Sunan Nasa’i no.50 s.d 51 – Tanah Mutlak Suci Mensucikan

سنن النسائي ٠٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ عَنْ شَرِيْكٍ عَنْ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ جَرِيْرٍ عَنْ أَبِيْ زُرْعَةَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ تَوَضَّأَ فَلَمَّا اسْتَنْجَى دَلَكَ يَدَهُ بِالْأَرْضِ.

Sunan Nasā’ī 50: Telah mengabarkan kepada kami Muḥammad bin ‘Abdullāh bin al-Mubārak al-Mukharrimī dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Wakī‘, dari Syarīk, dari Ibrāhīm bin Jarīr, dari Abū Zur‘ah, dari Abū Hurairah, dia berkata: “Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu’, setelah bersuci dari buang air beliau menggosok tangannya dengan tanah.

Derajat: Syaikh al-Albani: Ḥasan.

Pembanding: SIM: 352.

سنن النسائي ١٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ الصَّبَّاحِ قَالَ حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبَانُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْبَجَلِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ جَرِيْرٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَتَى الْخَلَاءَ فَقَضَى الْحَاجَةَ ثُمَّ قَالَ يَا جَرِيْرُ هَاتِ طَهُوْرًا فَأَتَيْتُهُ بِالْمَاءِ فَاسْتَنْجَى بِالْمَاءِ وَ قَالَ بِيَدِهِ فَدَلَكَ بِهَا الْأَرْضَ قَالَ أَبُوْ عَبْد الرَّحْمنِ هذَا أَشْبَهُ بِالصَّوَابِ مِنْ حَدِيْثِ شَرِيْكٍ وَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى أَعْلَمُ.

Sunan Nasā’ī 51: Telah mengabarkan kepada kami Aḥmad bin as-Shabbbāḥ dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu‘aib yaitu Ibnu Ḥarb berkata: Telah menceritakan kepada kami Abbān bin ‘Abdullāh al Bajalī berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibrāhīm bin Jarīr, dari Ayahnya dia berkata: “Aku pernah bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau pergi ke WC untuk buang air besar, kemudian beliau memanggilku, ‘Wahai Jarīr, bawa kemari sesuatu yang bisa dipakai bersuci!‘. Aku segera membawakan air dan beliau bersuci dengan air tersebut. Setelah itu beliau menggosok tangannya dengan tanah.” Abū ‘Abd-ir-Raḥmān berkata: ” Kebenaran hadīts ini mirip dengan hadīts Syarīk. Wallāhu Subḥānahu wa ta‘ālā A‘lam.”

Derajat: Syaikh al-Albani: Ḥasan.

Pembanding: Tidak ada.

Cat.Editor : Menggosokkan tangan ke tanah barangkali bisa dimaknai sebagai penghilang aroma / bau, ketika jumlah air dianggap kurang memenuhi jumlahnya, karena tanah selama ia steril, berapapun jumlahnya dapat mensucikan (menghilangkan warna, rasa dan bau dari suatu najis). Wallahu a’lam.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *