Hadits Qudsi ke 36-40 – Misykat Al-Anwar | Ibni Arabi

Misykāt-ul-Anwār
(Relung-relung Cahaya Hadits Qudsi)

(Diterjemahkan dari: )
Kompilasi Hadits Qudsi dari Kitab:
110 Hadits Qudsi, Misykāt-ul-Anwār, dan Futūḥāt-ul-Makkiyyah

Penerjemah: Hadiri Abdurrazak, Ismawati B.Soekoto
Penerbit: Pustaka IIMAN

BAGIAN PERTAMA

110 Hadits Qudsi

(Hadits Qudsi Ke36-40)

 

(36). عَنْ أَبِيْ.هُرَيْرَةَ (ر) قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص): (تَحَاجَّةُ الْجَنَّةُ وَ النَّارُ فَقَالَتِ النَّارُ: أُوْثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِيْنَ وَ الْمُتَجَبَّرِيْنَ، وَ قَالَتِ الْجَنَّةُ: مَا لِيَ لَا يَدْخُلُنِيْ إِلَّا ضُعَقَاءُ النَّاسِ وَسَقَطَهُمْ قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى لِلْجَنَّةِ: أَنْتَ رَحْمَتِيْ أَرْحَمُ بِكَ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِيْ، وَ قَالَ لِلنَّارِ: إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابُ أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِيْ وَ لِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا مَلْؤُهَا فَأَمَّا النَّارُ فَلَا تَمْتَلِيْئُ حَتَّى يَضَعَ رِجْلَهُ فَتَقُوْلُ: قَطْ قَطْ قَطْ فَهُنَالِكَ تَمْتَلِيْئُ وَ يُزْوَى بَعْضُهَا إِلَّا بَعْضٍ وَ لَا يَظْلِمُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ مِنْ خَلْقِهِ أَحَدًا، وَ أَمَّا الْجَنَّةُ فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَنْشِيْءُ لَكَ خَلْقًا).
(حديث صحيح) [رواه البخاري وَ مسلم]

  1. Dari Abū Hurairah r.a., ia menuturkan: Nabi s.a.w. bersabda: “Surga dan neraka saling berdebat. Neraka berkata: “Aku akan dijejali orang-orang sombong dan zhalim.” Sedangkan surga berkata: “Aku tidak akan dimasuki kecuali orang-orang lemah dan mereka yang direndahkan.”

Allah s.w.t. menyatakan kepada surga: “Kamu adalah (representasi) rahmat-Ku; denganmu, Aku merahmati orang yang Aku kehendaki dari hamba-hambaKu.” Dan kepada neraka, Allah s.w.t. menegaskan: “Sedangkan kamu adalah (representasi) adzab-Ku; denganmu, Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki dari hamba-hambaKu.

Masing-masing dari keduanya diisi sesuai peruntukannya. Adapun neraka tidak akan penuh sampai Allah “menempatkan kaki-Nya” lalu neraka menyatakan: “Cukup….Cukup…..Cukup…..” Maka di situlah neraka penuh, dan sebagian menyudukan yang lain. Allah ‘azza wa jalla tidak menzhalimi siapa pun dari makhluk-Nya. Sedangkan surga Allah ciptakan untuk ciptaan (yang lain).” (HR. Bukhari dan Muslim; Shaḥīḥ).

(37). عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ (ص) قَالَ: يُؤْتِيْ بِأَشَدِّ النَّاسِ كَانَ بَلَاءً فِي الدَّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبِعُوْنَهُ فِيْهَا ضِيْغَةً فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: يَا ايْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤُسًا قَطْ أَوْ شَيْئًا تَكْرَهُهُ؟ فَيَقُوْلُ: لَا وَ عِزَّتِكَ مَا رَئَيْتُ شَيْئًا أَكْرَهَهُ قَطْ ثُمَّ يُؤْتَى بِأَنْعُمِ النَّاسِ كَانَ فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيَقُوْلُ: اصْبِغُوْهُ فِيْهَا صِبْغَةً فَيَقُوْلُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطْ.)
(حديث صحيح) [رواه مسند أحمد]

  1. Dari Anas r.a., bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Akan dihadapkan manusia yang paling berat mengalami cobaan selama di dunia dari penduduk surga. Lalu Allah perintahkan (para malaikat) agar mencelupkannya dengan satu celupan di surga. Maka dicelupkanlah ia dengan satu celupan di sana. Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Hai anak Ādam, apakah kau melihat suatu kesengsaraan atau sesuatu yang kau tidak sukai?” Ia menjawab: “Demi kemuliaan-Mu, tidak aku dapati sesuatu pun yang tidak aku sukai.”

“Kemudian dihadapkan manusia yang paling banyak menikmati hidup di dunia dari penghuni neraka. Lalu Allah perintahkan (para malaikat) agar mencelupkannya dengan satu celupan di neraka. Dia berfirman: “Hai anak Ādam, apakah kau melihat ada sesuatu (sedikit) kebaikan?” (HR. Aḥmad; Shaḥīḥ).

(38). عَنْ أَبِيْ سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ (ر) عَنِ النَّبِيِّ (ص) قَالَ: يَقُوْلُ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى: يَا آدَمُ فَيَقُوْلُ: لَبَّيْكَ وَ سَعْدَيْكَ وَ الْخَيْرُ فِيْ يَدَيْكَ فَيَقُوْلُ: أَخْرِجْ بَعَثَ النَّارِ قَالَ: وَ مَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَمِأَةٍ وَ تِسْعَةً وَ تَسْعِيْنَ فعِنْدَهُ يَشِيْبُ الصَّغِيْرُ (وَ تَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَ تَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَ مَا هُمْ بِسَكَارَى وَ لكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيْدٌ). قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ أَيَّنَا ذلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ: أَبْشِرُوْا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَ مِنْ يَأْجُوْجَ وَ مَأْجُوْجَ أَلْفٌ. ثُمَّ قَالَ: وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ إِنِّيْ أَرْجُوْا أَنْ تَكُوْنُوْا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَكَبَّرْنَا فَقَالَ: أَرْجُوْا أَنْ تَكُوْنُوْا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَكَبَّرْنَا فَقَالَ: مَا أَنْتُمْ فِي النَّاسِ إِلَّا كَالشَّعْرَةِ السَّوْدَاءِ فِيْ جِلْدِ ثَوْرٍ أَبْيَضَ أَوْ كَشَعْرَةٍ بَيْضَاءَ فِيْ جِلْدِ ثُوْرٍ أَسْوَدَ).
(حديث صحيح) [رواه البخاري وَ مسلم]

  1. Dari Abū Sa‘īd al-Khudrī r.a., Nabi s.a.w. bersabda: “Allah s.w.t. berfirman: “Wahai Ādam.” Ādam menjawab: “Aku memenuhi panggilan-Mu; aku bahagia, dan betapa kebaikan, semua di tangan-Mu.”

Keluarkanlah pasukan neraka!” perintah Allah. Ādam bertanya: “Apa pasukan neraka?” Allah berfirman: “Dari tiap seribu, ada sembilan ratus sembilan puluh sembilan.

Maka pada saat itu, yang masih kecil (muda) beruban: …. dan gugurlah kandungan setiap wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah sangat keras.” (al-Ḥajj [22]: 2).

Para sahabat berkata: “Wahai Rasūlullāh, siapakah satu orang di antara kami itu?”

Nabi s.a.w. bersabda: “Bergembiralah! Seorang dari kalian, dan dari Ya’jūj-Ma’jūj seribu.”

Kemudian beliau bersabda: “Demi Dzāt yang jiwaku dalam genggaman-Nya! Betapa aku berharap kalian menjadi seperempat penduduk surga.” Maka kami bertakbir. Lalu beliau bersabda: “Aku berharap kalian menjadi sepertiga penduduk surga.” Kami pun bertakbir. Beliau bersabda lagi: “Aku berharap kalian menjadi separuh penduduk surga.” Kami bertakbir lagi.

Kemudian beliau bersabda: “Tidakkah kalian di antara manusia melainkan seperti rambut hitam pada kulit seekor sapi jantan putih; atau seperti rambut putih pada kulit seekor sapi jantan hitam.” (HR. Bukhārī dan Muslim; Shaḥīḥ).

(39). عَنْ أَبِيْ.هُرَيْرَةَ (ر) قَالَ: قَالُوْا: يَا رِسُوْلَ اللهِ: هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: (هَلْ تُضَارُّوْنَ فِيْ رُؤْيَةِ الشَّمْسِ فِي الظَّهِيْرَةِ لَيْسَتْ فِيْ سَحابَةٍ؟ قَالُوْا: لَا قَالَ: فَهَلْ تُضَارُّوْنَ فِيْ رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لَيْسَ فِيْ سَحَابَةٍ؟ قَالُوْا: لَا قَالَ: فَوَى الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَا تُضَارُّوْنَ فِيْ رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ إِلَّا كَمَا تُضَارُّوْنَ فِيْ رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا. قَالَ: فَيَلْقَى الْعَبْدُ فَيَقُوْلُ: أَيْ قُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ وَ أُسَوِّدْكَ وَ أُزَوِّجْكَ وَ أُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَ الْإِبِلَ وَ أَذَرْكَ تَرْأَسُ وَ تَرْبَعْ؟ فَيَقُوْلُ: بَلَى قَالَ: فَيَقُوْلُ: أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلَاقِيَّ؟ فَيَقُوْلُ: لَا فَيَقُوْلُ: فَإِنِّيْ أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيْتَنِيْ ثُمَّ يَلْقَى الثَّانِيَ فَيَقُوْلُ: أَيْ قُل أَلَمْ أُكْرِمْكَ وَ أُسَوِّدْكَ وَ أُزَوِّجْكَ وَ أُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَ الْإِبِلَ وَ أَذَرْكَ تَرْأَسُ وَ تَرْبَعْ؟ فَيَقُوْلُ: بَلَى أَيْ رَبِّ! قَالَ: فَيَقُوْلُ: اَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلَاقِيَّ؟ فَيَقُوْلُ: لَا فَيَقُوْلُ: فَإِنِّيْ أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيْتَنِيْ ثُمَّ يَلْقَى الثَّالِثَ فَيَقُوْلُ لَهُ مِثْلَ ذلِكَ فَيَقُوْلُ: يَا رَبِّ آمَنْتُ بِكَ وَ بِكِتَابِكَ وَ بِرَسُوْلِكَ وَ صَلّيْتُ وَ صُمْتُ وَ تَصَدَّقْتُ وَ يَثْنِيْ بَخَيْرِ مَا اسْتَطَاعَ فَيَقُوْلُ هَا هَنَا إِذًا، قَالَ: ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: الْآنَ نَبْعَثُ شَاهِدَنَا عَلَيْكَ وَ يَتَفَكَّرُ فِيْ نَفْسِهِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْهَدُ عَلَيَّ فَيُخْتَمُ عَلَى فِيْهِ وَ يُقَالُ لِفَخِذِهِ وَ لَحْمِهِ وَ عِظَامِهِ انْطِقِيْ فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَ لَحْمُهُ وَ عِظَامُهُ بِعَمْلِهِ وَ ذلِكَ لِيَعْذِرَ مِنْ نَفْسِهِ وَ ذلِكَ الْمُنَافِقُ وَ ذلِكَ الَّذِيْ يَسْخَطُ اللهُ عَلَيْهِ).
(حديث صحيح) [رواه مسلم و أبو داؤود]

  1. Dari Abū Hurairah r.a., ia menuturkan: Para sahabat bertanya: “Apakah kami akan melihat Tuhan kami pada hari kiamat?” Beliau bersabda: “Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang bolong ketika tidak ada awan menutupinya?” Mereka jawab: “Tidak”. Beliau bersabda lagi: “Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama ketika tidak ada awan menutupinya?” Mereka jawab: “Tidak.”

Beliau menegaskan: “Demi Dzāt yang jiwaku dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan terhalang melihatTuhan kalian, kecuali seperti sesuatu yang menghalangi kalian melihat salah satu dari matahari dan bulan.”

Beliau bersabda: “Seorang hamba akan bertemu (Tuhannya). Lalu Tuhan berfirman: “Bukankah Aku sudah memuliakanmu, meninggikanmu, mengawinkanmu, menundukkan kuda dan unta untukmu, serta membiarkanmu memimpin tetapi kamu menjauh?” Hamba itu menjawab: “Benar, Tuhan.

“Apakah kamu mengira akan bertemu Aku?”

“Tidak, Tuhan.”

“Karena itu, Aku abaikan kamu sebagaimana kamu abaikan Aku.”

Kemudian hamba itu bertemu (Tuhannya) kali kedua.

Tuhan berfirman: “Bukankah Aku sudah memuliakanmu, meninggikanmu, mengawinkanmu, menundukkan kuda dan unta untukmu, serta membiarkanmu memimpin tetapi kamu menjauh?” Ia menjawab: “Benar, Tuhan.”

“Apakah kamu mengira akan bertemu Aku?”

“Tidak Tuhan”.

Karena itu, Aku abaikan kamu sebagaimana kamu abaikan Aku.”

Kemudian ia bertemu (Tuhannya) kali ketiga, dan Tuhan berfirman seperti tersebut. Maka ia berkata: “Oh Tuhan, aku beriman kepada-Mu, kitab-Mu, dan rasul-rasulMu. Aku telah melaksanakan shalat, berpuasa, bersedekah.” Ia pun memuji dengan segala kebaikan semampunya.

Allah berfirman: “Kalau begitu, cukup sampai di sini.”

Kemudian dikatakan kepadanya: “Sekarang, Kami bangkitkan saksi Kami atasmu.”

“Ia mereka-reka sendiri, siapa yang akan bersaksi atasnya. Mulutnya dikunci. Lalu dikatakan kepada pahanya, dagingnya, dan tulangnya agar berbicara. Maka pahanya, dagingnya, dan tulangnya itu berbicara tentang amalnya. Di situlah (tampak) ketidakmampuan dirinya. Itulah orang munafik. Dan itulah yang membuat Allah murka kepadanya.” (HR. Muslim dan Abū Dāūd; Shaḥīḥ).

(40). عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ (ر) قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ (ص): فَضَحِكَ فَقَالَ: هَلْ تَدْرُوْنَ مِمَّا أَضْحَكُ؟ قَالَ: قُلْنَا: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ: مِنْ مُخَاطَبَةِ الْعَبْدِ رَبَّهُ يَقُوْلُ: يَا رَبِّ أَلَمْ تُجِرْنِيْ مِنَ الظُّلْمِ؟ قَالَ: بَلَى قَالَ: فَيَقُوْلُ: فَإِنِّيْ لَا أُجِيْزُ عَلَى نَفْسِيْ إِلَّا شَاهِدًا مِنِّيْ قَالَ: فَيَقُوْلُ: كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ شَهِيْدًا وَ بِالْكِرَامِ الْكَاتِبِيْنَ شُهُوْدًا، قَالَ: فَيُخْتَمُ عَلَى فِيْهِ فَيُقَالُ لِأَرْكَانِهِ انْطِقِيْ قَالَ: فَتَنْطِقُ بِأَعْمَالِهِ قَالَ: ثُمَّ يُخْلَى بَيْنَ الْكَلَامِ قَالَ فَيَقُوْلُ: بُعْدًا لكُنَّ وَ سُحْقًا فَعَنْكُنَّ كُنْتُ أُنَاضِلُ.
(حديث صحيح) [رواه مسلم]

  1. Dari Anas ibn Mālik r.a., ia menuturkan: Kami sedang di hadapan Rasūlullāh s.a.w. Beliau tertawa, lalu berkata: “Tahukah kalian, mengapa aku tertawa?” Kami menjawab: “Allah dan Rasūl-Nya lebih tahu.” Kata beliau: “Karena seorang hamba berbicara kepada Tuhannya: “Oh Tuhan, bukankah Engkau akan memberiku ganjaran karena dizhalimi?” Allah berfirman: “Tentu”. Hamba itu berkata: “Sungguh, aku tidak akan mengganjar atas diriku sendiri, kecuali dengan saksi dariku.” Maka Allah berfirman: “Cukuplah dirimu hari ini yang bersaksi atasmu, dan dengan para pencatat mulia sebagai saksi.”

Lalu mulutnya dikunci, dan dikatakan kepada anggota tubuhnya agar berbicara. Maka anggota tubuhnya itu berbicara tentang amal-amalnya. Kemudian dilepaskan antara dia dan pembicaraannya: “Menjauhlah kalian….. Aku akan mendebat tentang kalian.” (HR. Muslim; Shaḥīḥ).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *