الْمَوْعِظَةُ التَّاسِعَةُ
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى:
Allah ta‘ālā berfirman:
يَا بْنَ آدَمَ! لاَ تَلْعَنُوا الْمَخْلُوْقِيْنَ فَتُرَدُّ اللَّعْنَةُ عَلَيْكُمْ،
“Wahai anak-cucu Ādam! Janganlah engkau mengutuk orang lain, karena kutukan itu justru akan kembali kepada dirimu sendiri,
يَا بْنَ آدَمَ! اسْتَقَامَتِ السَّمَاوَاتُ فِي الْهَوَاءِ بِلاَ عَمَدٍ بِاسْمٍ وَاحِدٍ مِنْ أَسْمَائِيْ،
Wahai anak-cucu Ādam! Langit tegak berdiri di angkasa tanpa tiang, hanya dengan satu nama di antara nama-nama Ku,
وَ لَمْ تَسْتَقِمْ قُلُوْبَكُمْ بِأَلْفِ مَوْعِظَةٍ مِنْ كِتَابِيْ،
Namun, qalbu kalian tidak pernah tegak dengan seribu nasihat dari kitab suci-Ku,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ! كَمَا لاَ يَلِيْنُ الْحَجَرُ فِي الْمَاءِ كَذلِكَ لاَ يُؤَثِّرُ الْمَوْعِظَةُ فِي الْقُلُوْبِ الْقَاسِيَةِ،
Wahai manusia! Sebagaimana sebutir batu yang tidak bisa luluh di dalam air, begitu pulalah sebuah nasihat tidak akan memberi kesan apapun pada hati yang keras,
يَا بْنَ آدَمَ!، كَيْفَ تَشْهَدُوْنَ أَنَّكُمْ عِبَادُ اللهِ ثُمَّ تَعْصُوْنَهُ،
Wahai anak-cucu Ādam! Bagaimana mungkin kalian mengakui sebagai hamba Allah, lalu kalian mendurhakai-Nya,
وَ كَيْفَ تَزْعُمُوْنَ أَنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَ أَنْتُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ،
Bagaimana mungkin kalian mengakui bahwa kematian itu pasti datang, namun, kalian membencinya,
وَ تَقُوْلُوْنَ بِأَلْسِنَتِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَ تَحْسَبُوْنَهُ هَيِّنًا وَ هُوَ عِنْدَ اللهِ عَظِيْمٌ.
Dengan mulut, kalian mengatakan apa yang tidak kalian ketahui, namun kalian menganggapnya remeh, padahal di sisi Allah amatlah besar (dosanya).