Hadits Qudsi ke 46-50 – Misykat Al-Anwar | Ibni Arabi

Misykāt-ul-Anwār
(Relung-relung Cahaya Hadits Qudsi)

(Diterjemahkan dari: )
Kompilasi Hadits Qudsi dari Kitab:
110 Hadits Qudsi, Misykāt-ul-Anwār, dan Futūḥāt-ul-Makkiyyah

Penerjemah: Hadiri Abdurrazak, Ismawati B.Soekoto
Penerbit: Pustaka IIMAN

BAGIAN PERTAMA

110 Hadits Qudsi

(Hadits Qudsi Ke46-50)

 

(64). عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ (ر) قَالَ: قَالَ النِّبِيُّ (ص): (لَيْسَ مِنْ عَمَلِ يَوْمٍ إِلَّا وَ هُوَ يُخْتَمُ عَلَيْهِ فَإِذَا مَرِضَ الْمُؤْمِنُ قَالَتْ الْمَلَائِكَةُ: يَا رَبَّنَا عَبْدُكَ فَلَانٌ قَدْ حَبِسْتَهُ فَيَقُوْلُ الرَّبُّ عَزَّ وَ جَلَّ: اخْتِمُوْا لَهُ عَلَى مِثْلِ عَمَلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ أَوْ يَمُوْتَ).
(حديث صحيح) [رواه مسند أحمد]

  1. Dari ‘Uqbah ibn ‘Āmir r.a., ia menuturkan: Nabi s.a.w. bersabda: Tiap amal (yang dikakukan seseorang) di suatu hari pasti dikunci untuk pengamalnya. Apabila seorang mu’min sakit, malaikat berucap: “Wahai Tuhan kami, hamba-Mu Fulan telah Engkau tahan.” Lalu Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Kuncilah untuknya setara amalnya sampai ia bebas (sembuh) atau mati.” (HR. Aḥmad; Shaḥīḥ).

(74). عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ (ر) قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ (ص) يَقُوْلُ: (إِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ قَالَ: إِذَا ابتَلَيْتُ عَبْدِيْ بِحَبِيْبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ)
(حديث صحيح) [رواه البخاري]

  1. Dari Anas ibn Mālik r.a., ia menuturkan: Aku mendengar Nabi s.a.w. bersabda: Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan dua hal yang sangat disukainya lalu ia bersabar, maka Aku ganti dari dua hal itu untuknya dengan surga. (HR. Bukhārī; Shaḥīḥ).

(84). عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللهِ (ر)قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص): (كَانَ فِيْمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ بِهِ جُرْحٌ فَجَزِعَ فَأَخَذَ سِكِّيْنًا فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ فَمَا رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى مَاتَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: بادَرَنِيْ عَبْدِيْ بِنَفْسِهِ حَرَّمْتُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ).
(حديث صحيح) [رواه البخاري و مسلم]

  1. Dari Jundub ibn ‘Abdullāh r.a., ia menuturkan: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: Dahulu, sebelum kalian, ada seseorang menderita luka. Orang itu dihantui ketakutan. Ia mengambil sebilah pisau, lalu mengiris tangannya. Maka pendarahan tak terhenti, sampai ia mati. Allah s.w.t. berfirman: “Hamba-Ku memaksakan diri untuk cepat-cepat menghadap-Ku (bunuh diri). Aku haramkan surga atasnya. (HR. Bukhārī dan Muslim; Shaḥīḥ).

(94). عَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ (ر)عَنِ النَّبِيِّ (ص) قَالَ: (يَجِيْءُ الرَّجُلُ آخِذًا بِيَدِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ: يَا رَبِّ هذَا قَتَلَنِيْ فَيَقُوْلُ اللهُ لَهُ: لِمَ قَتَلْتَهُ فَيَقُوْلُ: قَتَلْتُهُ لِتَكُوْنَ الْغِرَّةُ لَكَ فَيَقُوْلُ: فَإِنَّهَا لِيْ، وَ يَجِيْءُ الرَّجُلُ آخِذًا بِيَدِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ: إِنَّ هذَا قَتَلَنِيْ فَيَقُوْلُ اللهُ لَهُ: لِمَ قَتَلْتَهُ فَيَقُوْلُ: لِتَكُوْنَ الْعِزَّةُ لِفُلَانٍ فَيَقُوْلُ: إِنَّهَا لَيْسَتْ لِفَلَانٍ فَيُبُوْءَ بِإثْمِهِ)
(حديث صحيح لغيره) [رواه النسائي]

  1. Dari ‘Abdullāh ibn Mas‘ūd r.a., dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: Seorang laki-laki datang menggandeng tangan seorang lainnya, lalu berkata: “Wahai Tuhan, orang ini telah membunuhku”. Allah bertanya kepadanya: “Untuk apa kau bunuh dia?” Orang itu menjawab: “Aku bunuh dia demi kemuliaan untuk-Mu. Maka Allah berkata: “Ya, kemuliaan itu milik-Ku.”

Lalu datang seorang laki-laki menggandeng tangan seorang lainnya. Orang itu berkata: “Dia ini telah membunuhku.” Allah bertanya kepadanya: “Untuk apa kau bunuh dia?” Orang itu menjawab: “Demi kemuliaan untuk Fulan” Maka Allah berfirman: “Sesungguhnya kemuliaan itu bukan milik Fulan.” Maka orang itu mengakui dosanya.

(HR. Nasā’ī; Shaḥīḥ).

(05). عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ (ر) قَال: قَالَ النَّبِيُّ (ص): (يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنَّ عَبْدِيْ بِيْ وَ أَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ، وَ إِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَ إِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَ إِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَ إِنْ أَتَانِيْ يَمْشِيْ أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً).
(حديث صحيح) [رواه البخاري و مسلم]

  1. Dari Abū Hurairah r.a., ia menuturkan: Nabi s.a.w. bersabda: Allah s.w.t. berfirman: “Aku menurut persepsi hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya apabila ia mengingat (menyebut, berzikir kepada) Aku. Jika ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia menyebut Aku dalam keramaian, Aku menyebutnya dalam keramaian lebih baik dari mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Dan jika ia mendatangiku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berlari.” (HR. Bukhārī dan Muslim; Shaḥīḥ).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *