam.” (Shād: 37).

  1. Jinn memiliki kekuatan untuk menyalakan api dan membakarnya sekaligus. Abud-Dardā’ meriwayatkan bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda:

Sungguh, musuh Allah yang bernama Iblīs pernah datang dengan membawa meteor dari api untuk menyerang wajahku.” (HR. Muslim dan an-Nasā’ī).

  1. Jinn juga memiliki kemampuan untuk mencuri. Dalam suatu hadits, Abū Hurairah menceritakan bahwa Nabi telah mewakilkan kepadaku untuk menjaga zakat Ramadhān, maka datanglah seseorang kepadaku. Ia mengais makanan dan aku melayaninya. Aku katakan kepadanya: “Sungguh aku akan melaporkan kamu kepada Rasūlullāh.” Ia menjawab: “Sesungguhnya aku orang yang sedang membutuhkan. Aku memiliki keluarga dan aku memiliki hajat yang sangat mendesak.”

Abū Hurairah lalu melepaskannya. Abū Hurairah pun mengawasi dan melihatnya dua kali datang setelah itu dan mengatakan kepadanya sama seperti sebelumnya, hingga orang itu pun mengajari Abū Hurairah keutamaan ayat Kursi dan mengatakan bahwa ayat ini dapat menjaganya dari godaan syaithan. Rasūlullāh bersabda:

(خَمِّرُوا الْآنِيَةَ وَ أَوْكِئُوا الْأَسْقِيَةَ وَ أَجِيْبُوا الْأَبْوَابَ وَ أَكْفِئُوْا صِبْيَانَكُمْ عِنْدض الْمَسَاءِ فَإِنَّ لِلْجِنِّ انْتِشَارًا وَ خَطْفَةً) (رواه البخاري).

Tutuplah tempat-tempat makanan dan tutup rapat-rapat tempat-tempat minuman, tutuplah pintu-pintu, dan jagalah anak-anak kalian ketika sore hari karena sesungguhnya jinn itu selalu berkeliaran dan melakukan penculikan.” (HR. Bukhārī).

Syaikh-ul-Islām berkata: “Jinn itu sering menculik orang dan menyembunyikan dari pandangan orang lalu membawanya terbang ke angkasa. Kami telah menjumpai hal-hal seperti ini dan mendeskripsikannya secara panjang lebar.”

Namun begitu, meskipun jinn memiliki pelbagai kemampuan yang hebat dan gerakan yang mengagumkan yang merupakan ciri mereka, hal-hal itu dibatasi dan diikat dengan hukum-hukum dan aturan-aturan Allah. Oleh karena itu, mereka tidak dapat leluasa berbuat apa yang mereka kehendaki terhadap orang-orang yang beriman dan orang-orang Islam. Tidak sebagaimana mereka leluasa berbuat hal itu kepada komunitas mereka dan terhadap orang-orang kafir dari keturunan Ādam. Hal ini tentu kembali kepada bagaimana Allah menjaga hamba-hambaNya yang beriman kepada-Nya dengan zikir, doa-doa, dan ta‘awwudz yang selalu mereka lakukan.

Ubay al-Malih meriwayatkan dari seorang lelaki yang berkata: “Waktu itu aku membonceng kendaraan di belakang Nabi s.a.w. maka terkilirlah kendaraannya, maka aku katakan: “Sialan syaithan!” Lalu beliau bersabda:

(لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ تَعِسَ الشَّيْطَانُ تَعَاظَمَ حَتَّى يَصِيْرَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَ يَقُوْلُ بِقُوَّتِيْ وَ لكِنْ قُلْ بِاسْمِ اللهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُوْنَ كَالذُّبَابِ) (رواه أبو داود و أحمد).

Janganlah engkau mengatakan: “Sialan syaithan!” Karena jika engkau katakan: “Sialan syaithan!” Maka ia akan menjadi seperti rumah dan mengatakan dengan kekuatanku. Katakanlah: “Bismillah” karena jika engkau katakan begitu niscaya syaithan akan menjadi kecil hingga seperti seekor lalat.” (HR. Abū Dāwūd dan Aḥmad).

Kekuatan iman memiliki pengaruh yang besar terhadap mereka. Sebagaimana riwayat ‘Ā’isyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda:

Sungguh, aku telah melihat golongan syaithan, baik dari bangsa jinn maupun manusia, mereka lari tunggang-langgang dari ‘Umar r.a..”

Mujāhid mengatakan bahwa syaithan sangat takut kepada salah satu dari kalian. Oleh karena itu, jika ia menampakkan dirinya kepada kalian, maka janganlah berpencar untuk lari darinya karena ia akan menguasai kalian. Tegarkan diri kalian atasnya karena ia akan pergi. Wallāhu a‘lam.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *