الْمَوْعِظَة ُالرَّابِعَةُ وَ الثَّلاَثُوْنَ
Peringatan Ketiga Puluh Empat.
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالى: يَا بْنَ آدَمَ!
Allah ta‘ālā berfirman: “Wahai anak-cucu Ādam!
اُخْدُمْنِيْ، فَإِنِّيْ أُحِبُّ مَنْ خَدَمَنِيْ وَ أَسْتَخْدِمُ لَهُ عِبَادِيْ،
Layanilah Aku, karena Aku sangat mencintai orang yang mau melayani-Ku dan Aku akan memerintahkan hamba-hambaKu untuk melayaninya,
فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ قَدْرَ مَا عَصَيْتَنِيْ فِيْمَا مَضى (وَ مَا تَقَدَّمَ) مِنْ عُمْرِكَ، (فَلاَ تَنْسَانِيْ، فَإِنِّيْ عَلَى مَا أُرِيْدُ لَقَدِيْرٌ)،
Karena engkau sendiri tidak pernah tahu betapa besar perbuatan maksiatmu di masa lalu, (dan tidak tahu juga di masa depan, karenanya, janganlah sekali-kali engkau melupakan Aku, sesungguhnya Aku Maha Kuasa melakukan apa yang Kukehendaki),
وَ اعْبُدْنِيْ، فَإِنَّكَ عَبْدٌ ذِلِيْلٌ وَ أَنَا رَبٌّ جَلِيْلٌ.
Dan sembahlah Aku, karena sesungguhnya engkau adalah seorang hamba yang hina, sedangkan Aku adalah Tuhan Yang Maha Agung,
لَوْ أَنَّ إِخْوَانَكَ وَ مُحِبِّيْكَ مِنْ بَنِيْ آدَمَ وَجَدُوْا رَائِحَةَ ذُنُوْبِكَ،
Andaikata teman-teman dan kekasihmu dari anak-cucu Ādam mencium bau dosamu,
وَ اطَّلِعُوْا مِنْكَ عَلى مَا أَعْلَمُهُ مِنْهَا،
Dan mengetahui dirimu sebagaimana Aku mengetahuinya,
لَمَا جَالَسُوْكَ وَ لاَ قَارَبُوْكَ،
Pasti mereka tidak akan sudi duduk bersamamu dan juga tidak akan sudi berdekatan denganmu,
فَكَيْفَ وَ هِيَ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ زَائِدَةٌ،
Kenapa tidak? Padahal setiap hari dosa itu terus bertambah,
وَ عُمْرُكَ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ فِيْ نُقْصَانٍ مُنْذُ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ!
Sementara umurmu setiap hari terus berkurang semenjak engkau dilahirkan oleh ibumu!
يَا بْنَ آدَمَ! لَيْسَ مَنِ انْكَسَرَ مَرْكَبُهُ وَ عَادَ عَلى لَوْحٍ مِنْ خَشَبٍ، وَ أَحَاطَتْهُ الأَمْوَاجُ فِي الْبَحْرِ بِأَعْظَمَ مُصِيْبَةً مِنْكَ،
Wahai anak-cucu Ādam! Bukankah orang yang pecah perahunya dan pulang kembali hanya dengan selembar papan dan dibantai oleh gelombang yang sangat dahsyat itu yang mendapatkan musibah yang besar ketimbang dirimu,
فَكُنْ مِنْ ذُنُوْبِكَ عَلى يَقِيْنٍ وَ مِنْ عَمَلِكَ عَلى خَطَرٍ.
Karena itu, yakinlah engkau dengan dosa-dosamu, dan khawatirlah dengan semua amalmu,
يَا بْنَ آدَمَ! أَنِّيْ أَنْظُرُ إِلَيْكَ بِالْعَافِيَةِ، وَ أَسْتُرُ عَلَيْكَ ذُنُوْبَكَ
“Wahai anak-cucu Ādam! Aku memandangmu dengan penuh ampunan, dan selalu menutupi dosa-dosamu,
وَ أَنَا غَنِيٌّ عَنْكَ وَ أَنْتَ إِلَيَّ بِالْمَعَاصِيْ مَعَ حَاجَتِكَ إِلَيَّ.
Dan Aku ini Maha Kaya tidak memerlukanmu, padahal engkau bersama maksiat-maksiatmu sangat membutuhkan-Ku,
يَا بْنَ آدَمَ! تُدَارِيْ إِلى مَتى؟
Wahai anak-cucu Ādam! Sampai kapan baru engkau akan sadar?
تَعْمُرُ الدُّنْيَا وَ هِيَ فَانِيَةٌ،
Engkau memakmurkan dunia, padahal ia akan hancur binasa,
وَ تَخْرُبُ الآخِرَةَ وَ هِيَ بَاقِيَةٌ.
Dan engkau hancurkan akhirat, padahal ia akan kekal selamanya.
يَا بْنَ آدَمَ! تُدَارِيْ خَلْقِيْ وَ تَخَافُهُمْ خَوْفًا مِنْ مَقْتِهِمْ.
Wahai anak-cucu Ādam! Engkau mengenal makhluk-Ku, padahal engkau sangat takut pada kemarahan mereka,
يَا بْنَ آدَمَ! لَوْ أَنَّ أَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَ الأَرْضِ اسْتَغْفَرُوْا لَكَ لكَانَ يَنْبَغِيْ لَكَ أَنْ تَبْكِيْ عَلى ذُنُوْبِكَ،
Wahai anak-cucu Ādam! Andaikata semua penghuni langit dan bumi memintakan ampunan untukmu, tetaplah pantas bagimu untuk meratapi dosa-dosamu,
لأَنَّكَ لاَ تَدْرِيْ عَلى أَيِّ حَالٍ تَلْقَانِيْ.
Karena engkau tidak pernah akan mengetahui dalam keadaan bagaimanakah engkau akan menemui-Ku.
يَا مُوْسَى بْنَ عِِمْرَانَ اسْمَعْ مَا أَقُوْلُ، وَ الْحَقُّ أَقُوْلُ:
Wahai Mūsā bin ‘Imrān! Dengarkanlah firman-Ku, dan memang benar apa yang Aku firmankan:
إِنَّهُ لاَ يُؤْمِنُ بِيْ عَبْدٌ مِنْ عِبَادِيْ حَتّى يَأْمَنَ النَّاسُ مِنْ شَرِّهِ وَ ظُلْمِهِ وَ كَيْدِهِ وَ نَمِيْمَتِهِ وَ بَغْيِهِ وَ حَسَدِهِ.
Tidaklah sempurna keimanan seseorang sehingga orang lain aman dari kejahatan dan kezhalimannya, tipu daya dan adu dombanya, tindakan melewati batas dan hasad dengkinya,
يَا مُوْسى: وَ قُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ، وَ مَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ.
Wahai Mūsā! Katakanlah: Kebenaran itu dari Tuhanmu, jika ada yang mau beriman, biarlah ia beriman, dan jika ada yang mau (menjadi kafir), biarlah ia menjadi kafir.