Hadits Qudsi ke 31-35 – Misykat Al-Anwar | Ibni Arabi

Misykāt-ul-Anwār
(Relung-relung Cahaya Hadits Qudsi)

(Diterjemahkan dari: )
Kompilasi Hadits Qudsi dari Kitab:
110 Hadits Qudsi, Misykāt-ul-Anwār, dan Futūḥāt-ul-Makkiyyah

Penerjemah: Hadiri Abdurrazak, Ismawati B.Soekoto
Penerbit: Pustaka IIMAN

BAGIAN PERTAMA

110 Hadits Qudsi

(Hadits Qudsi Ke31-35)

 

(31). عَنْ مَسْرُوْقٍ قَالَ: سَأَلْنَا عَبْدُ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ عَنْ هذِهِ الْآيَةِ: (وَ لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتًا، بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رِبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ) قَالَ: أَمَّا إِنَّا قَدْ سَأَلْنَا عَنْ ذلِكَ فَقَالَ: (أَرْوَاحُهُمْ فِيْ جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ لَهَا قَنَادِيْلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَسْرُحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ ثُمَّ تَأْوِيْ تِلكَ الْقَنَادِيْلُ فَالطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ إِطَّلَاعَةً فَقَالَ: هَلْ تَشْتَهُوْنَ شَيْئًا؟ قَالُوْا: أَيُّ شَيْءٍ نَشْتَهِيْ؟ وَ نَحْنُ نَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْنَا فَفُعِلَ ذلِكَ بِهِمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يُتْرَكُوْا منْ أَنْ يُسْئَلُوْا قَالُوْا يَا رَبِّ نُرِيْدُ أَنْ تُرَدُّ أَرْحُنَا فِيْ أَجْسَادِنَا حَتَّى نُقْتَلَ فِيْ سَبِيْلِكَ مَرَّةً أُخْرَى، فَلَمَّا رَأَى أَنْ لَيْسَ لَهُمْ حَاجَةٌ تُرِكُوْا).
(حديث صحيح) [رواه مسلم]

  1. Dari Masrūq, ia menuturkan: ‘Abdullāh ibnu Mas‘ūd bertanya kepada kami tentang ayat: Janganlah kalian mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki (Āli ‘Imrān [3]: 169). Kami telah menanyakan tentang hal itu (kepada Rasūlullāh s.a.w.). Beliau menjelaskan: “Ruh-ruh mereka ada di dalam seekor burung hijau, padanya terdapat pelita-pelita tergantung di ‘Arasy, menjuntai dari surga sesuka mereka, kemudian berlindung pada pelita-pelita itu. Lalu Tuhan mendatangi mereka, dan bertanya: “Apakah kalian menginginkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Apalagi yang kami inginkan? Sedangkan kami menjuntai dari surga sesuka kami.

Hal itu dilakukan terhadap mereka tiga kali. Setelah mereka melihat tidak akan dibiarkan untuk selalu ditanya, mereka berkata: “Wahai Tuhan, kami ingin agar ruh kami dikembalikan ke jasad kami, sehingga kami gugur di jalan-Mu kembali.” Setelah tampak tidak butuh apa-apa, mereka pun ditinggalkan.” (HR Muslim; Shaḥīḥ).

(32). عَنْ أَنَسٍ (ر) قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص): يُؤْتَى بِالرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: يَا ابْنَ آدَمَ كَيْفَ وَجَدْتَ مِنْزِلَكَ؟ فَيَقُوْلُ: أَيْ رَبِّ خَيْرَ مَنْزِلٍ فَيَقُوْلُ: سَلْ وَ تَمَّ فَيَقُوْلُ: أَسْئَلُكَ أَنْ تُرَدَّنِيْ إِلَى الدُّنْيَا فَأُقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِكَ عَشَرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ).
(حديث صحيح) [رواه النسائي]

  1. Dari Anas r.a., ia menuturkan: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Seorang laki-laki dari penduduk surga dihadirkan. Lalu Allah ‘azza wa jalla bertanya: “Wahai anak Adam, bagaimana kamu mendapati tempat tinggalmu?” Orang itu menjawab: “Oh Tuhan, ini tempat tinggal terbaik.” Allah berfirman: “Mintalah dan berharaplah!” Ia berkata: “Aku mohon kepada-Mu agar mengembalikanku ke dunia, sehingga aku gugur di jalan-Mu sepuluh kali, mengingat (besarnya) keutamaan mati syahid.” (HR. An-Nasā’ī; Shaḥīḥ).

(33). عَنِ ابْنِ عُمَرَ (ر) عَنِ النَّبِيِّ (ص) فِيْمَا يَحْكِيْ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى قَالَ: (أَيُّمَا عَبْدٍ مِنْ عِبَادِيْ خَرَجَ مُجَاهِدًا فِيْ سَبِيْلِي ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِيْ ضَمِنْتُ لَهُ أَنْ أُرْجِعَهُ بِمَا أَصَابَ مِنْ أَجْرٍ وَ غَنِيْمَةٍ وَ إِنْ قَبَضْتُهُ أَنْ أَغْفِرْ لَهُ وَ أَرْحَمَهُ وَ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ).
(حديث صحيح لغيره) [رواه مسند أحمد]

  1. Dari Ibnu ‘Umar r.a., Nabi s.a.w. menceritakan dari Allah s.w.t.: “Siapa pun dari hamba-Ku keluar untuk berjihad di jalan-Ku, demi meraih ridhā-Ku, Aku berikan jaminan ganti untuknya dengan ganjaran dan harta rampasan yang ia dapatkan. Dan jika ia mati, Aku akan mengampuninya, merahmatinya, dan memasukkannya ke surga.” (HR. Aḥmad; Shaḥīḥ li ghairihi).

(34). عَنِ ابْن عَبَّاسٍ (ر) قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص): (لَمَّا أُصِيْبَ إِخْوَانَكُمْ بِأُحُدٍ جَعَلَ اللهُ أَوَاحَهُمْ فِيْ جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ تَرِدُ أَنْهَارَ الْجَنَّةِ تَأْكُلُ مِنْ ثِمَارِهَا وَ تَأْوِيْ إِلَى قَنَادِيْلِ مِنْ ذَهَبٍ مُعَلَّقَةٍ فِيْ ظِلِّ الْعَرْشِ فَلَمَّا وَجَدُوْا طِيْبَ مَأْكِلِهِمْ وَ مَشْرِبِهِمْ وَ مَقِيْلِهِمْ قَالُوْا: مَنْ يُبَلِّغُ إِخْوَانَنَا عَنَّا أَنَا أَحْيَاءٌ فِي الْجَنَّةِ نُرْزَقُ لِئَلَّا يَزْهَدُوْا فِي الْجِهَادِ وَ لَا يَنْكِلُوْا عِنْدَ الْحَرْبِ؟ فَقَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ: أَنَا أُبَلِّغُهُمْ عَنْكُمْ. قَالَ فَأَنْزَلَ اللهُ: (وَ لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قَتَلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ…..)
(حديث حسن) [سنن أبي داؤود]

  1. Dari Ibn ‘Abbās r.a., ia menuturkan: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Setelah saudara-saudara kalian gugur dalam perang Uhud, Allah jadikan ruh-ruh mereka di dalam seekor burung hijau. Mereka mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahan surga, dan berlindung pada pelita-pelita dari emas, tergangung di bahwa naungan ‘Arasy. Lalu setelah mendapati makanan, minuman, dan tempat peristirahatan yang begitu baik, mereka berkata: “Siapakah yang akan menyampaikan kepada saudara-saudara kami bahwa kami hidup di surga dengan mendapat rezeki, supaya mereka tidak menjauhi jihad dan tidak menghindari perang?” Maka Allah s.w.t. berfirman: “Akulah yang akan menyampaikan berita tentang kalian.”

Lalu Allah menurunkan ayat (Āli ‘Imrān [3]: 169): Janganlah jangan mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki”.” (HR. Abū Dāūd; Ḥasan).

 

(35). عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ الْمُجَاشِعِيْ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ (ص) قَالَ ذَاتَ يَوْمٍ فِيْ خُطْبَتِهِ: (أَلَا إِنَّ رَبِّيْ أَمَرَنِيْ أَنْ أُعَلِّمَكُمْ مَا جَهِلْتُمْ مِمَّا عَلَّمَنِيْ يَوْمِيْ هذَا: كُلُّ مَالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدًا حَلَالٌ، وَ إِنِّيْ خَلَقْتُ عِبَادِيْ حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَ إِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِيْنُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ وَ حَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا احْلَلْتُ لَهُمْ لَهُمْ وَ أَمَرْتُهُمْ أَنْ يُشْرِكُوْا بِيْ مَا لَمْ أُنزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا، وَ إِنَّ اللهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَ عَجَمَهُمْ إِلَّا بَقَايًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، وَ قَالَ: إِنَّمَا بَعَثْتُكَ لَأَبْتَلِيَكَ وَ ابْتَلِيَ بِكَ وَ أَنْزَلْتُ عَلَيْكَ كِتَابًا لَا يَغْسِلُهُ الْمَاءُ تَقْرَؤُهُ نَائِمًا وَ يَقْظَانِ، وَ إِنَّ اللهَ أَمَرَنِيْ اسْتَخْرِجْهُمْ كَمَا اسْتَخْرِجُوْكَ وَ اغْزُهُمْ نُغْزِكَ وَ أَنْفِقْ فَسَنُنْفِقُ عَلَيْكَ وَ ابْعَثْ جَيْشًا نَبْعَثْ خَمْسَةً مِثْلَهُ، وَ قَاتِلْ بِمَنْ عَطَائَكَ مَنْ عَصَاكَ، قَالَ: وَ أَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَاثَةٌ: ذُوْ سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفِّقٌ وَ رَجُلٌ رِحِيْمٌ رَقِيْقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِيْ قُرْبَى وَ مُسْلِمٌ وَ عَفِيْفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُوْ عَيَالٍ. قَالَ: وَ اُهْلُ النَّارِ خَمْسَةٌ: الضَّعِيْفُ الَّذِيْ لَا زَبَرَ لَهُ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْكُمْ تَبَعًا لَا يَتْبَعُوْنَ أَهْلًا وَ لَا مَالًا، وَ الْخَائِنُ الَّذِيْ لَا يَخْفَى لَهُ طَمَعٌ وَ إِنْ دَقَّ إِلَّا خَانَهُ، وَ رَجُلٌ لَا يُصْبِحُ وَ لَا يُمْسِيْ إِلَّا وَ هُوَ يُخَادِعُكَ مِنْ أَهْلِكَ وَ مَالِكَ.
وَ ذَكَرَ الْبُخْلَ أَوِ الْكَذِبَ (وَ الشَّنْظِيْرُ الْفَحَّاشُ)
(حديث صحيح) [رواه مسلم]

  1. Dari ‘Iyādh ibn Ḥimār al-Mujāsyi‘ī bahwa suatu hari Rasūlullāh s.a.w. bersabda dalam khutbahnya: “Ketahuilah bahwa Tuhanku memerintahkan aku untuk mengajarkan kepada kalian sesuatu yang kalian tidak ketahui, (yaitu) tentang apa yang Allah ajarkan kepadaku hari ini: “Setiap harta yang Aku berikan kepada seorang hamba adalah halal. Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-Ku dalam keadaan lurus (ḥanīf), semuanya. Namun syaithan mendatangi mereka, dan memalingkan mereka dari agama mereka; mengharamkan sesuatu yang Aku halalkan atas mereka, menyuruh mereka agar menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan kekuasaan kepadanya.”

Sungguh, Allah melihat kepada penduduk bumi, sehingga Dia murka kepada mereka – baik bangsa ‘Arab maupun bangsa ‘Ajam (non-‘Arab) – kecuali mereka yang tersisa dari Ahli Kitab. Dia berfirman: “Sesungguhnya Aku mengutusmu untuk mengujimu dan supaya engkau diuji. Dan Aku turunkan kepadamu sebuah kitab yang tidak akan tersapu air manakala engkau membacanya dalam keadaan tidur dan sadar.”

Sesungguhnya Allah menyuruhku agar membakar (kaum kafir) Quraisy. Maka aku bersabda: “Oh Tuhan, kalau begitu mereka akan memecahkan kepalaku, lalu menjadikannya seperti adonan roti.”

Allah berfirman: “Usirlah mereka seperti mereka telah mengusirmu. Perangilah mereka, Kami menyertaimu. Belanjakanlah (hartamu), maka Kami akan berikan penghidupan untukmu. Kirimlah suatu pasukan, Kami akan kirim lima kali lipat (menyertainya). Bersama orang-orang yang taat kepadamu, perangilah mereka yang menentangmu.

Allah berfirman: “Penduduk surga ada tiga (kategori): penguasa adil yang berbuat baik dan proposional; orang yang sayang dan berhati lembut kepada setiap kerabat dan kepada setiap muslim; orang yang menjaga dan terjaga kesucian dirinya serta familiar. Penghuni neraka ada tiga (kategori): (a) orang lemah yang tidak peduli mengikuti arus kejahatan dalam hal keluarga dan harta pada kalian; (b) pengkhianat yang tanpa tedeng aling-aling, dan terhadap hal kecil pun ia berkhianat; (c) orang yang sepanjang pagi dan petang selalu mengelabuimu akan hal keluarga dan hartamu.” Allah juga menyebut perihal kekikiran atau kebohongan serta orang yang suka berkata-kata keji dan kotor.” (HR. Muslim; Shaḥīḥ).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *